Pameran Seraya Karya, Bentuk Aktualisasi Diri Mahasiswa FSRD ITB Kampus Cirebon
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id — Mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Kampus Cirebon mengadakan acara pameran seni di Gedung Multifungsi B Kampus Arjawinangun, Sabtu (19/5/2022). Acara tersebut diikuti oleh 37 peserta yang terdiri atas 23 peserta angkatan 2019 dan 14 peserta lainnya merupakan mahasiswa angkatan 2020. Pameran berlangsung selama tujuh jam dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB dan terbuka untuk umum.
Tema yang diangkat dalam pameran tersebut adalah ‘Seraya Karya’. Menurut Rochmat Wahyu selaku ketua pameran, frase tersebut berasal dari kata ‘seraya’ yang berarti ‘sambil’ dipadukan dengan ‘karya’ yang mencerminkan hasil karya itu sendiri. Dari pengertian tersebut, ‘Seraya Karya’ dimaknai sebagai representasi dan aktualisasi diri sambil berkarya untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dalam pandangan yang lebih besar, ‘Seraya Karya’ diartikan sebagai karya sejagat raya, yang menggambarkan harapan besar untuk terus berubah dalam dinamisasi.
Pameran tersebut diadakan dalam konteks akademik sebagai bagian dari rangkaian penilaian Ujian Akhir Semester. Oleh karena itu, karya seni yang dipamerkan seluruhnya merupakan hasil kerajinan mahasiswa selama satu semester. Hampir seluruh karya dikerjakan secara individu, kecuali untuk kelompok kerajinan rotan angkatan 2020 yang bekerja secara berkelompok. Beberapa karya seni yang ditampilkan antara lain kerajinan rotan, elemen interior, keramik, tas, embroidery, dan desain fashion. Semua hasil karya tersebut dibuat oleh mahasiswa itu sendiri, meskipun beberapa ada yang memakai bantuan jasa profesional untuk melakukan langkah pengerjaan yang rumit.
“Semuanya dikerjakan mahasiswa sendiri. Kaya embroidery itu kita pakai Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dan table loom. Tapi untuk yang susah, kita minta bantuan tenaga profesional, ide dan desain tetap dari mahasiswa,” ungkap Wahyu.
Seraya Karya merupakan pameran seni pertama dari mahasiswa FSRD yang digelar di Kampus Cirebon. Gagasan untuk menjadikan penilaian ujian sekaligus sebagai pameran muncul karena adanya keinginan dari mahasiswa untuk memperkenalkan karya dan menikmati hasil karya mereka bersama.
“Dari yang awalnya cuma penilaian, kita pengen lebih dari itu. Kita pengen show off dan memperkenalkan hasil karya dari teman-teman FSRD.”
Dalam persiapan Seraya Karya, panitia membutuhkan waktu selama satu bulan. Sumber pendanaan yang digunakan berasal dari kampus, himpunan, donatur, dan beberapa sponsor. Sebagai sebuah langkah rintisan, Wahyu menjelaskan bahwa pameran seni semacam ini kemungkinan akan diadakan lagi di masa mendatang dengan skema yang sama seperti sekarang. Lebih lanjut, Wahyu yang mewakili seluruh panitia sangat berharap acara mereka mendapat perhatian yang lebih besar dari pihak kampus maupun mahasiswa secara umum.
“Harapan untuk acara ke depannya bisa mempersiapkan lebih banyak peralatan dan sarana prasarana, terus acaranya bisa masuk anggaran kampus supaya pesertanya bisa lebih banyak dengan karya-karya yang lebih mengesankan,” pungkasnya.
Reporter: Hanifa Juliana (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2020)