Tiga Calon Presiden KM ITB Siap Hadapi Pemira 2012 dengan E-Vote

Oleh Neli Syahida

Editor Neli Syahida

BANDUNG, itb.ac.id - Pada Selasa (20/02/12) telah diadakan verifikasi bakal calon presiden Keluarga Mahasiswa (KM) ITB untuk yang ketiga kalinya. Verifikasi ketiga ini telah meloloskan dua bakal calon presiden menjadi calon presiden, yaitu Taufik Nurcahyo (Teknik Geologi 2008) dan Mohamad Ashyari (Teknik Sipil 2008). Sedangkan pada verifikasi sebelumnya telah lolos calon presiden Anjar Dimara Sakti (Teknik Geodesi dan Geomatika 2008).

Verifikasi ini merupakan salah satu rangkaian acara Pemilu Raya (Pemira) ITB 2012 untuk menentukan Presiden KM ITB periode 2012-2013. Verifikasi dilakukan dengan mengecek kelengkapan dan keabsahan berkas-berkas persyaratan bakal calon presiden. Verifikasi inilah yang akan menentukan apakah seorang bakal calon presiden akan berubah statusnya menjadi calon presiden atau tidak.

Pemira tahun ini cukup berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Selama tujuh tahun, mahasiswa Tahap Persiapan Bersama (TPB) yang merupakan mahasiswa tingkat pertama ITB tidak memiliki hak untuk memilih presiden KM ITB. Namun, akhirnya pada tahun ini mahasiswa TPB diberikan hak kembali untuk memilih. Keputusan ini dibuat mengingat bahwa mahasiswa TPB juga merupakan anggota KM ITB sehingga sudah seharusnya memiliki hak dan kewajiban yang sama juga dengan mahasiswa yang sudah memiliki program studi.

E-vote Ikut Meramaikan Pemira 2012

Electronic vote (e-vote) yang rencananya akan dipakai pada Pemira 2012 juga merupakan sebuah terobosan yang baru. ITB akan mengukir sejarah baru, yaitu perguruan tinggi pertama yang menggunakan mesin e-vote dalam pemilihan Presiden KM. Perguruan tinggi lain ada juga yang sudah menggunakan mesin e-vote. Namun, bukan mesin e-vote yang sesungguhnya. Lebih tepatnya online vote.

"Perguruan tinggi lain juga sudah ada yang menggunakan e-vote pada pemilu ketua BEM-nya pada tahun 2011 kemarin. Namun, menurut kami mereka tidak menggunakan mesin e-vote karena mereka hanya memakai web. Tingkat intensitas jaringan dibobol orang lain akan lebih besar. Hal itu rawan, sehingga kami tidak akan memakai sistem itu," tutur Akrimni Al Habil (Teknik Mesin 2009) selaku Ketua Panitia Pemira 2012.

Pada mesin e-vote tersebut tersedia empat tombol untuk memilih. Tiga di antaranya merupakan tombol untuk pilihan calon presiden 1, 2, dan 3. Sedangkan tombol keempat disediakan untuk pilihan abstain. Pemilih tinggal memencet tombol pada e-vote sesuai pilihannya setelah bohlam lampu pada mesin tersebut menyala. Setelah memencet tombol, bohlam tersebut akan mati. Lalu, keluarlah secarik kertas kecil semacam karcis. Kertas itu berisi nama yang telah dipilihnya. Pemilih diharapkan mengecek kertas tersebut apakah sudah sesuai dengan apa yang telah dipilihnya. Jika sesuai, kertas tersebut akan dimasukkan ke kotak suara.

Mesin e-vote tersebut merupakan pinjaman dari Ikatan Alumni (IA) ITB. Mesin ini telah dipakai untuk pemilihan ketua IA ITB pada Desember 2011 lalu. Selain menawarkan kemudahan bagi pemilihnya, mesin ini juga merupakan salah satu contoh aksi nyata ramah lingkungan. Kertas suara yang biasanya harus berukuran besar pada pemilihan yang konvensional dapat direduksi menjadi kertas karcis yang berukuran kecil.

Mesin ini sempat dipamerkan pada Pameran Karya ITB Fair Januari 2012 kemarin. Antusiasme mahasiswa ITB terhadap sistem pemungutan suara melalui e-vote ini cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan ramainya stand mesin e-vote pada Pameran Karya ITB fair. Selain itu, demo e-vote yang diadakan oleh Panpel juga ramai oleh mahasiswa ITB yang ingin mencoba dan bertanya lebih jauh tentang seluk-beluk mesin ini.

Mesin ini akan dioperasikan pada saat pemungutan suara pada Rabu-Jumat (07-09/03/12) mendatang. Pemungutan suara akan dilakukan setelah agenda kampanye calon presiden selama satu minggu (22-29/03/12) terpenuhi. Kampanye terpogram yang diagendakan oleh panitia dilakukan dalam bentuk hearing visi-misi capres dan debat capres. Debat capres juga merupakan sebuah program yang baru pada Pemira KM ITB.

Dengan segala macam pembaruan sistem tersebut, panitia berharap bahwa ini akan menjadi sejarah baru untuk Pemira. Dan inovasi-inovasi ini dapat mengundang antusiasme mahasiswa ITB untuk memilih. "Kita akan membuat sejarah, yaitu pertama kalinya mesin e-vote dipakai dalam pemilihan presiden KM ITB. Dan kami juga berharap antusiasme mahasiswa ITB terhadap Pemira tahun ini lebih besar daripada tahun sebelumnya. Target kami tahun ini minimal 60% dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) akan menggunakan hak suaranya dalam Pemira tahun ini," kata Akrim.
 


scan for download