Pagelaran LSS 2009

Oleh niken

Editor niken

BANDUNG, itb.ac.id - Setiap tahunnya, unit mahasiswa Lingkung Seni Sunda (LSS) mengadakan pagelaran tahunan. Tahun 2009 ini, pagelaran pada hari Sabtu (05/07/09) dibungkus dalam satu kisah longser, diiringi tari jaipong, rampak kendang, tari dermayu, dan kacapi suling. acara pagelaran ini juga merupakan acara lanjutan dari acara Pasanggiri Rampak Sekar LSS yang dilaksanakan 1 minggu sebelumnya.
Mengambil judul "Babalik Pikir", longser dimulai dengan perkenalan para pemain rampak kendang satu persatu. Secara garis besar, longser ini menceritakan tentang kisah seorang pemuda yang berasal dari kota, yang mengalami krisis identitas, pertentangan dalam nuraninya tentang budaya, bagaimana dia harus menyikapi hal tersebut. Sampai suatu saat ketika dia mengalami peristiwa yang menyadarkan dirinya ketika seorang juragan di kampungnya mengingatkannya secara keras, hal ini meruntuhkan egonya, dia merasa bersalah, lalu ketika itu seseorang sesepuh kampung itu menasihatinya "Budaya itu bukan warisan dari leluhur, tapi titipan untuk anak cucu".

Hal ini menyadarkannya, merubah pola pikirnya siapa lagi yang harus terus menjaga budaya, kalau tidak para generasi mudanya sendiri. Bukan longser namanya kalau tidak ada adegan lucu, konflik, intrik dan kisah romansa yang dilakukan oleh para pemainnya. Sekitar 50 anggota LSS berperan di panggung, mengisi longser dengan rampak kendang dan tari-tarian dengan menggunakan kostum yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari.

Pada pagelaran kali ini terdapat beberapa kesenian yang pernah dipentaskan pada pagelaran sebelumnya. Namun, yang membuatnya berbeda adalah pengemasannya, yang dibungkus dalam satu cerita longser yang membuat para penonton tertawa riuh walau pada awal acara lapangan CC disiram hujan. Sesuai pesan sesepuh kampung pada longser, tema Pagelaran LSS 2009 ini adalah "Urang sunda, Urang Nu Miara!" yang berarti budaya Sunda adalah budaya yang hanya kita yang dapat melestarikannya. Diharapkan dengan adanya pagelaran ini para mahasiswa teringat kembali akan pentingnya merawat budaya tanah air kita sendiri.