Peran Indonesia dalam Misi Eksplorasi Bulan di Masa Depan

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

BANDUNG, itb.ac.id — Eksplorasi manusia terhadap ruang angkasa berdasarkan ilmu astronomi telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Salah satu organisasi yang tertarik pada eksplorasi ini adalah International Lunar Observatory Association (ILOA).

ILOA merupakan organisasi internasional yang berfokus pada penelitian dan eksplorasi bulan. Misi terdekat ILOA adalah ILO-X yang membawa teropong bintang kecil untuk mengumpulkan data-data awal sebelum peluncuran resmi ILOA-1. Sebagai salah satu upaya memperkenalkan astronomi serta menyosialisasikan misinya, ILOA menggelar forum astronomi di beberapa negara termasuk Indonesia.

Forum astronomi dari ILOA untuk Indonesia merupakan hasil kerja sama dengan Program Studi Astronomi ITB dalam bentuk mini galaxy forum. Forum ini terbuka untuk umum dengan mengangkat tema “Moon Exploration for the Future of Humankind”. Dalam acara tersebut, hadir pula Dr. Chatief Kunjaya selaku dosen Astronomi ITB serta salah satu jajaran direktur ILOA. Dr. Kunjaya memaparkan posisi dan peran Indonesia dalam misi dan program yang dibawa oleh ILOA.

Menurut Dr. Kunjaya, faktor utama yang mendorong peran Indonesia dalam eksplorasi bulan adalah motif edukasi. Berdasarkan pengalaman masa lalu beliau sebagai guru, siswa cenderung menghindari topik yang berhubungan dengan sains dan teknologi karena dianggap sulit dan membosankan. Pola pikir ini yang coba diubah melalui misi ILOA dengan berbagai pendekatan kegiatan bagi siswa maupun mahasiswa.

“Dari pengalaman saya, sains dipandang sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan, sehingga sulit memotivasi siswa untuk belajar sains. Padahal sains dan teknologi adalah kunci mengubah Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju. Indonesia secara umum masih tertinggal dari negara-negara lain dalam hal sains antariksa, oleh karena itu kita butuh talenta-talenta muda untuk belajar sains dan teknologi,” ujar beliau.

Sebagai salah satu upaya mewujudkan cita-cita tersebut, ILOA menghadirkan kompetisi mengolah citra gambar bintang dan galaksi hasil tangkapan teleskop ILO-X untuk siswa SMP dan SMA. Kompetisi ini diharapkan mampu menggugah antusiasme dan keingintahuan generasi muda terhadap sains dan teknologi di bidang astronomi.

Sedangkan untuk lingkup universitas, pemberian edukasi dapat dilakukan melalui kegiatan riset dan penelitian berdasarkan hasil eksplorasi misi ILOA-1. Kelompok riset yang ada dapat memanfaatkan data-data dalam misi tersebut tidak hanya untuk pengembangan ilmu astronomi, namun juga untuk kepentingan lain yang menyangkut bidang keilmuan yang lebih luas.

Dr. Kunjaya menambahkan, “Selain mengedukasi siswa, kita juga harus memikirkan kemungkinan mahasiswa untuk terlibat dalam misi ini. Di ITB, kita punya jurusan astronomi, informatika, dan kedirgantaraan. Jadi mungkin ke depan kita bisa mengembangkan rancangan kerja riset bersama mahasiswa.”

Hasil akhir yang diharapkan dengan adanya misi serta program dari ILOA adalah dampak berkelanjutan bagi komunitas dan masyarakat terutama dalam hal literasi sains. Parameter yang dapat diidentifikasi antara lain peningkatan motivasi siswa dalam mempelajari sains lewat pengalaman belajar yang berbeda dan menyenangkan. Sedangkan dari sisi mahasiswa, mereka juga dapat mengembangkan minat dan kemampuannya lewat kolaborasi yang terbuka lebar dalam hal riset, instrumentasi penelitian, dan peningkatan kapasitas. Para talenta muda yang berperan sebagai sumber daya unggul ini harus terus didorong dalam hal motivasi maupun fasilitas untuk menciptakan iklim yang ideal bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Reporter: Hanifa Juliana (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2020)