Orasi Ilmiah Guru Besar Prof. Mohamad Nur Heriawan: Geostatistik Terapan dan Peluang Pengembangannya dalam Evaluasi dan Pemodelan Sumber Daya Bumi

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali mengadakan Orasi Ilmiah Guru Besar, di Aula Barat ITB, Sabtu (18/11/2023). Prof. Ir. Mohamad Nur Heriawan, S.T., M.T., Ph.D. dari Fakultas Teknik Pertambangan dan perminyakan ITB menjadi salah satu dari tiga Guru Besar yang menyampaikan orasi.

Prof. Mohamad Nur Heriawan adalah seorang akademisi dan profesional terkemuka di bidang geostatistika dengan lebih dari 14 tahun pengalaman dalam mempublikasikan penelitian di jurnal nasional dan internasional yang bergengsi. Hingga saat ini, beliau telah memberikan bimbingan akademik kepada lebih dari 65 mahasiswa untuk program Sarjana, 54 mahasiswa untuk program Magister, dan 1 mahasiswa Doktor, serta telah aktif terlibat dalam berbagai organisasi akademik dan profesional.

Beberapa proyek penelitian beliau yang terkenal termasuk studi tentang Analisis Geostatistik Spasial-Temporal dalam Penelitian Pertambangan di Universitas Tokyo, studi tentang Desentralisasi Pendidikan Tinggi di Indonesia di Universitas Indonesia, dan proyek penelitian bersama dengan Advanced Position and Movement Measurement System dan Pan Pacific Mining Institute di Universitas Tokyo.

   

Dalam orasinya, Beliau menyampaikan “Geostatistik Terapan dan Peluang Pengembangannya dalam Evaluasi dan Pemodelan Sumber Daya Bumi”. “Geostatistik dapat didefinisikan sebagai aplikasi metode probabilistik untuk variabel teregional yang menunjukkan fungsi ruang tertentu,” ucapnya.

Prosedur geostatistik yang dikenal dengan kriging dikembangkan oleh Matheron (1963) dengan mengadopsi nama koleganya, Krige. Metode ini merupakan estimator linier yang bekerja melakukan estimasi terhadap titik atau blok berdasarkan ketersediaan sampel di sekitar titik atau blok tersebut, yang biasanya dibatasi dengan radius pencarian.

Kriging dengan smoothing effect-nya lebih tepat digunakan untuk menghasilkan estimasi yang bersifat global (global estimation) daripada estimasi yang bersifat lokal (local estimation). Saat metode kriging digunakan untuk estimasi sumber daya minerba, maka hasil estimasi tersebut lebih tepat digunakan sebagai input untuk estimasi cadangan (tertambang) pada perencanaan tambang jangka panjang (long-term mine plan).

Model cadangan untuk perencanaan tambang jangka pendek lebih tepat dibangun menggunakan simulasi kondisional yang dapat memodelkan variasi data pada skala lokal (local variability).

Penerapan geostatistik dalam evaluasi sumber daya minerba pada geostatistik multivarian menggunakan metode cokriging (COK); metode co-simulation. Metode cokriging bekerja menggunakan ko-variabel elevasi bedrock-elevasi saprolit bawah; metode Sequential Gaussian Simulation (SGS) hanya bekerja menggunakan data elevasi bedrock. COK menghasilkan model yang cenderung smooth, SGS menghasilkan model dengan variabilitas lokal yang lebih realistis berdasarkan kondisi sebenarnya.

Analisis spasi lubang bor atau drill hole spacing analysis (DHSA) pertama kali diperkenalkan oleh Armstrong (1983) untuk endapan batubara di Bowen Basin, Australia. DHSA untuk batubara umumnya dilakukan dengan pendekatan Global Estimation Variance (GEV). GEV bekerja berdasarkan nilai varians estimasi jika satu nilai dari sampel atau titik bor diekstensikan pada grid dengan ukuran tertentu sesuai dengan skenario spasi bor yang diinginkan.

Penerapan geostatistik dalam prospeksi dan evaluasi potensi panas bumi dapat menggunakan metode Collocated Cokriging (CCOK) untuk memodelkan sebaran konsentrasi gas Rn di lapangan panas bumi Wayang Windu, Jawa Barat (variabel primer) secara temporal sebanyak lima periode (Oktober 2016-Juni 2017). Variabel sekunder berupa densitas struktur kelurusan yang diekstrak dari Digital Terrain Model (DTM) resolusi tinggi dan hasil pemodelan diolah lagi dengan pendekatan fuzzy logic untuk menghasilkan peta indeks permeabilitas dekat permukaan.

Beberapa peluang pengembangan pemodelan geostatistik di antaranya model anisotropi ellipsoid 2D dari parameter seam batubara (kandungan abu, nilai kalori, ketebalan, total sulfur) yang dilakukan secara manual dan menggunakan metode 2D direct least square, model blok 3D varians kriging (satuan %2 Zn) hasil estimasi OK kadar Zn menggunakan parameter search radius berupa model isotrop 3D (bola), dan model anisotropi ellipsoid 3D, dan model anisotropi ellipsoid 3D kadar Zn hasil fitting dengan metode 3D direct least square.

Pada akhir orasinya, beliau menekankan bahwa beberapa tahun tahun lalu geostatistik diinisiasi dari sebuah tambang emas, yang kemudian dikembangkan dan sampai sekarang metode ini digunakan oleh industri tambang tanpa adanya komplain. “Metode ini juga peluangnya masih besar untuk dikembangkan seiring dengan kompleksitas geologi dari endapan,” tuturnya.

Reporter: Satria Octavianus Nababan (Teknik Informatika, 2021)

Editor: M. Naufal Hafizh