Magang di Luar Negeri sebagai Ajang Aktualisasi Diri dan Pengalaman Berharga
Oleh Medhira Handinidevi
Editor Medhira Handinidevi
BANDUNG, itb.ac.id - Berkuliah di ITB adalah pintu gerbang dari berbagai kesempatan dan pengalaman yang berharga. Kunci dari kesuksesan adalah bagaimana kita cerdas dalam membagi waktu dan memilih aktivitas yang kita jalani. Berbagai tawaran kegiatan, seminar, program summer school atapun program magang adalah hal yang lumrah dialami oleh sebagian besar mahasiswa ITB. Begitu pula dengan Denny Reza Kamarullah (Teknik Pertambangan '10), Andri Rahmad (Teknik Elektro '10), dan Chairil Anshari (Teknik Kimia '10) yang mengikuti program magang di perusahaan Siam Cement Group (SCG) di Thailand dari Senin - Jumat (12-30/08/13).
SCG adalah perusahaan multinasional yang awalnya merupakan perusahaan yang didirikan oleh Kerajaan Thailand. Awalnya SCG focus pada industry semen, namun seiring dengan berkembangnya teknologi dan kemampuannya, SCG melebarkan sayap memasuki industry Chemical, Investasi, Building Materials, dan Kertas. Denny , Andri , dan Chairil adalah 3 dari 10 mahasiswa Indonesia yang mengikuti program SCG International Internship selama 20 hari di Negeri Gajah tersebut.
"Awalnya cuma iseng-iseng daftar setelah melihat infonya di grup angkatan Tambang 2010, "ujar Denny kala diwawancara reporter itb. Denny yang mengetahui info tentang program tersebut di hari terakhir pendaftaran bercerita bahwa seleksi yang dilakukan SCG adalah penyortiran CV, pembuatan essay, dan wawancara bahasa inggris. Lain cerita dengan Andri, ia mengetahui info ini dari web karir.itb.ac.id. Senada dengan apa yang dikatakan Denny, ia pun bercerita tentang proses seleksi program ini. "Tips saya, lebih baik maksimalkan di essay. Mereka mencari orang yang mempunyai keingintahuan tinggi," papar Chairil.
Ketiga mahasiswa tersebut ditempatkan sesuai dengan jurusan masing-masing. Denny dengan latar belakang pertambangan di tempatkan di SCG Cement Saraburi, Andri di departemen maintenance yang bertanggung jawab atas semua mesin di pabrik semen SCG, dan Chairil ditempatkan sebagai project engineer intern di pabrik semen Khang Koi. "Disana saya banyak membahas tentang alternative fuel. Juga tentang alternatice fuel di Indonesia," cerita Chairil.
Selama program magang, semua pengeluaran ditanggung oleh SCG. Dari mulai tiket pesawat, uang makan, dan bahkan mahasiswa di berikan uang saku sebesar 500 baht (17 USD)/ hari. Di awal program, mereka dikenalkan tentang SCG. Kemudian di sela-sela progam , mereka juga diajarkan tentang budaya Thailand. Sangat banyak pengalaman dan cerita yang mereka dapatkan. Pengalaman bekerja di perusahaan multinasional, belajar langsung dengan praktisi yang professional, dan kemampuan presentasi dalam bahasa inggris adalah sedikit dari banyak pelajaran yang dapat mereka dapatkan.
"Saran saya, jangan takut untuk mencoba progam seperti ini. Kalau dapat untung, gak juga tidak papa. Nothing to lose kan?" tantang Andri saat mengakhiri ceritanya.
"Awalnya cuma iseng-iseng daftar setelah melihat infonya di grup angkatan Tambang 2010, "ujar Denny kala diwawancara reporter itb. Denny yang mengetahui info tentang program tersebut di hari terakhir pendaftaran bercerita bahwa seleksi yang dilakukan SCG adalah penyortiran CV, pembuatan essay, dan wawancara bahasa inggris. Lain cerita dengan Andri, ia mengetahui info ini dari web karir.itb.ac.id. Senada dengan apa yang dikatakan Denny, ia pun bercerita tentang proses seleksi program ini. "Tips saya, lebih baik maksimalkan di essay. Mereka mencari orang yang mempunyai keingintahuan tinggi," papar Chairil.
Ketiga mahasiswa tersebut ditempatkan sesuai dengan jurusan masing-masing. Denny dengan latar belakang pertambangan di tempatkan di SCG Cement Saraburi, Andri di departemen maintenance yang bertanggung jawab atas semua mesin di pabrik semen SCG, dan Chairil ditempatkan sebagai project engineer intern di pabrik semen Khang Koi. "Disana saya banyak membahas tentang alternative fuel. Juga tentang alternatice fuel di Indonesia," cerita Chairil.
Selama program magang, semua pengeluaran ditanggung oleh SCG. Dari mulai tiket pesawat, uang makan, dan bahkan mahasiswa di berikan uang saku sebesar 500 baht (17 USD)/ hari. Di awal program, mereka dikenalkan tentang SCG. Kemudian di sela-sela progam , mereka juga diajarkan tentang budaya Thailand. Sangat banyak pengalaman dan cerita yang mereka dapatkan. Pengalaman bekerja di perusahaan multinasional, belajar langsung dengan praktisi yang professional, dan kemampuan presentasi dalam bahasa inggris adalah sedikit dari banyak pelajaran yang dapat mereka dapatkan.
"Saran saya, jangan takut untuk mencoba progam seperti ini. Kalau dapat untung, gak juga tidak papa. Nothing to lose kan?" tantang Andri saat mengakhiri ceritanya.