ITB Talks 2024: Menghadapi Tantangan Pembelajaran di Era Digital dengan AI

Oleh M. Naufal Hafizh

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id – Director of Library Services dari University of Wollongong, Australia, Margie Jantti, berbicara mengenai berbagai tantangan akibat teknologi yang terus berkembang pesat, termasuk Artificial Intelligence (AI) dalam dunia pendidikan dan langkah adaptasinya. Hal itu disampaikannya dalam ITB Talks dengan tema “AI for Education”, di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Rabu (7/8/2024).

Beliau menyampaikan pandangannya tentang berbagai perguruan tinggi di Australia, termasuk University of Wollongong, beradaptasi dan memanfaatkan AI generatif. AI kini tidak hanya menjadi alat, tetapi juga komponen penting dalam proses pembelajaran, riset, dan pengembangan kemampuan sivitas akademika.

Beliau menggambarkan pendidikan tinggi di Australia yang saat ini semakin mendorong pihak berwenang untuk memiliki kebijakan yang jelas mengenai penggunaan AI. Pemerintah Australia, melalui Tertiary Education Quality and Standards Agency (TEQSA), telah meminta semua perguruan tinggi untuk menyusun rencana penerapan AI generatif dalam pembelajaran, pengajaran, dan riset. Rencana ini mencakup berbagai target pencapaian, termasuk memberikan kesempatan pembelajaran sepanjang hayat bagi seluruh masyarakat Australia serta menerapkan sistem pendidikan yang lebih fleksibel dan responsif.

Beliau menekankan pentingnya pendidikan yang inovatif dengan pendekatan belajar daring dan bauran. Menurutnya, lembaga pendidikan harus dapat mendorong dalam hal berbagi praktik terbaik dalam pengajaran serta memperluas akses pelatihan untuk staf, terutama terkait AI generatif. Hal ini untuk memastikan bahwa tenaga pengajar dan mahasiswa memiliki pemahaman yang mendalam tentang AI serta kemampuan untuk menggunakannya secara bertanggung jawab dan etis.

“Kami sangat menyadari bahwa ini adalah ruang yang bergerak sangat cepat, dan meskipun ada banyak peluang positif dalam menggunakan AI generatif, kita harus menyeimbangkannya dengan pengembangan keterampilan dan kemampuan mahasiswa untuk dapat mengkritisi metodologi dan keluaran AI,” ujarnya.

Salah satu aspek yang disampaikannya adalah perlunya bimbingan yang berkelanjutan bagi mahasiswa dalam menggunakan AI generatif. Bimbingan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari teknik prompting yang efektif, verifikasi hasil AI, hingga etika dan privasi dalam menggunakan teknologi kecerdasan buatan ini.

Di sisi lain, perpustakaan perguruan tinggi memainkan peran sentral dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan pembelajaran di era digital. Perpustakaan tidak hanya menyediakan akses ke informasi, tetapi juga menjadi pusat pengembangan literasi digital dan meta-literate yang kini semakin diperluas dengan adanya integrasi AI generatif. Hal itu berkaitan dalam hal mendidik mahasiswa mengenai cara menggunakan AI dengan cara yang aman, etis, dan bertanggung jawab.

Menurutnya, perpustakaan berperan dalam mengintegrasikan AI ke dalam kurikulum, memastikan bahwa mahasiswa tidak hanya memahami bagaimana AI bekerja, tetapi juga mampu mengkritisi hasil yang dihasilkan oleh teknologi tersebut.

Beliau mengajak berbagai perguruan tinggi untuk berkomitmen terus mengembangkan kapabilitas pembelajaran dan inovasi yang berkelanjutan. Perpustakaan juga turut tidak hanya sebagai penyedia informasi, tetapi sebagai mitra dalam perjalanan pembelajaran mahasiswa, memastikan sivitas akademika siap menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan digital.

Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika, 2021)