Pecahkan Masalah Pendidikan di Perguruan Tinggi, 3 Mahasiswa ITB Juara 1 Data Analytics Dash COMPFEST Competition 2024

Oleh Raja Parmonang Manurung - Mahasiswa Teknik Pertambangan, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id - Tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam tim YTZA meraih juara 1 kompetisi Data Analytics Dash (DAD) dalam acara COMPFEST dengan tema “Expanding Today's Talent to Surf the New Horizon of Future IT Competition” yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia (Fasilkom UI) .

Pada tahun ini, COMPFEST mengadakan beberapa mata acara, yaitu pelatihan serta kompetisi IT. Kompetisi IT meliputi Competitive Programming Contest (CPC), Capture The Flag (CTF), Indie Game Ignite (IGI), Business-IT Case Competition (BizzIT), AI Innovation Challenge (AIC), dan Data Analytics Dash (DAD).

Melalui kompetisi DAD, peserta diuji untuk mengolah, memvisualisasikan, dan menarik insight dari suatu data. Tim YTZA meraih juara pertama setelah mengalahkan peserta dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia pada Minggu, 6 Oktober 2024 di Fasilkom UI.

Setelah melewati babak penyisihan dengan memecahkan masalah query dengan program SQL, tim YTZA yang beranggotakan Tamara Mayranda Lubis, Yovanka Sandrina Maharaja, dan Shazya Audrea Taufik mengusulkan inovasi di bidang pendidikan perguruan tinggi guna menjawab tantangan di jenjang pendidikan ini. Mereka mencoba menyelesaikan permasalahan korelasi antara besarnya uang kuliah tunggal terhadap jumlah mahasiswa perguruan tinggi.

“Awalnya, kami diberikan topik di bidang pendidikan. Kami pun tertarik untuk mencari hubungan antara biaya kuliah dengan jumlah mahasiswa,” ujar Tara.

Zya menambahkan, mereka pun mencari data-data yang relevan dari berbagai sumber, seperti data dari Kemendikbud, Kemenkeu, hingga BPS, lalu mengolah data tersebut dengan menggunakan regresi.

Berdasarkan bobot penilaian, sebanyak 70% penilaian dari dashboard dan 30% dari nilai presentasi. “Menurut juri, dashboard yang kami desain sudah cukup insightful. Di sana, telah terpapar dengan cukup jelas bahwa alasan harus kuliah memang sangat krusial demi mendukung tingkat pendapatan atau gaji yang lebih memadai sehingga meningkatkan perekonomian Indonesia,” ujar Yovanka.

Adapun tim YTZA menyimpulkan bahwa saat biaya pendidikan di tingkat perguruan tinggi turun Rp1 juta, angka partisipasi berkuliah naik sebesar 4%.

Selain dashboard yang baik, tim YTZA menampilkan presentasi yang memukau di hadapan juri karena persiapan yang matang. “Menuju presentasi, kami membuat skrip dan question list yang kiranya ditanyakan oleh juri sehingga kami tidak gugup saat presentasi,” kata Tara.

Perjuangan tim YTZA tidaklah mudah. “Ini lomba pertama kami, kami pun mengikuti bootcamp dari COMPFEST terlebih dahulu,” tutur Yovanka.

Sementara itu, Tara mengatakan, “Kami juga bersyukur karena di kuliah sudah belajar SQL sehingga saat babak penyisihan kami tidak perlu belajar dari awal. Namun, kala final, kami belajar tools baru, yaitu Tableau.”

Mereka berpesan bahwa jangan takut buat mencoba karena dari lomba banyak hal yang dapat dipelajari. Mereka pun berterima kasih kepada Reswara Trista dari Sistem Teknologi Informasi ITB angkatan 2021 yang telah membantu mereka. “Big thanks to kak Tata,” kata Yovanka.

Reporter: Raja Parmonang Manurung (Teknik Pertambangan, 2021)

Dokumentasi: Tim Pelukis Handal

#kompetisi #prestasi mahasiswa #perguruan tinggi #prestasi nasional