Pemira KM ITB 2012 Tawarkan Terobosan Mesin E-vote

Oleh Neli Syahida

Editor Neli Syahida

BANDUNG, itb.ac.id - Pemilu Raya (Pemira) Keluarga Mahasiswa ITB pada tahun ini berlangsung selama tiga hari (07-10/03/12). Sedikit berbeda dari tahun sebelumnya, pemilihan Presiden KM ITB pada Pemira kali ini tidak lagi dilakukan secara konvensional, melainkan dengan menggunakan mesin e-vote. Menariknya, mesin tersebut merupakan karya mahasiswa Program Studi Fisika ITB.

Panitia menyediakan sembilan Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di seluruh penjuru ITB. Tiap TPS disediakan satu perangkat mesin e-vote. Jadi, terdapat sembilan buah mesin e-vote yang difungsikan secara paralel dalam Pemira KM ITB kali ini.

Mesin e-vote yang digunakan terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama adalah mesin yang digunakan untuk memilih sekaligus mencetak kertas. Mesin tersebut terdiri dari enam tombol. Tombol A, B, dan C untuk masing-masing calon. Tombol D dan E dinonaktifkan. Tombol F untuk pilihan abstain. Selanjutnya, mesin untuk menyimpan data. Bagian ketiga adalah bohlam lampu sebagai penanda.

Mekanisme kerjanya cukup sederhana. Bohlam lampu dinyalakan oleh petugas dengan menekan tombol pengaktif yang ada di mesin penyimpan data. Pemilih masuk ke dalam bilik dan melakukan pemilihan dengan menekan tombol. Kertas kecil akan keluar, lalu pemilih sendiri yang akan memasukkan kertas tersebut ke kotak suara.

Mesin e-vote merupakan sebuah terobosan baru bagi kemahasiswaan ITB. Untuk pertama kalinya, Presiden KM ITB dipilih dengan menggunakan mesin e-vote. ITB menjadi perguruan tinggi pertama yang menggunakan mesin e-vote dalam pemilihan presiden KM atau BEM-nya.

Antusiasme Mahasiswa ITB terhadap E-vote

Berbagai macam bayangan muncul saat para mahasiswa mendengar kata electronic vote. Sebagian besar mahasiswa membayangkan bahwa e-vote sama halnya dengan online vote. Padahal, hal ini berbeda. E-vote hanya menggunakan mesin nyata yang tentunya tidak terkoneksi dengan internet. Semua data terekam dalam mesin tersebut. Sedangkan online vote, menggunakan sarana web yang datanya terekam dalam server dan lebih rentan untuk dibobol.

Lain lagi dengan Elvirta Dewi, Sekolah Farmasi (SF) angkatan 2011. "Bayangan saya terlalu tinggi. Saya membayangkan e-vote itu akan touch screen," ungkap Virta.

Antusias mahasiswa ITB terhadap e-vote terbilang cukup tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya persentase mahasiswa yang memilih pada tahun ini jika dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun ini pemilih dapat mencapai 68%.

Digunakannya mesin e-vote sebagai media untuk memilih mencerminkan beberapa hal. Pertama, civitas ITB sudah seharusnya mengaplikasikan berbagai macam inovasi di bidang teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, hal ini membuktikan bahwa mahasiswa ITB sedang menuju proses eco-campus. Dengan mesin e-vote, penggunaan kertas dalam jumlah besar pada pemilihan konvensional dapat dikurangi. Hal ini diharapkan dapat menginspirasi perguruan tinggi lainnya.


Dokumentasi: Panitia Pelaksana Pemira KM ITB 2012

scan for download