Perpustakaan ITB Tetap Eksis saat Pandemi COVID-19

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Tidak dapat dipungkiri, pandemi COVID-19 telah banyak mengubah cara hidup manusia, termasuk dalam menikmati layanan perpustakaan. Untuk itu, Perpustakaan ITB melakukan transformasi dalam pengelolaannya dari aspek koleksi, ruang, dan layanan.

Kepala UPT Perpustakaan ITB Dr. Eng. Yuli Setyo Indartono, mengatakan, meskipun akses masuk kampus telah dibatasi sejak Maret 2020, UPT Perpustakaan ITB terus berusaha untuk menghadirkan ide-ide baru demi mendukung proses riset dan studi. Oleh karena itu, perpustakaan pun harus beradaptasi dengan meningkatkan jumlah koleksi-koleksi digitalnya. “Tidak hanya jurnal, kami juga menambahkan buku teks elektronik sebagai bentuk tanggung jawab ITB dalam menyediakan bahan belajar bagi mahasiswa,” ujar Dr. Yuli dalam sebuah webinar, Rabu (30/6/2021).

Ia kemudian menjelaskan bahwa UPT Perpustakaan ITB menyediakan layanan luring terbatas untuk memenuhi kebutuhan akan materi nondigital. Mahasiswa yang telah memiliki izin dapat meminjamnya pada tanggal tertentu setelah melakukan reservasi melalui laman webpac.lib.itb.ac.id.

Dr. Yuli membagikan pengalamannya dalam melakukan sterilisasi koleksi-koleksi cetak di UPT Perpustakaan ITB. Ia mengungkapkan, “Untuk kertas, durasi karantinanya sekitar 5 hari sedangkan untuk cover buku yang dilapisi plastik memerlukan waktu 9 hari,” tambahnya.

Hidrogen peroksida (H2O2) dipilih sebagai metode sterilisasi yang dirasa paling tepat untuk dilakukan. Menurut Dr. Yuli, cairan kimia tersebut biasa digunakan sebagai antiseptik, dapat terdekomposisi menjadi oksigen dan air, serta dapat mensterilisasi bagian cover maupun dalam buku.

Untuk menutup pemaparannya, Dr. Yuli menayangkan sebuah video yang memperlihatkan langkah-langkah sterilisasi yang dilakukan di UPT Perpustakaan ITB. Dengan menggunakan penguap ultrasonik, ruangan tertutup berisi buku disterilisasi menggunakan H2O2 sebanyak 3 persen selama 30 hingga 60 menit lalu didiamkan selama semalam.

Reporter: Sekar Dianwidi Bisowarno (Rekayasa Hayati, 2019)