Pemeriksaan Papsmear: Diagnosa Kanker Serviks Sejak Dini

Oleh Nida Nurul Huda

Editor Nida Nurul Huda

BANDUNG, itb.ac.id-Dewasa ini, semua orang sudah sepatutnya menjaga kesehatan mereka. Menjaga kesehatan dalam konteks ini berarti mengatur pola hidup yang sehat, menjaga pola makan, dan hal-hal lainnya yang menunjang kesehatan orang yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan makin maraknya berbagai virus pathogen, bakteri tidak baik, serta sumber - sumber radikal bebas yang dapat menyerang siapapun, tidak memandang usia maupun jenis kelamin.

Saat ini, kanker menjadi suatu penyakit yang dapat menyerang siapapun. Kanker merupakan penyakit dimana sel-sel tubuh memperbanyak dirinya secara abnormal, serta dapat menyerang jaringan tubuh sehat dan dapat berpindah antara organ didalam tubuh. Namun, salah satu kanker yang perlu diwaspadai di Indonesia adalah kanker leher rahim (serviks).

Kanker serviks merupakan penyakit dimana tumbuhnya sel secara abnormal di daerah serviks. Kanker serviks disebabkan oleh Human Pappiloma Virus (HPV) dan sudah dikenal sejak lama, namun teknik penanganan penyakit ini baru ditemukan di awal abad 20. Perempuan Indonesia sudah semestinya waspada, mengingat setiap harinya muncul 40 kasus baru kanker ini, dan setiap jamnya ada seorang wanita meninggal.

Selain disebabkan oleh HPV, sumber penyakit ini dapat bervariasi, mulai dari konsumsi alkohol dan rokok baik aktif maupun pasif. Penyakit ini pun tergolong sebagai Sexually Transmitted Disease atau penyakit menular seksual, oleh karena itu seks yang tidak aman dapat memicu tumbuhnya virus ini.

Meskipun demikian, tingkat kesadaran perempuan di Indonesia terhadap kanker serviks ini masih dinilai rendah, jika dibandingkan negara-negara maju seperti Amerika Serikat atau Australia. Pasien di Indonesia yang menderita penyakit ini baru menemui dokter saat kanker sudah mencapai stadium 3, dan kondisi ini sudah tidak memungkinkan untuk mengambil langkah pengobatan. Oleh karena itu, tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menekan tingkat mortalitas (kematian) yang cukup menghawatirkan ini.
 
Salah satu bentuk pencegahan kanker serviks adalah pemeriksaan Pap Smear. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil contoh sel-sel yang terdapat pada leher rahim, kemudian dianalisa untuk mendeteksi apakah terdapat perkembangan sel yang tidak normal. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi Human Pappiloma Virus (HPV), sehingga jika hasil pemeriksaan ini positif tindakan pengobatan dan pencegahan dapat dilakukan untuk mengobati penyakit ini, misalnya kemoterapi. Disamping pemeriksaan Pap Smear, vaksinasi HPV disarankan untuk wanita dikarenakan vaksin ini efektif untuk menekan pertumbuhan sel kanker. Pemeriksaan pap smear ini terbagi menjadi tipe conventional pap yang umum dilakukan, atau liquid based cytology yang merupakan sikat berbentuk panah untuk mengambil sampel cairan, bukan spatula yang digunakan pada conventional pap.

Sebagai bentuk pengambilan tindak pencegahan terhadap penyakit ini, UPT Layanan Kesehatan ITB bekerjasama dengan Yayasan Kanker Indonesia menyelenggarakan Pemeriksaan Papsmear. Kegiatan ini diselenggarakan sejak hari Senin sampai Rabu (11-13/5/15) pukul 10.00-13.00 dan diadakan di Bumi Medika Ganesha ITB ruangan spesialis kebidanan dan kandungan. Acara ini ditujukan untuk wanita berusia 25-45 tahun dan yang aktif secara seksual. Selain itu, pemeriksaan ini bersifat gratis untuk seratus (100) wanita pegawai ITB. Acara ini ternyata mengundang cukup minat banyak pegawai dimana peserta yang hadir mencapai 50 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kesadaran pegawai wanita ITB mengenai kanker serviks sudah tinggi.

Pemeriksaan Pap Smear sebaiknya dilakukan oleh setiap wanita yang sudah berkeluarga dan pernah melahirkan. Kanker Serviks mungkin akan cepat terdeteksi bila pemeriksaan ini dilakukan tiap 6 bulan sekali. Untuk calon pemeriksa disarankan tidak dalam kondisi hamil atau menstruasi, serta tidak melakukan hubungan seksual 3 hari sebelum pemeriksaan.

 

oleh:

Irfaan Taufiiqul

ITB Journalist Apprentice 2015