Pembelajaran dalam Pendidikan Enjinering
Oleh
Editor
BANDUNG, itb.ac.id – Dalam rangka mengembangkan kemampuan para dosen dalam mendidik para mahasiswanya, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB menggelar sebuah lokakarya. Lokakarya yang bertajuk “Pembelajaran dalam Pendidikan Enjinering” ini berlangsung pada hari Jumat (1/2) bertempat di Ruang Multimedia STEI.
Dalam lokakarya ini, para dosen diajak untuk bersama-sama menggali potensi yang ada dalam diri setiap mahasiswanya. Prof. Dr. Ir. Adang Suwandi Ahmad, Dekan STEI sekaligus pembicara pertama dalam lokakarya ini, mengatakan bahwa perlu adanya kreativitas dan jiwa mandiri dalam diri setiap mahasiswa agar mereka dapat menjadi orang yang berhasil. Jiwa mandiri yang beliau maksudkan adalah bagaimana seseorang dapat menggali informasi, menghubungkan semua informasi tersebut menjadi sebuah pengetahuan, mengaplikasikannya, serta membagi pengetahuan tersebut kepada orang lain.
Dr. Ir. Ichsan Setya Putra, pembicara lain dalam lokakarya ini, memaparkan bahwa setiap tahun ITB mendapatkan mahasiswa-mahasiswa baru yang memiliki potensi luar biasa. Berdasarkan hasil psikotes mahasiswa angkatan 2007, lebih dari 90% mahasiswa ITB, khususnya mahasiswa STEI, memiliki IQ di atas rata-rata, bahkan sebagian besar di antaranya jauh di atas rata-rata. Ironisnya, 'softskill' yang dimiliki oleh para mahasiwa masih sangat minim sekali. Menanggapi hal tersebut, beliau mengajak para dosen yang hadir untuk bersama-sama membimbing mahasiswa agar tidak hanya berprestasi dalam bidang akademis, namun juga berusaha untuk meningkatkan 'softskill' mereka. Hal ini sangat penting, karena nantinya pada saat mereka terjun ke dunia kerja, 'softskill' inilah yang berperan dominan dalam menentukan sukses karir mereka.
Kedua pemaparan tersebut dilengkapi pula dengan pembagian pengalaman mengajar dari Dr. Ir. Bambang Anggoro, salah satu dosen di Program Studi Teknik Elektro. Beliau mengatakan perlu sekali kreativitas dalam menyampaikan materi kepada para mahasiwa, terutama jika materi pelajaran tersebut telah dianggap sebagai momok yang menakutkan. Dengan adanya kreativitas dalam mengajar, maka para mahasiswa dapat diajak untuk mengenal materi tersebut dari sudut pandang yang berbeda sehingga akhirnya mereka menjadi tertarik terhadap hal tersebut. Selain itu, sebagai dosen, beliau juga tidak hanya ingin mengajarkan ilmu-ilmu saja, namun beliau turut menanamkan nilai-nilai kehidupan dalam diri mahasiswanya, terutama kejujuran.
Pada bagian berikutnya, para dosen yang hadir berlatih membuat rencana pembelajaran berupa silabus dan SAP. Setiap Kelompok Keahlian (KK) yang ada dalam STEI mengambil salah satu mata pelajaran dalam KK masing-masing untuk dijadikan contoh. Setelah pembuatan rencana pembelajaran selesai, para dosen memaparkan dan mendiskusikan hasil perencanaan mereka. Diharapkan lokakarya ini dapat kembali menyadarkan para dosen bahwa mahasiswa bukan hanya sebuah obyek, namun mahasiwa adalah subyek yang harus ditangani dengan baik dan hati-hati agar nantinya dapat berguna bagi bangsa dan negara ini.