Orasi Ilmiah Prof. Sri Legowo Wignyodarsono: Pengelolaan Sumber Daya Air Berkelanjutan untuk Kehidupan dan Penghidupan
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Pada Sabtu (18/6/2022), Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (FGB ITB) menyelenggarakan Orasi Ilmiah Guru Besar yang diisi oleh dua orang guru besar dari dua fakultas berbeda. Prof. Dr.-Ing. Ir. Sri Legowo Wignyodarsono dari Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) berkesempatan mengisi orasi berjudul "Pengelolaan Sumber Daya Air Berkelanjutan untuk Kehidupan dan Penghidupan".
Pada orasinya, guru besar yang tergabung dalam Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air ini menjelaskan peran penting air dalam hidup, kehidupan, dan penghidupan umat manusia. Mulai dari siklus hidrologi yang ada di alam, potensi SDA, pengelolaan Sumber Daya Air secara maksimal, hingga upaya riset dan aplikasinya dalam masyarakat yang telah dilakukan oleh KK Teknik Sumber Daya Air.
Indonesia merupakan negara terkaya ke-5 dalam ketersediaan air tawar, yaitu mencapai 2,83 triliun meter kubik per tahun. Untuk memanfaatkan potensi tersebut, diperlukan pembangunan infrastruktur dan proses pengelolaan yang baik. Sayangnya, kuantitas air yang dimanfaatkan baru sekitar satu per tiganya, yaitu 222,6 miliyarmeter kubik dari 691 miliyar meter kubik per tahun.
Pengelolaan SDA yang baik melingkupi upaya perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, serta evaluasi baik dalam proses konservasi, pendayagunaannya hingga pengendalian daya rusak air untuk kehidupan dan penghidupan manusia yang berkelanjutan. Oleh karena itu, pengelolaan Sumber Daya Air yang dilakukan harus berjalan sinkron dengan rencana tata ruang daerah pada daerah-daerah tertentu yang memiliki karakteristiknya masing-masing.
Prof. Sri Legowo menjelaskan, proses pengelolaan Sumber Daya Air dimulai dari pembuatan pola SDA dengan kaidah tertentu, lalu penghitungan kuantitas dan kualitas ketersediaan SDA dengan mengukur hubungan antara hujan dan aliran air. Selain ketersediaan (supply), perlu juga untuk mengukur kebutuhan (demand) dalam sektor domestik, yaitu air minum dan keperluan rumah tangga, municipal atau pelayanan, yaitu sekolah, rumah sakit, dan irigasi serta industri. Kebutuhan yang paling tinggi datang dari sektor pertanian, yaitu kebutuhan irigasi, sehingga water demand meningkat secara eksponensial pada musim kemarau. Dengan pengetahuan mengenai ketersediaan dan kebutuhan air pada daerah tertentu, kemudian dibuat neraca air yang dapat menentukan strategi terbaik pengelolaan air di daerah tersebut.
Prof. Sri Legowo juga menambahkan, dalam pelaksanaannya, kompleksitas Sumber Daya Air dan wilayah sungai adalah dua hal penting yang juga harus diperhatikan, terutama keterkaitan antara kebijakan dan kelembagaan dengan penyediaan SDA berkelanjutan.
Oleh karena itu, konservasi atau pengendalian pemanfaatan berkelanjutan sangat penting untuk menjamin ketersediaan air di masa yang akan datang. Pengendalian ini dapat dilakukan dengan melakukan 3R, yaitu reduce, reuse, recycle. Juga dilakukan strategi perencanaan pengelolaan SDA secara menyeluruh (Integrated Water Reouces Management /IWRM) dan One River, One Plan dan One Management, serta Interbasin Development.
KK Teknik Sumber Daya Air juga telah melakukan berbagai upaya rekayasa dan penelitian dalam usaha mengendalikan pemanfaatan air di sekitar daerah kampus.
"Sekecil apapun kita melakukan tindakan upaya konservasi air, walaupun setetes itu adalah tindakan mulia yang bermakna ibadah dan bermakna pahala," ujar Prof. Sri Legowo sebagai penutup orasinya tersebut.
Ditambahkan oleh Prof. Sri Legowo, bahwa untuk mengendalikan ketersediaan air yang berkelanjutan dari hulu sampai muara sungai dengan formula di setiap titik pengambilan dibatasi 60% dari debit yang ada (Qn = 60% x Qn-1 + qo, n-1) di mana hasilnya pasti lebih besar dari nol / tidak pernah habis.
"Sekecil apapun kita melakukan tindakan upaya konservasi air, walaupun setetes itu adalah tindakan mulia yang berupa ibadah," ujar Prof. Sri Legowo sebagai penutup orasinya tersebut.
Ditambahkan oleh Prof. Sri Legowo bahwa air sebenarnya punya arti, “Aku ini untuk rakyat jangan dizolimi, biarkan aku ada di dalam rumahku yaitu sungai yang berarti sumber ngalir untuk hidup kehidupan dan penghidupan umat manusia dan makhluk hidup lain ciptaan Allah SWT dan Tuhan yang Maha Esa.”
Beliau juga mengatakan, dalam pemanfaatan sumber daya alam, pakailah moto prihatin seperti berikut. “Jika ada SDA sedikit dicukupkan, ada SDA banyak dipakai sedikit.” Moto ini menjamin ketersediaan air selalu ada di sungai (sumber SDA mengalir).
Reporter: Luisa Carmel (Teknik Kimia, 2021)