Pameran Karya Dosen IMA-G
Oleh Krisna Murti
Editor Krisna Murti
Senin hingga Selasa, 17-18 April 2006, Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma (IMA-G) menyelenggarakan Pameran Karya Dosen. Pameran tersebut berisi karya-karya dosen Arsitektur ITB yang telah menghasilkan berbagai desain bangunan di Indonesia. Karya-karya ini dipanjang di Galeri Arsitektur ITB. Pameran ini termasuk dalam serangkaian acara Dies Natalis ke-54 IMA-G, selain workshop bambu dan temu alumni. Peringatan ulang tahun IMA-G tahun ini mengambil tema Save The Environment with Architecture. Tema inilah yang mewarnai pameran desain bangunan para dosen.
Dosen yang menampilkan desainnya antara lain, Baskoro Tedjo, Arief Wijananto, Jimmy Purba, Indah Widiastuti, Basauli Umar Lubis, Firmansyah, Permana, M. Ridwan Kamil, A.D. Tardiyono, M. Prasetyo, Andry Widyowijatnoko, Hidayat Amir dan Achmad Deni Tardiyana. Satu-satunya arsitek yang bukan dosen hanyalah Budi Pradono, arsitek spesialis bambu. Beberapa desain menampilkan konsep penyatuan alam dalam desain bangunan. Konsep arsitektur ini biasa disebut dengan Green Architecture.
Konsep arsitektur yang ramah lingkungan mencoba untuk ditonjolkan dalam pameran ini. Salah satu contohnya ialah mabuter (rumah bambu plaster), rumah yang menggunakan bambu sebagai dinding utama. Bambu ini diplaster sehingga dindingnya tidak terlihat terbuat dari bambu. Contoh lainnya ialah landscape architecture (desain lapangan golf atau kecamatan Namlea di Maluku) dan urban designed (bangunan kota yang tidak merusak alam). Konsep ramah lingkungan saat ini tengah digencarkan oleh sebagian besar universitas Indonesia. Arahannya, bangunan yang ramah lingkungan dapat menjadi sustainable architecture.
Menurut Gabrielle Veronica, sang ketua pelaksana, pameran ini diharapkan dapat menumbuhkan image bahwa arsitek juga peduli terhadap lingkungan. “Saat ini dosen-dosen kami juga lebih mengarahkan kami untuk tidak acuh terhadap lingkungan, gak asal bikin bangunan,” jelasnya. Selain itu, bahan bangunan yang akan dipakai juga tidak merusak lingkungan. “Jangan bikin bangunan yang boros-lah, harus dipikirkan berapa kayu yang ditebang untuk sebuah bangunan...,”imbuh mahasiswi semester 6 (angkatan 2003) ini seraya tersenyum.
Gadis yang biasa dipanggil Gaby ini juga mengatakan bahwa awalnya panitia bermaksud memamerkan karya mahasiswa. “Tapi belum ada karya-karya mahasiswa yang pas dengan tema kali ini,”lanjutnya. Ketika ditanya mengenai persiapan dan jalannya acaranya, ia tersenyum malu. “Persiapannya cuma dua bulan, hehe.. Makanya hasilnya tidak sebesar tahun lalu. Tapi setidaknya semua berjalan dengan baik,” jawabnya diikuti tawa riang.
(Ima N.P.)