Penjelasan Ahli Vulkanologi ITB: Mengapa Gunung Api Bisa Meletus Bersamaan?
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Aktifitas vulkanik
di Indonesia belakangan ini menunjukkan eksistensinya di berbagai tempat.
Indonesia sebagai bagian dari Ring of Fire diketahui memang kaya akan
keberadaan gunung api. Namun fakta menarik terjadi pada waktu belakangan dengan
terjadinya aktivitas vulkanik secara relatif bersamaan pada enam gunung api. Pada Jumat, 10 April 2020 Gunung Anak Krakatau
mengalami erupsi yang hampir bersamaan dengan lima gunung api lainnya di
Indonesia.
Mereka yang batuk-batuk
secara relative bersamaan adalah (dari
Barat ke Timur): Kerinci, Krakatau, Merapi, Semeru, Ibu dan Dukono), yang
sama-sama berstatus level II atau waspada berdasarkan laporan terbaru dari
PVMBG pada Sabtu, 11 April 2020. Aktivitas letusan vulkanik keenam gunung tersebut sempat menimbulkan
kekhawatiran bagi masyarakat terkhusus yang berada di Pulau Jawa dan Sumatera. Ahli
Vulkanologi Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr. Mirzam Abdurrahman, memberikan
penjelasannya terkait hal tersebut saat diwawancarai oleh Humas ITB.
"Ada dua kemungkinan keenam gunung api tersebut aktif secara
bersamaan. Kemungkinan pertama, jika gunung-gunung tersebut beda busur (arc)
atau lempengan yang berinteraksinya berbeda, maka kemungkinan hanya waktu
erupsinya saja yang kebetulan sama,” jelasnya mengawali wawancara. Diketahui
bahwa gunung api di Indonesia berada pada empat busur yang berbeda yakni Busur
Sunda, Banda, Halmahera, dan Celebes-Sangihe.
"Analogi sederhananya seperti saat saya makan, tetangga saya makan
dan Anda juga makan, ya kebetulan pas jam makan siangnya sama" lanjut
dosen Teknik Geologi ITB tersebut. Hal tersebut ia jelaskan untuk contoh kasus
Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda dengan Gunung Ibu serta Dukono di
Halmahera.
Selanjutnya kemungkinan kedua, ia menjelaskan bahwa jika gunung api
berada pada busur yang sama maka kemungkinan ada faktor lain yang menyebabkannya
terjadi bersamaan. Menjelaskan hal tersebut ia mengungkapkan sebuah analogi "Misalkan
fenomena tektonik (diibaratkan) seperti orang yang berkumpul makan karena ada
undangan." Dengan kata lain hal tersebut dapat terjadi dengan adanya
pemicu yang sama. Hal tersebutlah yang terjadi dengan saat ini pada Gunung Kerinci,
Krakatau, Merapi dan Semeru yang batuk bersamaan.
Jika dilihat persebarannya, Gunung Kerinci, Anak Krakatau, Merapi, dan
Semeru berada pada busur yang sama, yakni Busur Sunda yang meliputi Pulau
Sumatera, Jawa, Bali, NTT, dan NTB. Sementara itu Gunung Ibu dan Dukono
terletak pada Busur Halmahera.
Reporter: Irfan Ibrahim (Teknik Geodesi dan Geomatika, 2016)