Obituari: Selamat Jalan Ahli Kimia Organik, Prof. Sjamsul Arifin Achmad
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id - Keluarga Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) berkabung atas wafatnya Purnabakti Guru Besar Emeritus Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB, Prof. Dr.(H.C.).H. Sjamsul Arifin Achmad, Ph.D. Almarhum wafat Rabu (3/7/2024) sekitar pukul 12.20 WIB di Rumah Sakit Borromeus, Bandung.
Sebagai bentuk penghormatan terakhir dan penghargaan atas jasa, dharma bakti, serta pengabdian kepada ITB, negara dan bangsa semasa hidupnya, almarhum disemayamkan dan dilepas di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Bandung pada Kamis (4/7/2024).
Prof. Sjamsul Arifin lahir di Padang pada tanggal 11 April 1934. Beliau menyelesaikan sekolah dasar di Bukittinggi pada tahun 1946, dilanjutkan Sekolah Menengah Pertama di Bandung pada tahun 1951, dan menamatkan Sekolah Menengah Atas pada tahun 1954.
Pada tahun 1955 beliau melanjutkan studinya di bidang Kimia di University of New South Wales, Sydney, Australia, dengan beasiswa Colombo Plan. Beliau menyelesaikan pendidikan sarjananya, Bachelor of Science dengan First Class Honours (B.Sc., Hon I) pada tahun 1960.
Lalu beliau memperoleh gelar Doctor of Philosophy (Ph.D.) pada tahun 1964 di universitas yang sama di bidang Kimia Organik dan Bahan Alam, di bawah bimbingan Prof. G. W. K. Cavill, seorang pakar Kimia Organik yang mempunyai hubungan dekat dengan dua orang peraih Nobel, Prof. Sir Robert Robinson dari Oxford, Inggris, dan Prof. Robert Woodward dari Harvard, Amerika Serikat.
Kemudian pada tahun 1964, Prof. Sjamsul Arifin Achmad diangkat menjadi dosen di Jurusan Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB). Tiga belas tahun kemudian, pada tahun 1977, ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Kimia Organik Hasil Alam.
Dalam menjalankan tugas tersebut, beliau konsisten mengembangkan pendidikan dan penelitian di bidang Kimia Organik Produk Alam dan menulis lebih dari 450 artikel ilmiah di jurnal nasional dan internasional hingga tahun 2010.
Beliau juga telah membimbing lebih dari 200 Program Sarjana, Program Pascasarjana (S2), dan Program Doktor (S3), melakukan Penelitian bersama mahasiswa, dan menulis buku di bidang yang sama. Tiga buku yang telah diterbitkan adalah “Kimia dan Kegunaannya: Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1, 2, dan 3”.
Tak hanya itu, beliau pun aktif mengembangkan kerja sama ilmiah di tingkat nasional dan regional melalui Jaringan Ilmiah Nasional dan Regional yang membuka banyak peluang interaksi antar ilmuwan.
Prof. Sjamsul juga pernah pernah ditugaskan sebagai dosen di Universiti Kebangsaan Malaysia (1975-1977) dan sebagai Kepala Pusat Pengendalian Mutu Barang Departemen Perdagangan (1979-1984) untuk mengembangkan sistem akreditasi nasional laboratorium penguji.
Dalam dunia internasional, beliau pun aktif mengikuti berbagai kegiatan seperti ikut andil dalam komite Ad-Hoc nasional dan internasional terkait pengembangan kimia produk alam. Beliau dipercaya sebagai konsultan UNESCO untuk Pilot Project for Chemistry Teaching in Asia (1967-1973), kemudian sebagai anggota kelompok kerja UNESCO untuk pembentukan Federation of Asian Chemical Societies (FACS) (1978) dan anggota dari Kelompok Koordinasi Kimia Asia (ACGC) UNESCO (1988-1992).
Atas jasanya mengembangkan penelitian dan mensosialisasikan ilmu kimia hasil alam di tingkat nasional dan daerah, berbagai penghargaan telah diperolehnya, antara lain: “Pelaksanaan Kegiatan Penelitian – Kriteria Publikasi Jurnal” dari ITB pada tahun 2004), “Penghargaan Sarwono Prawirohardjo” dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2004, dan mendapatkan gelar “Honorary Doctor of Science (D.Sc)” dari Universiti Kebangsaan Malaysia pada tahun 2004 .
Beliau pension sebagai pengajar pada awal Mei 2004. Setahun kemudian pada tahun 2005, beliau kembali mendapatkan penghargaan, yakni Habibie Award.
Prof. Sjamsul Arifin Achmad menikah dengan Ibu Kartini Sjamsul pada tahun 1958 dan dikaruniai tiga orang anak yaitu Ir. Strasfiatri Auliana, Adrian Erlangga, S.H., MBA, dan Dr. Tania Nilamsari.
Prosesi pelepasan jenazah alm. Prof. Sjamsul Arifin Achmad, berlangsung secara khidmat. Rektor ITB, Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., dalam pidato pelepasannya menyampaikan belasungkawa yang teramat dalam atas wafatnya almarhum.
Semasa hidup, beliau telah menapaki perjalanan panjang di dalam karirnya. Beliau juga merupakan sosok terhormat yang banyak berjasa tidak hanya bagi ITB, namun bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
"Selamat jalan Prof. Sjamsul, terima kasih atas segala dedikasi dan pengabdiannya. Doa kami semua menyertai Bapak, semoga berada dengan tenang di sisi Allah SWT," ujarnya.