Peringati Hari Meteorologi Sedunia, Prodi Meteorologi ITB Gelar Webinar Calon Garda Depan Informasi Cuaca dan Iklim Indonesia

Oleh M. Naufal Hafizh

Editor M. Naufal Hafizh


BANDUNG, itb.ac.id – Program Studi Meteorologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar webinar bertopik “Calon Garda Depan Informasi Cuaca dan Iklim Indonesia”, Kamis (21/3/2024).

Kegiatan ini melibatkan pembicara dari berbagai instansi yang mendalami keilmuan cuaca dan iklim, yakni:

1. Siswanto, Ph.D. (BMKG)
2. Dr. Plato Martuani Siregar, S.Si., M.Si. (ITB)
3. Prof. Dr. Iskhaq Iskandar. M.Sc. (UNSRI)
4. Prof. Sr. Eddy Hermawan (BRIN)
5. Prof. Dr. Rahmat Gernowo, M.Si. (UNDIP)
6. Prof. Dr. Halmar Halide (UNHAS)

Materi yang disampaikan mulai dari status perubahan iklim terkini; integrasi sistem HF radar, receiver satelit, dan WRF; Dynamics of Indo-Pacific Climate Modes; The Asian-Australian Monsoon & ENSO System; Curah Hujan Ekstrem; hingga Sejarah Perubahan Iklim.

Dosen Prodi Meteorologi, Dr. Joko Wiratmo, M.P., dalam sambutannya menyampaikan bahwa webinar ini merupakan wujud tanggung jawab dari perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di tanah air agar semakin peduli terhadap permasalahan terkait cuaca dan iklim.

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyambut Hari Meteorologi Sedunia yang jatuh pada 23 Maret 2024.

“Pelaksanaan kegiatan pada 21 Maret didasarkan pada pertimbangan bahwa matahari tepat berada di atas ekuator atau lintang nol derajat. Hari ini matahari tepat berada di atas Pontianak,” ujar Dr. Joko.

   

Perubahan iklim menyebabkan terjadinya cuaca ekstrem di berbagai tempat di dunia, termasuk di Indonesia. Variasi cuaca dan iklim ini dipengaruhi berbagai fenomena seperti monsun, ENSO, IOD, dan berbagai gelombang atmosfer. Musim hujan atau kemarau berkepanjangan menyebabkan kerugian harta benda dan bahkan nyawa. Pemahaman mengenai peristiwa kebencanaan hidrometeorologi ini belum masyarakat pahami dengan baik. Oleh karena itu, perlu penyadaran publik oleh pihak-pihak yang kompeten, terutama pihak perguruan tinggi.

Tema Hari Meteorologi sedunia tahun 2024 ini adalah “Di Garis Depan Aksi Perubahan Iklim”. Aksi perubahan iklim bukan hanya berada pada ucapan saja, tetapi memerlukan aksi nyata.

“Beberapa kali webinar yang kami selenggarakan merupakan bagian yang tidak terputus dari upaya kami menyadarkan masyarakat mengenai perubahan iklim. Kami juga terjun ke masyarakat dengan menyampaikan penyuluhan-penyuluhan dan contoh nyata aksi di lapangan. Sasaran kami adalah mahasiswa dan guru-guru karena mereka adalah agen-agen potensial perubahan di tanah air,” ujar Dr. Joko.

Adapun Dekan FITB, Prof. Dr. Irwan Meilano, S.T., M.Sc., mengatakan, bahwa isu dan dampak perubahan iklim di Indonesia merupakan fokus utama yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan, mulai dari kesehatan, keamanan pangan, ketersediaan air, hingga keberlanjutan ekosistem dan biodiversitas.

“Kegiatan hari ini sangat relevan dan mendesak, mengingat bencana alam tornado di Rancaekek yang merupakan salah satu manifestasi dampak perubahan iklim yang semakin tidak terduga dan menghadirkan tantangan serius bagi masyarakat,” ujar beliau.

Webinar ini diharapkan dapat terus berlangsung untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai cuaca dan iklim di Indonesia yang terus mengalami perubahan.

Reporter: Mely Anggrini (Meteorologi, 2022)