Orasi Ilmiah Prof. Dessy Natalia: Jelajah Protein untuk Kesejahteraan Manusia
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Protein merupakan biopolimer yang tersusun dari monomer asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Protein adalah molekul yang dinamis di mana fungsinya dipengaruhi oleh urutan asam amino yang terkandung di dalamnya, dan pada interaksi dengan molekul lain. Protein memiliki beberapa fungsi, seperti sebagai biokatalis (enzim), pembentuk struktur, transpor molekul, kontraksi otot, respons kekebalan, hormon, dan pembekuan darah. Sebanyak kurang lebih 3.000 protein telah dipelajari dari sekitar 10.000 macam protein yang ada di alam.
Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Dessy Natalia saat menyampaikan Orasi Ilmiah Guru Besar Institut Teknologi Bandung di Aula Barat ITB, Jalan Ganesa No.10, Bandung, Sabtu (8/2/2020). Topik yang disampaikan Prof. Dessy adalah “Jelajah Protein untuk Kesejahteraan Manusia”. Prof. Dessy adalah guru besar dari Kelompok Keahlian Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB.
Prof. Dessy memang memfokuskan diri untuk riset enzim dan protein rekombinan, baik untuk pengembangan keilmuan maupun untuk aplikasi dalam bidang pangan dan kesehatan yang selaras dengan bidang prioritas berdasarkan Rencana Induk Riset Nasional dan bidang prioritas riset ITB. Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, Prof. Dessy menekuni riset enzim, khususnya alfa-amilase. Enzim tersebut dapat mempercepat reaksi hidrolisis pati lebih efisien dibandingkan dengan katalis asam. “Dari hal ini, saya tertarik untuk mencari berbagai alfa-amilase baru dari berbagai mikroorganisme yang berasal dari laut,” ujar Prof. Dessy.
Pati merupakan cadangan energi utama pada tanaman dan merupakan salah satu sumber nutrisi utama bagi makhluk hidup. Alfa-amilase adalah enzim yang berfungsi untuk mendegradasi pati. Dari hasil penelitiannya, Prof. Dessy mengatakan bahwa telah menemukan beberapa mikroba laut penghasil alfa-amilase pendegradasi pati mentah. Contoh mikroba tersebut adalah, Bacillus amyloliquefaciens, Bacillus aquimaris, dan Bacillus megaterium. Beberapa contoh kerja alfa-amilase pendegradasi pati mentah adalah proses pembuatan tepung tapioka termodifikasi, tepung singkong termodifikasi, dan tepung pati singkong termodifikasi.
Selain riset ilmu dasar, Prof. Dessy juga aktif melakukan riset aplikatif atau yang dikenal juga dengan riset bioteknologi molekul. Salah satu produk penelitian yang dikembangkan olehnya adalah kandidat vaksin Cb peritrophin-42 rekombinan untuk hama lalat screwworm fly (Chrysomnya bezziana) yang menyebabkan penyakit myasis pada ternak. Seiring dengan bertambah luasnya jejaring kerjasama, Prof. Dessy bersama dengan rekan peneliti lain merintis penelitian pengembangan protein rekombinan untuk kesehatan, khususnya insulin untuk terapi diabetes melitus dan protein virus dengue untuk deteksi cepat demam yang disebabkan oleh virus dengue.
Disampaikan Prof. Dessy, menurut data dari International Diabetes Federation, pada 2019 penderita diabetas di Indonesia mencapai 10,7 juta orang atau menempati posisi ke-7 terbanyak di dunia. Meningkatnya prevalensi diabetes di Indonesia menunjukkan bahwa upaya pengobatan dan pencegahan penyakit diabetes secara dini perlu dilakukan. Berdasarkan masalah ini, Prof. Dessy mulai merintis pengembangan produksi insulin rekombinan bersama dengan rekan dosen lain serta melibatkan mahasiswa program sarjana. “Mengingat keberadaan insulin analog sangat dinantikan, kami memfokuskan riset pada pengembangan prekursor insulin aspart pada ragi Pichia pastoris. Gen pengkode prekursor insulin aspart lalu diintegrasikan ke dalam kromosom ragi, dan molekul precursor insulin aspart dihasilkan dalam jumlah yang besar setelah sel ragi diinduksikan dengan methanol,” ucap Prof. Dessy.
Kemudian, penelitian selanjutnya berkaitan dengan pengembangan alat uji cepat deteksi penyakit dengue. Untuk dapat menurunkan tingkat kesakitan dan kematian akibat dengue, pengembangan alat deteksi cepat dan akurat dengan harga terjangkau perlu dilakukan. Deteksi dengue juga perlu dilakukan sebelum seseorang divaksinasi. Sejak 2007, bersama dengan rekan serta mahasiswa, Prof. Dessy telah membuat beberapa protein NS1 virus dengue rekombinan dan fragmen protein envelope dengue rekombinan . Dua macam alat uji cepat deteksi IgM/IgG dengue telah berhasil dikembangkan.
“Melalui riset bioteknologi molekul, prekursor insulin aspart harus segera dikonversi menjadi insulin aspart aktif, sehingga dapat dimanfaatkan oleh industri dan masyarakat agar dapat menekan prevalensi penyakit diabetes di Indonesia. Demikian juga, produk protein virus dengue beserta alat uji cepat penyakit dengue harus dipercepat realisasinya untuk menekan korban demam berdarah dengue,” tambah Prof. Dessy.
Dalam menutup orasi ilmiahnya, Prof. Dessy berharap semakin banyak mahasiswa ITB yang menghasilkan karya-karya yang memberikan kemaslahatan bangsa dan negara. Ia juga menekankan bahwa keanekaragaman mikroba Indonesia merupakan harta karun yang harus terus dieksplorasi untuk kesejahteraan bangsa.
Reporter: Deo Fernando (Kewirausahan 2021)