Paradigma: Sejuta Karya Sejuta Rasa

Oleh Ramasha Shella Gustia

Editor Ramasha Shella Gustia

BANDUNG, itb.ac.id - Program studi Desain Interior ITB kali ini kembali menunjukkan karyanya. Hasil tugas perkuliahan mahasiswa angkatan 2009 ini disulap menjadi sebuah pameran karya yang menarik massa kampus ITB karena menarik perhatian. Pameran ini menampilkan banyak desain interior ruangan yang menimbulkan rasa berbeda-beda setiap pengunjung masuk ke dalamnya.

Pameran yang diadakan di Gedung Serba Guna (GSG) ITB ini merupakan pameran karya mahasiswa program studi Desain Interior ITB. Dalam karya ini, mereka harus mampu memberikan sensasi berbeda di setiap desain interior ruangan yang mereka ciptakan. Kreativitas mahasiswa untuk bahan desain juga menjadi tantangan tersendiri.

Pada pameran Paradigma tersebut terdapat lima buah ruangan yang didesain dengan emosi berbeda. Pengunjung dapat mulai masuk ke dalam pameran dengan mengikuti garus petunjuk yang telah disediakan panitia. Ruangan pertama ialah ruangan berkelok seperti maze sederhana dengan wallpaper garis hitam-putih menyerupai zebra. Pengunjung yang masuk ke dalam ruangan ini kebanyakan mengalami emosi bingung, ada juga takut, tetapi ada juga yang biasa saja.

Ruangan kedua tampak lebih ramah dan menyenangkan. Dengan latar putih dan dihias dengan gapura-gapura berbagai warna dan kubah yang menyerupai sangkar sebelum pintu keluar ruangan. Banyak pengunjung yang masuk merasakan perasaan yang ceria dan senang di dalam ruangan ini. Bahan pembuatan desain ruangan ini cukup sederhana yakni dengan menggunakan tempat sabun colek bekas.

Ruangan ketiga bernuansa kayu dan batu alam. Suara percik air yang terdengar begitu masuk ke dalam ruangan ini spontan membuat para pengunjung merasa tenang dan santai. "Suasananya seperti di rumah-rumah di Jepang," kata salah seorang pengunjung. Keunikan desain ruangan ini salah satunya terletak pada desain pancuran air yang sederhana namun menarik di salah satu sudut ruangan serta ayunan di sisi lainnya.

Ruangan keempat  amat berbeda dari ketiga ruangan sebelumnya, karena benar-benar gelap. Ruangan ini sengaja ditutup rapat oleh latar hitam dan gelap agar pengunjung merasakan takut. Pengunjung juga diminta untuk masuk ke dalam satu persatu agar emosi ruangan ini lebih terasa. Beberapa sayatan bambu sengaja diletakkan secara tidak beraturan di lantai dan juga ada hiasan digantung agar menambah kesan seram ruangan ini.

Ruangan terakhir yang ada di pameran Paradigma ini memiliki tiga desain berbeda dengan emosi yang kurang lebih sama. Desain pertama ialah desain ruangan dengan kaca di setiap dinding dan lantai bercorak obat nyamuk, ditambah dengan lampu kelap-kelip layaknya lampu disko. Ruangan ini seakan memaksa pengunjung untuk merasa bingung dan terjebak di antara dinding-dinding kaca tersebut. Desain kedua merupakan anyaman sayatan bambu yang dibuat menjadi sebuah lorong. Desain ketiga merupakan dinding-dinding yang timbul seperti balok-balok agar memunculkan kesan sempit dan membingungkan pengunjung.