Pameran Foto Lomba Rally Foto Pasar Seni ITB 2006

Oleh Muhammad Arif

Editor Muhammad Arif

Panitia Pasar Seni ITB 2006 menggelar pameran hasil Lomba Rally Foto Pasar Seni. Pameran ini telah digelar sejak hari Senin sampai Rabu, 25-27 September 2006. Lomba Rally Foto diadakan pada hari Pasar Seni dengan menggunakan ‘disposable camera’ atau kamera sekali pakai. Lomba ini diadakan untuk mengabadikan momen-momen Pasar Seni, yang hanya berlangsung setiap lima tahun sekali. Lomba ini dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan fotografi, terutama peserta.

Pada pelaksanaan lomba, peserta mendapatkan paket Rally Foto Kit, berupa disposable camera dan voucher cetak. Kamera sekali pakai atau ‘disposable camera’ yang digunakan membuat peserta harus mengambil gambar tanpa kemampuan khusus, seperti pengaturan cahaya atau zoom. Bentuk kamera yang sangat minimalis fitur dan mirip dengan kamera saku biasa membuat para peserta harus kreatif dalam menentukan obyek foto.

Pameran ini menampilkan hasil jepretan peserta yang masuk dalam 50 besar. Karya-karya yang masuk dalam 50 besar dipilih oleh kurator acara. Kelima puluh karya terbaik kemudian diseleksi kembali oleh kurator dan dosen FSRD ITB untuk menentukan karya foto terbaik yaitu pemenang I,II dan III dari Lomba Rally Foto Pasar Seni ITB. Hasil seleksi memilih foto dengan judul “Ibu Peri??” karya Edwin sebagai juara I, “Dzikir Berlian” karya Agil sebagai juara II dan “Menjelang Senja” karya Oki sebagai juara III.

Panitia memberikan sertifikat khusus bagi peserta yang karyanya masuk dalam 50 besar foto terbaik. Sedangkan hadiah untuk para juara berupa bingkisan dan hadiah uang sebesar Rp.1.500.000,- untuk juara I, Rp.1.000.000,- untuk juara II, dan Rp.500.000,- untuk juara III. Salah satu pemenang yang berhasil ditemui reporter ialah Oki dari program studi Teknik Elektro ITB. “Sebenarnya karya (saya—red) yang terpilih bukan karya jagoan saya, tapi bangga juga bisa menang,” aku Oki sambil tersenyum bangga. Menurut Oki, penggunaan ‘disposable camera’ membuatnya harus pandai memilih momen yang tepat selama keramaian Pasar Seni ITB 2006.