Pameran Tugas Akhir SBM: Kenalkan Produk Dalam Negeri
Oleh Bangkit Dana Setiawan
Editor Bangkit Dana Setiawan
Mata kuliah emotional branding and servicescape management merupakan salah satu mata kuliah pilihan di SBM ITB yang berisi mengajarkan tentang bagaimana memberikan efek emosi kepada suatu brand tertentu. Mata kuliah ini bertujuan untuk melakukan rebranding pada produk-produk yang sudah tidak terkenal lagi di pasaran. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi mahasiswa untuk mencoba "menghidupkan" kembali suatu brand yang tidak terkenal agar kembali menjadi brand yang dapat menarik minat konsumen. "Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menarik minat masyarakat pada suatu brand, diantaranya adalah memperbarui kemasan,mengganti target pasar, marketing communication, dan kampanye produk," jelas Indira Adzhani (Manajemen 2011) selaku salah satu peserta dari pameran ini.
Pada pameran kali ini, terdapat 6 kelompok mahasiswa yang masing-masingnya memamerkan hasil tugas akhir mereka. Produk-produk tersebut merupakan produk asli buatan dalam negeri yang dahulu memang merajai pasar. Namun seiring dengan perkembangan era globalisasi, produk-produk dalam negeri tersebut dikalahkan oleh produk luar negeri yang lebih kuat dalam hal branding dan menarik minat konsumen. Oleh karena itu produk-produk dalam negeri tersebut harus dilakukan re-branding untuk kembali menarik minat konsumen.
Untuk melakukan re-branding pada suatu produk, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengenal produknya, potensi produk dan siapa kompetitornya serta kondisi pasar sekarang. "Karena produk yang kami tangani adalah merek kosmetik, maka kami akan menekankan emosi produk kepada konsumen, bahwa produk ini paling cocok untuk kulit tropis," jelas Indira. Rebranding produk ini memiliki tujuan untuk mengingatkan kepada anak muda bahwa mereka hidup di daerah tropis, dan mengharuskan mereka untuk memakai kosmetik yang cocok untuk daerah tropis. "Untuk rebranding kosmetik tersebut, aspek emosi yang kami gunakan adalah jangan malu untuk menunjukkan kecantikan dengan menggunakan kosmetik yang tepat," jelas Indira.
Bagaimanapun kuatnya pengaruh globalisasi, untuk tetap mencintai produk dalam negeri merupakan salah satu kecintaan kita pada Indonesia. Ketika produk dalam negeri dikalahkan oleh produk luar negeri, kegiatan rebranding sangat diperlukan untuk membuat produk dalam negeri kembali merajai pasar. "Dengan adanya kuliah ini, selain kami dapat mengenalkan kembali produk dalam negeri kepada masyarakat, kami juga dapat mengembangkan bakat-bakat kami dalam mengembangkan suatu produk yang akan diperhatikan oleh representatif perusahaan," tutup Indira