Perkenalkan Anggrek Lewat Inovasi Pot Kayu dengan Aplikasi Wood Typography

Oleh Mega Liani Putri

Editor Mega Liani Putri

BANDUNG, itb.ac.id - Seiring berjalannya waktu, populasi hutan di Indonesia mengalami pengurangan yang cukup dratis. Hal ini dikarenakan tidak bertanggungjawabnya dan ketidakpedulian masyarakat Indonesia terhadap hutan mereka sendiri. Contohnya adalah penurunan populasi hutan di Kalimantan yang mencapai 13.57 % dari tahun 2000 hingga 2009. Padahal populasi hutan hujan tropis di Indonesia menempati posisi terbesar ketiga di dunia. Dengan berkurangnya populasi hutan di Indonesia, ekosistem di Indonesia terutama spesies tumbuhan pun akan ikut berkurang. Salah satu tanaman yang sering tumbuh di hutan adalah tanaman anggrek. Indonesia sendiri memiliki sekitar 7.000 spesies tanaman anggrek yang beberapa di antaranya terancam punah. Dari masalah tersebut, seorang mahasiswa ITB bernama Novian Gilang Ahidiyaka (Desain Komunikasi Visual 2012) terinspirasi untuk memaparkan wawasan tentang tanaman anggrek di Indonesia melalui desain pot kayu agar masyarakat sadar akan eksistensi spesies-spesies tanaman anggrek di Indonesia.

Pinehole Woodpots

Produk dari pengaplikasian wood typography pada pot kayu ini dinamakan Pinehole Woodpots. Sesuai namanya, produk ini berbahan dasar kayu pohon jati bekas yang sebelumnya digunakan sebagai kontainer kayu. Kayu pohon jati ini terkenal akan strukturnya yang keras dan seringkali dijadikan media untuk ukiran yang indah. Karena itu, kayu dari pohon jati dipilih untuk dijadikan pot kayu sebagai wadah penanaman yang efektif. Kayu pohon jati ini nantinya akan dipotong dan dibentuk sedemikian rupa agar membentuk huruf tertentu dalam wujud 3 dimensi.

Pinehole Woodpots ini terdiri dari 6 buah pot kayu yang berbentuk huruf O, R, C, H, I, dan D. Kayu jati yang sudah dibentuk itu permukaan bawahnya akan diukir membentuk wadah agar dapat dimasukan media tanam untuk ditanam. Lalu setengah bagian atas dari huruf-huruf tersebut dipasang menggunakan bahan transparan tipis. Jika keenam buah pot kayu berbentuk huruf-huruf tersebut itu dirangkai, maka akan terbentuk kata orchid (tanaman anggrek). Produk ini memiliki dimensi panjang 2 meter, lebar 20 cm, dan tinggi 30 cm setelah disusun.

Pada setiap pot kayu tersebut ditanam tanaman anggrek dengan spesies berbeda. Keenam spesies tanaman Anggrek tersebut memiliki kekhasan masing-masing dan sudah dilindungi oleh Indonesia. Jika diurutkan dari pot dengan huruf O sampai pot huruf D, nama spesies-spesies anggrek tersebut Phalaenopsis amabilis (Anggrek Bulan), Dendrobium phalaenopsis (Anggrek Larat), Phalaenopsis violacea (Anggrek Kelip), Papiopedilum javanicum (Anggrek Kasut Hijau), Phalaenopsis celebensis, dan Coelogyne pandurata (Anggrek Hitam). Tidak sembarang anggrek yang dipilih untuk dikenalkan kepada masyarakat, contohnya seperti anggrek dengan nama spesies Phalaenopsis amabilis atau disebut Anggrek Bulan. Anggrek Bulan ini merupakan salah satu dari 3 tanaman nasional Indonesia yang tidak banyak orang ketahui. Kemudian spesies Papiopedilum javanicum atau anggrek Kasut Hijau, yang merupakan anggrek langka yang sekarang masuk kedalam data tanaman yang dilindungi karena sudah hampir punah. Spesifikasi dan penjelasan terhadap keenam anggrek dapat kita lihat pada ukiran-ukiran yang dibuat pada permukaan pot-pot kayu. Ukiran tulisan serta tambahan ukiran gambar-gambar dibuat seindah dan serapi mungkin sehingga menjadi daya tarik dari produk Pinehole Woodpots ini.

Menambah Wawasan dengan Wood Typography

Meskipun tanaman anggrek memiliki banyak spesies di Indonesia, tetapi masyarakat Indonesia sendiri tidak begitu tahu tentang tanaman ini. Ditambah dengan sering terjadinya deforestasi dan kebakaran hutan di Indonesia yang memengaruhi jumlah spesies tanaman anggrek di Indonesia. Sehingga menurut Novian, kurangnya wawasan tentang tanaman anggrek akan membahayakan eksistensi tanaman tersebut. Terkadang wawasan atau informasi mengenai tanaman yang ditempel begitu saja didekatnya terkesan membosankan. Karena itu, inovasi wood typography pada pot kayu sebagai media tanam bagi tanaman anggrek diharapkan dapat menarik masyarakat Indonesia untuk mempelajari spesies-spesies anggrek di Indonesia. Dengan begitu, masyarakat menjadi sadar akan pentingnya eksistensi biodiversitas spesies tumbuhan dan hewan di Indonesia, serta tergerak untuk ikut melindunginya.

Wood Typography pada pot kayu sebagai media tanam adalah kreasi inovatif Novian dalam menanggapi permasalahan Indonesia saat ini. Karya Wood Typography ini pun mendapat respon yang baik dari banyak pihak. Dalam ajang Ultigraph Award, Novian sebagai inovator dari Wood Typography mendapatkan penghargaan Best of the Best Applied Graphic dan Craftmanship Honorable Award. "Semoga karyaku dapat menginspirasi banyak orang dan dapat memperluas wawasan masyarakat Indonesia tentang tanaman anggrek di Indonesia." tutup Novian.

Sumber foto: dokumen pribadi

ITB Journalist Apprentice 2016
Jeffrey Halim (Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian 2015)