Observing Volcanoes from Space: Paradigma Penting Pemantauan Gunung Api Indonesia
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Kuliah GL5002 Kapita Selekta I Teknik Geologi pada Kamis (30/9/2021) menghadirkan seorang dosen tamu Alessandro Novellino dari British Geological Survey. Pertemuan kali ini bertemakan geologi, geokimia, dan geofisika dari gunung berapi dengan pemaparan bertajuk “Observing Volcanoes from Space”.
Kuliah dibuka dengan sambutan Dekan FITB ITB Dr. Irwan Meilano, S.T., M.Sc. yang menyatakan bahwa materi yang dibawakan pada hari ini sangat penting bagi Indonesia “Bahkan dengan monitoring yang ketat, prediksi aktivitas gunung api masih sulit diprediksi,” tuturnya pada Alessandro.
Alessandro memulai pemaparannya dengan memberi penjelasan singkat mengenai British Geological Survey (BGS). Sejak 1835, BGS mengumpulkan data geologi dari seluruh dunia untuk keperluan sains dan riset yang dapat dimanfaatkan sektor akademik, pemerintah, dan swasta. Aktivitas utama dari BGS adalah survei dan modeling geologi 3D, mineral dan limbah, hingga bencana alam.
Earth observation memanfaatkan remote sensor elektromagnetik tanpa menyentuh objek (Bumi). Metode ini memanfaatkan radiasi matahari yang dipantulkan pada satelit untuk melakukan observasi pada bumi disebut remote sensor pasif, sementara metode lainnya adalah penangkapan sinyal pantulan yang ditransmisikan oleh satelit sebelumnya. EO adalah alat yang efektif secara waktu dan biaya, long-lasting, serta noninvasif.
Indonesia memiliki gunung api aktif yang sangat banyak sehingga citra satelit akan sangat penting. Kebanyakan gunung api di indonesia tidak dimonitor secara instrumental untuk memonitor faktor seperti kegempaan dan emisi gas. Satelit dapat memberi observasi krusial saat observasi berbasis darat tidak dapat dilakukan karena keterpencilan.
Kepulauan Krakatau terdiri atas beberapa pulau di antaranya Pulau Sertung, Pulau Panjang, Pulau Rakata, dan Pulau Gunung Api Anak Krakatau. “Sekitar 6 juta orang tinggal dalam radius 100 km dari gunung api ini, sehingga monitoring sangat penting,” ujar Alessandro menegaskan dalam bahasa Inggris.
Satelit Multispektral digunakan untuk mengobservasi garis pantai, perubahan vegetasi, tsunami-trim line, serta pemetaan material erupsi. Radar digunakan untuk mengobservasi collapted area. Menggunakan plumes elevation, bisa diestimasi parameter awan debu vulkanik dan laju erupsi, yang bisa digunakan menetapkan zona bahaya.
Perubahan garis pantai dapat dipengaruhi oleh material vulkanik. Material vulkanik mengalir ke arah pantai dan membuat endapan yang mempengaruhi garis pantai. Satelit dimanfaatkan untuk melihat perubahan bentuk pulau dan mendeteksi material vulkanik. Perubahan vegetasi pada bibir pantai juga dapat disebabkan oleh tsunami yang disebabkan gempa vulkanik.
Reporter: Ananta Muji (Sistem dan Teknologi Informasi, 2019)