Open House ITB Kampus Jakarta: Membuka Gerbang dan Menjawab Tantangan Masa Depan dengan Program Multidisiplin

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita


JAKARTA, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) Kampus Jakarta mengadakan acara Open House pada Rabu-Kamis (29-30/5/2024) di ITB Kampus Jakarta, Gedung Graha Irama lantai 12, Kuningan Jakarta Selatan.

Agenda ini dilaksanakan untuk lebih mendekatkan diri dengan para calon mahasiswa, peserta pelatihan, dan mitra ITB di Jakarta dan sekitarnya.

Salah satu rangkaian agenda pada Open House ITB Kampus Jakarta ini adalah pengantar Multidisiplin yang disampaikan oleh Dekan Sekolah Pascasarjana ITB, Prof. Dr. Suprijadi, M. Eng.

Sejak tahun 2023, ITB menawarkan 9 Program Magister dan 1 Program Doktor Multidisiplin. Prof. Suprijadi mengatakan peminat program-program tersebut meningkat, terutama bagi para calon mahasiswa yang memiliki ketertarikan pada beragam keilmuan yang belum dapat diperoleh pada program sarjananya.

Beliau menjelaskan bahwa perubahan dari tantangan yang akan dihadapi di Indonesia maupun dunia berubah sangat cepat dan dinamis, disertai dengan perkembangan teknologi yang luar biasa.

Bidang teknologi yang berkembang tidak dapat berjalan secara monodisiplin, artinya penyelesaian sebuah masalah dan menggapai hal-hal bidang keilmuan baru sangat membutuhkan pengetahuan yang banyak.

“Tantangan perkembangan teknologi itu sangat cepat dan mau tidak mau harus lintas disiplin. Dalam skala nasional, bagaimana kita lihat bahwa ada perubahan-perubahan orientasi yang berubah setiap sekurangnya 5 tahun sekali, perubahan pemikiran pasti akan mengakibatkan perubahan kebijakan dan organisasi,” jelasnya.


Untuk menjawab permasalahan dan tantangan dunia yang semakin dinamis, diperlukan sumber daya manusia yang tidak hanya mampu menguasai bidang ilmunya, tetapi juga harus memiliki pengetahuan yang cukup lebar. Peluang perlunya antisipasi ITB dalam pengembangan program-program dengan sifat multidisiplin, kolaborasi, dan interdisiplin tentu sangat lebar dan penting.

“Idenya, kita mengembangkan program studi induk dan partner dari pengayaan program studi yang ada, sehingga sifat multidisiplin sangat fleksibel tergantung kebutuhan dari tantangan ke depan seperti apa,” ujarnya.

Adapun 9 Program Magister Multidisiplin tersebut di antaranya adalah:
1. Nanoteknologi
2. Design Leadership
3. Sains dan Teknologi Kebencanaan
4. Material Baterai
5. Pendidikan Sains 4.0
6. Teknologi Kesehatan
7. Smart-system (X)
8. Digital Technopreunership
9. Pariwisata Hayati

Prof. Suprijadi mengatakan Program Magister Multidisiplin Nanoteknologi diharapkan dapat menjawab tantangan frontier dalam bidang keilmuan. Kemudian diiringi dengan Program Design Leadership yang memberikan peluang bagi calon mahasiswa untuk mempelajari permasalahan kompleks di tengah masyarakat dengan berlandaskan pada cara berpikir desain.

Kemudian Program Sains dan Teknologi Kebencanaan terbentuk karena Indonesia merupakan salah satu daerah bencana yang keilmuannya harus didalami lebih lanjut untuk menghadapi tantangan tersebut. Selain itu terdapat Program Pengembangan Material Baterai yang harus dieksplorasi lebih dalam karena Indonesia memiliki sumber daya mineral yang tinggi dan peluang untuk mendapatkan benefit dari energi tersebut sangat besar.

"Kita harus memahami bahwa Indonesia adalah salah satu negara besar yang memiliki nilai indeks yang tidak begitu baik dalam skala internasional. Melalui Pendidikan Sains 4.0, Indonesia dapat menangani masalah tersebut dengan peningkatan pengetahuan dan keilmuan baru kepada seluruh pengajar di Indonesia," lanjutnya.

Di sisi lain, Program Smart-system (X), dirancang berdasarkan pengalaman akan pandemi COVID-19 yang melanda dunia. Indonesia perlu melakukan tindakan di luar standar yang ada, sehingga diperlukan supporting system dalam sistem kesehatan di Indonesia. Maka dari itu, ITB menawarkan program multidisiplin teknologi kesehatan dan smart-system di bidang kesehatan.

“Kita juga melakukan kerjasama dengan fakultas kedokteran yang kita tahu ini perlu betul, bahwa kedokteran membutuhkan pengetahuan teknologi sainsnya. Kita sama-sama mengembangkan teknologi kesehatan di Indonesia,” jelas Prof. Suprijadi.

Terdapat pula Program Multidisiplin Digital Technopreunership dan Pariwisata Hayati dengan menjual kondisi basis alam. Institut Teknologi Bandung (ITB) menyiapkan program ini bersama-sama dengan baik dan matang agar pariwisata di Indonesia terus dapat berjalan.

Beliau berharap dengan adanya berbagai Program Multidisiplin ini dapat semakin mempersiapkan sumber daya yang unggul untuk menghadapi tantangan masa depan.

Reporter : Mely Anggrini (Meteorologi, 2022)


scan for download