Open House ITB Kampus Jakarta: Menjawab Tantangan Masa Depan dengan Pengembangan Smart System dan Teknologi Kesehatan
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
JAKARTA, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) Kampus Jakarta menyelenggarakan acara Open House pada hari Rabu-Kamis (29-30/5/2024), bertempat di Gedung Graha Irama lantai 12, Kuningan, Jakarta Selatan. Dalam kesempatan ini, ITB sekaligus memperkenalkan beberapa Program Multidisiplin.
Salah satu program magister multidisiplin yang diperkenalkan pada acara tersebut adalah Program Magister Multidisiplin Smart-X dan Program Magister Multidisiplin Teknologi Kesehatan. Pengenalan kedua program multidisplin ini dibalut dalam sebuah rangkaian acara berupa talkshow bertemakan “Smart Medicine (Smart-X dan Teknologi Kesehatan)”.
Terdapat tiga narasumber pada sesi talkshow yang berlangsung sekitar satu jam tersebut, di antaranya adalah Guru Besar dari KK Teknologi Informasi STEI ITB Prof. Dr. Suhono Harso Supangkat, M.Eng., Guru Besar dari KK Instrumentasi, Kontrol, dan Otomasi FTI ITB Prof. Dr. Suprijanto, S.T., M.T., dan Lektor di KK Teknik Biomedika STEI ITB Allya Paramita Koesoema, S.T., M.T., Ph.D.
Adapun yang bertindak sebagai moderator pada sesi talkshow tersebut adalah Yos Sunitiyoso, S.T., M.Eng, Ph.D., yang sekaligus menjabat sebagai Lektor Kepala dari KK Pengambilan Keputusan dan Negosiasi Strategis SBM ITB.
Pada kesempatan tersebut, Prof. Suhono menjelaskan bagaimana teknologi telah merambah masuk ke dalam setiap sisi kehidupan manusia saat ini. Setiap sistem telah beralih menjadi smart system, seperti smart city, smart building, smart maritime, smart energy, dan lainnya. Oleh karena itu, akselerasi terkait adaptasi transformasi teknologi yang sedang terjadi harus dengan serius dilakukan.
Lebih lanjut, Prof. Suhono menjelaskan bahwa setiap sistem selalu mengandung bagian yang menjalankan proses “sensing-understanding-acting”. Ketiga tahapan tersebut bisa dilakukan sepenuhnya oleh manusia, manusia dibantu teknologi, atau dilakukan sepenuhnya oleh teknologi (smart). Guna mencapai transformasi ke arah smart system ini, dibutuhkan konsep design thinking, digital culture, serta leadership yang kuat.
Selanjutnya, pembahasan dilanjutkan oleh paparan yang disampaikan oleh Prof. Suprijanto dan Allya Paramita Koesoema. Mereka menjelaskan terkait Program Magister Multidisiplin Teknologi Kesehatan. Tidak hanya berkolaborasi di lingkungan internal ITB, Program Magister Multidisiplin Teknologi Kesehatan juga melakukan kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (UNPAD). Kerja sama ini mempertemukan kualitas riset dan keteknikan di ITB dengan keunggulan aplikasi teknologi kesehatan di Fakultas Kedokteran UNPAD.
Prof. Suprijanto menerangkan bagaimana latar belakang dan motivasi tumbuhnya multidisiplin teknologi kesehatan. Beliau menjelaskan bahwa penguasaan teknologi kesehatan yang tepat guna di Indonesia merupakan langkah awal untuk meningkatkan kemandirian dalam teknologi kesehatan. Penguasaan teknologi kesehatan ini juga dilakukan untuk menjawab isu dan tantangan kesehatan di masyarakat. Beliau menceritakan bagaimana masa pandemi merupakan salah satu momen pemecut bahwa akselerasi pengembangan teknologi kesehatan ini harus dilakukan.
Pemaparan dilanjutkan oleh Allya Paramita Koesoema, S.T., M.T., Ph.D. Beliau bercerita mengenai awal mula pembentukan Program Magister Multidisiplin Teknologi Kesehatan ini terjadi. Awalnya terdapat tiga prodi host dari ITB yang menjadi pemrakarsa program multidisiplin ini, yaitu Program Magister Instrumentasi & Kontrol dari FTI ITB, Program Magister Teknik Elektro dari STEI ITB, dan Program Magister Teknik Mesin dari FTMD ITB. Namun, selanjtunya disadari bahwa mitra dengan ilmu kedokteran dalam memperkuat multidisiplin teknologi kesehatan ini juga perlu untuk dilakukan.
"Kerja sama ITB dengan UNPAD dalam hal teknologi kesehatan sudah sangat lama berlangsung, tetapi hanya bersifat kontemporer belum kesinambungan. Tentunya pembentukan kerjasama dalam hal program pendidikan ini membuat peluang untuk melakukan riset hingga melakukan hilirisasi di bidang teknologi kesehatan akan terbuka lebar," ujarnya.
“Saat ini sudah ada lima orang mahasiswa yang menjadi angkatan pertama di program magister ini. Mereka mengambil 70% mata kuliah dari prodi host ITB dan 30% mata kuliah dari prodi S2 Ilmu Kedokteran di FK UNPAD. Penyusunan tesis juga dilakukan dengan resource sharing dan pembimbingan bersama ITB UNPAD," lanjutnya.
Reporter: Muhamad Ramdhani Husaini Fikri (Teknik Kimia, 2020)