Pameran Final Kriya ITB Tampilkan Ragam Karya Tugas Akhir

Oleh Diviezetha Astrella Thamrin

Editor Diviezetha Astrella Thamrin

BANDUNG, itb.ac.id - Program Studi Kriya ITB menggelar sebuah pameran untuk menampilkan karya dari Tugas Akhir sekelompok mahasiswa Program Studi Kriya ITB pada Jumat (15/06/12). Pameran yang diadakan di Galeri Campus Center Timur ITB ini menampilkan sejumlah proyek final berupa produk-produk mode seperti pakaian, perhiasan serta sepatu, dan juga barang-barang serta aneka furniture dari berbagai material.

Pameran yang bertajuk "The Project Finale" ini diselenggarakan untuk memamerkan sekaligus mengapresiasi karya-karya mahasiswa Kriya ITB. Pada pameran ini, disertakan pula abstraksi sekaligus kartu nama dari para mahasiswa. Disediakannya kartu nama para mahasiswa ini dimaksudkan untuk membuka jalan partnership bagi para pengunjung yang tertarik dengan hasil karya mahasiswa dan bermaksud untuk membeli atau bahkan memesannya.

Berbagai macam produk menarik dipamerkan pada pameran ini dengan konsep, material dasar, dan teknik yang tidak biasa. Adinda Hady misalnya, salah satu peserta pameran, mengangkat tema eco-fashion dengan memanfaatkan sisa pertenunan serat sutera dengan teknik makrame. Perpaduan sisa pertenunan serat sutera yang diolah dengan teknik makrame ini mampu menghasilkan pakaian-pakaian, sepatu, serta tas tangan indah dan elegan.

Pemanfaatan kulit yang saat ini kontroversial pun dapat dibuat berkonsep eco-fashion oleh Budi Ramadhan, peserta pameran lainnya. Budi menggunakan serat-serat alam yang dieksplorasi menjadi bulu sintetis untuk diaplikasikan pada pakaian-pakaian bermode. Dipamerkan pula pakaian-pakaian yang terbuat dari serat kayu saeh, yang memanfaatkan kulit pohon paper mulberry yang dipadukan dengan kain organdi dan taffeta untuk memberikan kesan modern.

Kreativitas mahasiswa Kriya ITB juga tereksplorasi hingga pembuatan berbagai furniture dan benda-benda lainnya. Petrianika Rumeksa, salah satu peserta pameran, mampu memanfaatkan serat kapuk olahan menjadi aneka tas, tempat pensil, sampul binder, serta hiasan dinding. Selain serat kapuk, ada pula yang memanfaatkan tanaman gadung untuk pembuatan beragam tas.

Material keramik bone china juga dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa Kriya ITB. Keramik-keramik ini dibentuk menjadi produk lighting dengan aplikasi motif berbeda-beda, seperti motif aplikasi flora atau tekstur bordir pada permukaan. Produk lighting ini memanfaatkan sifat translucent (tembus bayang) dan dipadukan dengan eksplorasi material, teknik produksi, hingga eksperimentasi bias cahaya. Sebelum mencapai produk final, keramik-keramik ini harus melalui proses pembakaran hingga 1.230 derajat Celcius terlebih dahulu.

"Produk-produknya sangat menarik dan kreatif, apalagi baju-bajunya. Ide dan desainnya juga sangat orisinil," komentar Anisa Wijayanti, salah satu pengunjung.