Pengalaman Civitas Academica ITB Uji Coba Kereta WHOOSH: Bandung-Jakarta Tidak Sampai 1 Jam

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita


BANDUNG, itb.ac.id - Sejumlah jajaran pimpinan, dosen, tendik, dan mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengikuti uji coba Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), Sabtu dan Minggu (14-15/10/2023). Rombongan berangkat dari Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, menuju Stasiun Halim, Jakarta Timur.

Pada Sabtu (14/10/2023), kloter pertama uji coba KCJB diikuti perwakilan dari Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) serta sejumlah mahasiswa. Sementara itu, keesokan harinya pada Minggu (15/10/2023) diikuti jajaran pimpinan serta 15 mahasiswa ITB.

Uji coba KCJB ini sebagai tindak lanjut dari kegiatan Studium Generale ITB yang diselenggarakan Rabu (20/9/2023). Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero), Didiek Hartantyo, hadir sebagai pembicara.

   

Perwakilan civitas academica ITB beruntung untuk mencoba kereta cepat yang diberi nama WHOOSH tersebut. WHOOSH merupakan akronim dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat. Berdasarkan laman resmi KCIC, WHOOSH merupakan layanan kereta api dengan kecepatan tinggi pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. Kereta tersebut mempunyai kecepatan operasional sampai 350 kilometer per jam.

Para peserta uji coba berkesempatan melakukan perjalanan kereta cepat dari Bandung menuju Jakarta. Waktu perjalanan yang ditempuh dari Stasiun Tegalluar ke Stasiun Halim sekitar 45 menit.

Setelah sampai Stasiun Halim, peserta melakukan foto grup di samping kereta WHOOSH, lalu berkeliling stasiun untuk menikmati berbagai fasilitas yang ada, sebelum akhirnya kembali ke Bandung.

Sekretaris Institut Prof. Dr. Ing. Ir. Widjaja Martokusumo mengapresiasi adanya KCJB WOOSH di Indonesia. "Pengalaman baik ya. Saya kira ini contoh pertama di Indonesia yang perlu diapresiasi karena pengorbanan dari upaya yang dilakukan cukup besar. Tinggal ke depan bagaimana bisa memanfaatkan ini sebaik mungkin," ujarnya.

   

Beliau juga menyampaikan kereta cepat tersebut menjadi contoh bahwa inovasi teknologi di bidang transportasi bukan sesuatu yang mustahil dilakukan dalam waktu yang relatif cepat. "Kemajuan ilmu pengetahuan itu perlu dilakukan jadi tidak bisa tidak. Oleh karena itu, ini kesempatan bagus bagi mahasiswa ITB untuk punya kesempatan melihat bagaimana implementasi dari penerapan teknologi perkeretaapian," tuturnya.

Salah seorang dosen dari Kelompok Keahlian Teknik Ketenagalistrikan, yang juga peserta uji coba KCJB, Dr. Ir. Umar Khayam, S.T, M.T., IPM., bersyukur karena mendapatkan kesempatan mengikuti uji coba kereta cepat ini.

"Perasaan saya tentu merasa sangat bahagia dengan adanya kereta cepat ini. Saya berharap dengan adanya KCJB dapat memberikan motivasi dan inspirasi kepada masyarakat Indonesia untuk lebih dapat menguasai teknologi, khususnya dalam bidang kereta cepat," katanya.

Selain itu, beliau berharap agar ke depannya para anak muda khususnya dapat mengembangkan lagi teknologi yang dapat berkontribusi ke bidang transportasi. "Saya berharap bahwa ke depan bahwa anak-anak kita di masa yang akan datang dapat mengembangkan lagi kereta cepat ini bahkan ke Surabaya atau ke seluruh Indonesia dengan pikiran dan kerja nyatanya," tuturnya.

   

Sementara itu, salah seorang mahasiswa yang mengikuti uji coba WHOOSH, Nabila Puspita, yang berasal dari jurusan Rekayasa Hayati angkatan 2022, juga memberikan tanggapan positif adanya kereta cepat ini.

"Seneng banget rasanya bisa dapat kesempatan untuk naik KCIC. Pas naik itu rasanya jalannya mulus banget enggak kaya kereta biasanya. Terus enggak kerasa tiba-tiba kecepatannya itu sudah sampai 300 km/jam aja. Enggak kerasa juga karena baru juga main hp sedikit, ngobrol-ngobrol sedikit, ternyata sudah sampai," ucapnya.

Di sisi lain, Saumi Maharani, mahasiswa Teknik Pertambangan angkatan 2020, juga memberikan apresiasinya terhadap kereta cepat WHOOSH. Bahkan, dia mengaku telah menanti-nantikan kesempatan untuk uji coba kereta cepat ini sebelumnya.

   

"Alhamdulillah dapat kesempatannya bersama ITB naik kereta cepat. Selama perjalanan Bandung ke Halim begitu sebaliknya enggak kerasa. Tiba-tiba udah sampai saja," ucapnya.

Dia pun mengaku akan kembali mencoba naik kereta cepat menuju Jakarta, apabila nanti sudah dibuka untuk masyarakat umum.

Dengan hadirnya kereta cepat ini diharapkan perjalanan dari Jakarta ke Bandung, maupun sebaliknya, dapat berjalan lebih efisien. Selain itu, infrastruktur kereta cepat pun dapat memberikan dampak yang positif bagi perkembangan ekonomi, dengan menciptakan lapangan kerja, semakin mendorong bidang pariwisata, serta memfasilitasi perdagangan dan bisnis antar wilayah.

Reporter: Anggun Nindita dan M. Naufal Hafizh