Pameran dan Workshop Kerajinan Bambu

Oleh kristiono

Editor kristiono

BANDUNG, itb.ac.id - Program Studi Desain Produk, FSRD ITB berkolaborasi dengan Musashino Art University, Jepang menyelenggarakan Pameran dan Workshop Kerajinan Bambu bertema "Bamboo Gift" di Galersi Soemardja ITB. Pameran yang dibuka oleh Dosen FSRD ITB Dudy Wiyancoko ini sepenuhnya menampilkan kerajinan berbahan dasar bambu baik dari Mahasiswa Musashino Art maupun Desain Produk ITB. Pameran ini terbuka untuk umum hingga Jumat (06/03/09).
Karya yang ditampilkan selama pameran cukup beragam. Pengunjung dapat menikmati beberapa karya dari tim desainer Jepang yang merupakan hasil aplikasi teknologi EDS Bamboo (Ecology Diversity Synergy). Beberapa karya unik diantaranya kubah dari struktur polyhedric oleh Desainer Takaaki Bando. Struktur polyhedric berasal dari teori synergetic yang digagas oleh Arsitek asal Amerika, Buckminster Fuller (1895-1983).

Selain karya Instalasi, pameran ini juga menampilkan kerajinan kursi dari bahan bambu lapis rancangan Sinichi Ito, dan beberapa karya lainnya dari Shingo Miyajima, Isamu Miyashita, dan Mahasiswa Musashino Art University dan Desain Produk. Karya yang lain mewujud dalam barang-barang untuk kepentingan sehari-hari seperti hiasan rumah, lampu hias, sendok, dan perkakas rumah tangga lainnya.

Selain pameran, acara ini dibarengi dengan workshop bertemakan sama yang diikuti oleh kurang lebih dua puluh Mahasiswa Indonesia dan Jepang. Workshop dilaksanakan selama empat hari, 3 hingga 6 Maret 2009.

Di Jepang, bambu dikenal luas sejak ratusan tahun lalu. Material ini dimanfaatkan untuk bahan kerajinan, bahan bangunan, hingga diolah sebagai bahan makanan. Singkatnya, dikalangan masyarakat tempo dulu, keberadaan bambu cukup esensial. Namun, maraknya industri plastik telah menggeser penggunaan bambu. Akibatnya bambu menjadi jarang dipakai, banyak hutan bamboo terlantar. Fenomena tanaman bambu yang tumbuh tak terkendali menyebabkan dominansi tanaman ini di hutan-hutan Jepang dan mengancam keberadaan spesies tanaman lain. Selain itu, hutan bamboo yang tidak cukup kuat menahan tanah mudah menyebabkan longsor. Fenomena ini dikenal sebagai "Bamboo Disaster".

Melalui workshop ini, EDS Bamboo Design berupaya merevitalisasi penggunaan material bambu, khususnya di negara sedang berkembang. Acara ini terbangun atas kesadaran bersama bahwa material bambu merupakan potensi penting bagi perkembangan seni, desain, dan arsitektur di Asia. "Pameran dan Workshop ini lebih dilandasi pada kegiatan untuk memelihara semangat persahabatan manusia, antar ilmu, antar institusi, dan antar bangsa", ujar Dudy Wiyancoko.