Pengabdian Dosen Oseanografi ITB Kembangkan Apartemen Kepiting Bertenaga Surya dan Rumah Teripang untuk Tingkatkan Perekonomian Nelayan Raja Ampat

Oleh Maharani Rachmawati Purnomo - Mahasiswa Oseanografi, 2020

Editor M. Naufal Hafizh

Sosialisasi penggunaan apartemen kepiting dan teripang dengan nelayan Desa Kalitoko. (Dok. Istimewa)

RAJA AMPAT, itb.ac.id — Desa Kalitoko yang terletak di Distrik Teluk Mayalibit, Kabupaten Raja Ampat terkenal dengan kondisi alamnya terjaga dan kandungan sumber lautnya melimpah. Potensi perikanan tangkap seperti kepiting dan teripang sangat potensial untuk dikembangkan di desa tersebut. Akan tetapi, pendapatan masyarakatnya masih rendah karena pemasaran kepiting dan teripang terkendala karena lokasi yang jauh dan mahal dengan produksi kepiting dan teripang masih rendah. Dr. Susanna Nurdjaman, S.Si., M.T., dosen Oseanografi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), akhirnya mencetuskan ide apartemen kepiting dan rumah teripang untuk tempat pembesaran. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa Oseanografi Ganesha dan Cirebon 2021 (Bintang, Rio Adrian, M. Insan Hanif, dan Adnan Abdussalam Putra Yanhas) serta Juan Salomo Rora, S.Si., dari Yayasan Lindungi Ibu Pertiwi. Pengabdian masyarakat ini turut bersinergi dengan Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP) Sorong.

“Nelayan setempat biasa mendapatkan kepiting maupun teripang dalam jumlah sedikit dan ukuran yang masih kecil. Jika langsung dijual, pendapatannya tidak sepadan dengan ongkos pengiriman. Karena bobotnya terlalu ringan, harga jualnya pun menjadi rendah. Apartemen ini merupakan sistem akuakultur vertikal dalam ruangan untuk pembesaran kepiting dan teripang, bisa dibilang ini adalah tempat transit sementara,” kata ahli budidaya laut itu.

Dr. Susanna menyebutkan konsep tersebut dapat menghemat ruang di lahan darat, melindungi dari predator alami, siklus pertumbuhan kepiting dan teripang dapat terkontrol, menyediakan air dengan kualitas baik, serta berfungsi sebagai wadah penggemukan kepiting dan teripang.

Apartemen kepiting dan rumah teripang bertenaga surya yang dibangun. (Dok. Istimewa)

Penyimpanan kepiting dengan sistem apartemen ini tersusun dari 54 kotak kandang berkapasitas 14,5 L secara bertingkat. “Penggunaan teknologi surya untuk sistem pengairannya menjadi nilai tambah dari sistem apartemen kami karena minimnya pasokan listrik di desa ini. Pada rangkaiannya juga dilengkapi dengan pompa untuk mengambil dan menyaring air sehingga sirkulasi pengairannya optimal dan saling terhubung antar kotak. Rumah teripang diletakkan di dasar perairan dengan mengikatkan dengan pelampung dan tali sehingga mudah menandai dan mengambilnya nanti,” tutur Rio Andrian (Oseanografi, 2021).

Bintang menyebutkan dengan adanya apartemen kepiting dan rumah teripang ini, mereka berharap eksistensi budidaya Desa Kalitoko bisa terus berkembang dan menjadi contoh bagi desa-desa lainnya di Teluk Mayalibit dalam mengembangkan potensi lokal. Ini juga bisa menjadi peluang bagi para nelayan untuk mandiri secara finansial dan meningkatkan pendapatan mereka melalui hasil tangkap yang berkualitas.

Tim pengabdian masyarakat Raja Ampat (Dok. Istimewa)

Kegiatan pengabdian masyarakat itu lahir berkat aplikasi Desanesha garapan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) ITB untuk menjembatani komunikasi kepala desa dengan pakar ITB. Seluruh kepala desa di Indonesia bisa mengadukan permasalahan yang dihadapi di desa terkait. Pembangunan apartemen kepiting dan rumah teripang di Desa Kalitoko telah dilaksanakan pada 27-29 Agustus 2024. Mereka turut melakukan kolaborasi dengan Poltek KP Sorong untuk menggugah semangat masyarakat dalam melanjutkan pendidikan tinggi.

Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)