Mahasiswa KNB Program BIPA ITB Juara Favorit Berbicara Bahasa Indonesia
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Mahasiswa KNB Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Institut Teknologi Bandung menjadi juara terfavorit lomba Berbicara Bahasa Indonesia yang diadakan oleh APPBIPA Jogja dengan tema "Indonesia di Mataku". Pengumuman tersebut disampaikan pada 14 November 2021 lalu.
Ialah Labid bin Bashar dari Bangladesh yang merupakan mahasiswa internasional program Kemitraan Negara Berkembang (KNB) di ITB. Ia saat ini tercatat sebagai mahasiswa yang tengah menempuh studi magister pada jurusan Instrumentasi dan Kontrol, Fakultas Teknologi Industri (FTI). Labid adalah satu-satunya pemenang yang berstatus mahasiswa penerima beasiswa KNB. Ia mampu bersaing dengan peserta lain yang merupakan pemelajar BIPA yang sudah belajar bahasa Indonesia lebih lama.
Kepada Humas ITB, Selasa (1/12/2021), Labid mengatakan, sangat bersemangat mengikuti lomba tersebut. Ia mengaku telah berlatih selama 10 hari untuk mengasah kemampuannya berbahasa Indonesia yang direkam dalam video berdurasi 4 menit khusus untuk lomba. Dari ikut lomba tersebut, ia mendapatkan banyak manfaat, pertama Labid merasa percaya dirinya muncul. Kedua, dia bisa menaikkan level ketepatan pengucapannya dalam waktu singkat yang cukup sulit untuk diraih bagi murid kebanyakan. “Saya bangga karena bisa melewati kompetisi tersebut dan jadi perwakilan mahasiswa internasional ITB,” jelasnya.
Dia mengatakan, mempelajari bahasa baru butuh waktu bertahun-tahun. Sehingga ia merasa heran atas hasilnya belajar bahasa Indonesia dalam waktu kurang dari satu tahun. Ia bercerita sebelumnya pernah belajar bahasa Jerman dan hasilnya kurang begitu baik.
Dalam belajar, awalnya ia menerapkan strategi menghafal kosakata namun tidak berhasil. Akhirnya ia meniru cara pemerolehan bahasa pada bayi yaitu belajar dengan mendengarkan. "Kemudian saya mulai mendengarkan materi pelajaran serta video YouTube setidaknya selama 1 jam sehari. Lalu mendengarkan audio yang sama beberapa kali," ujarnya.
Namun, ia juga tetap menghadapi beberapa kesulitan saat belajar. Terutama penggunaan awalan "me-" dalam bahasa Indonesia. Namun setelah terus berlatih ia bisa mengatakan bahwa bahasa Indonesia lebih mudah. "Saya sangat senang belajar bahasa ini," katanya.
Labid belajar bahasa Indonesia lewat program BIPA yang diselenggarakan oleh ITB. Ia merasa proses belajar oleh tutor-tutor BIPA sangat efisien sehingga mempercepat proses belajarnya. Selain itu, tidak hanya mengajarkan lewat situs dan aplikasi yang menarik tetapi juga memberi materi cara berlatih mandiri di luar jam perkuliahan. "Mereka mengelola sistem dari sudut pandang yang berbeda sehingga siswa dapat belajar lebih cepat," ujarnya.
Sebagai tutornya, Roslina Sawitri menyampaikan apresiasi atas pencapaian yang diraih Labid. Ia merasa bangga karena bisa mengajarkan bahasa Indonesia kepada penutur asing. Selama pelaksanaan kelas, biasanya para tutor di BIPA ITB menggunakan aplikasi Zoom. Tutor juga sering menggunakan aplikasi menarik seperti nearpod, Kahoot!, wordwall, learningapps, live worksheet, padlet, serta video-video. Sebagai tambahannya, program BIPA juga memberikan kelas budaya yang pada semester ini membahas tentang kebudayaan Tana Toraja, dan sopan santun di Indonesia. “Rekaman video KBM selalu tersedia H+1 untuk mahasiswa yang tidak bisa ikut kelas secara live,” pungkasnya.