Persiapkan Kegiatan Konseling Asrama, Asrama ITB Menggelar Seminar "Love and Learn Community: Peer Counselor 101"

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

JATINANGOR, itb.ac.id – Asrama ITB mengadakan seminar dengan tema "Love and Learn Community: Peer Counselor 101" pada Sabtu (23/09/2023) di Gedung Kuliah Umum 1 (GKU 1) ITB Kampus Jatinangor. Acara yang merupakan kolaborasi antara Tutor Asrama ITB dan Bimbingan Konseling (BK) Direktorat Kemahasiswaan ITB ini, menghadirkan langsung Psikolog Yusi Prasiwi, S.Psi., M.Psi. dari BK Direktorat Kemahasiswaan ITB.

Seminar ini dihadiri langsung oleh Tutor Asrama ITB tujuannya memberikan pemahaman mendalam tentang peran dan keterampilan yang harus dimiliki tutor asrama sebagai kakak konseling di asrama.

Salah satu agenda wajib dalam Asrama ITB, yaitu kegiatan konseling oleh tutor asrama kepada para mahasiswa. Seminar ini pun berguna membekali para tutor asrama dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi kakak konseling yang baik. Sehingga kakak konseling dapat menjadi tempat cerita yang nyaman bagi adik-adiknya.

Materi dibuka dengan Yusi Prasiwi menjelaskan mengenai pengertian stres sebagai reaksi tubuh terhadap situasi yang dianggap berbahaya atau sulit. "Pemahaman yang baik tentang stres sangat penting, terutama karena banyak mahasiswa yang membutuhkan bantuan kakak konseling mengalami tingkat stres yang berbeda-beda," ujarnya.

Beliau juga menekankan bahwa adik konseling bukanlah objek yang lemah, tetapi subjek yang memiliki kendali penuh atas diri mereka sendiri. “Kakak konseling bertanggung jawab untuk hadir, menerima adik konseling dengan segala potensi dan permasalahannya, dan menciptakan kondisi yang nyaman dan dapat dipercaya sehingga adik konseling dapat terbuka dan berkembang,” ungkapnya.

Beliau pun menjelaskan mengenai empat fungsi utama konseling, yaitu pencegahan, penyesuaian, perbaikan, dan pengembangan.
Poin pertama adalah pencegahan yang merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mencegah munculnya masalah. Kemudian ada penyesuaian yang melibatkan proses beradaptasi dengan perubahan dalam hidup. Sementara itu, perbaikan berkaitan dengan pemecahan masalah dan perubahan positif. Terakhir, pengembangan adalah tentang meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

Tak hanya itu, beliau pun mengungkapkan beberapa keterampilan yang perlu dimiliki oleh seorang kakak konseling. Keterampilan-keterampilan tersebut adalah emphatic listening, responding for understanding and responding for action, dan building trust.

Lebih lanjut, empathic listening atau keterampilan mendengarkan secara empati adalah proses menerima, memperhatikan, dan memberikan makna dari setiap pesan yang didengar. Mendengarkan secara empati adalah kunci dalam membangun hubungan yang baik, menciptakan kepercayaan, dan memfasilitasi ekspresi.

Keterampilan responding for understanding and action ini menuntut kakak konseling untuk dapat memberikan respon yang sesuai dengan kondisi adik konseling. Hal ini bisa dilakukan dengan mengulang informasi yang diungkapkan adik konseling, mengklarifikasi pemahaman, memberikan umpan balik, dan memberikan informasi yang dibutuhkan.

Kemampuan lainnya yang tidak kalah penting adalah building trust, yaitu tentang pentingnya membangun kepercayaan dengan adik konseling melalui fokus, rencana tindakan, dan mengawali serta mengakhiri konseling dengan tepat.

Di akhir materi, beliau menekankan bahwa kakak konseling bukanlah seorang profesional. Sehingga seorang kakak konseling tidak perlu sampai memberikan solusi untuk setiap permasalahan yang dialami adik konselingnya.

Menurutnya setiap orang juga punya sudut pandang berbeda-beda dan juga untuk mencegah ketergantungan. Namun kakak konseling memiliki tanggung jawab untuk hadir dan menerima adik konseling apa adanya.

Meski begitu, beliau tetap menawarkan solusi ketika kakak konseling merasa tak mampu menghadapi permasalahan adik konselingnya. Di mana mereka dapat menggunakan metode refferal. “Ini berarti merekomendasikan adik konseling untuk mendapatkan bantuan dari seseorang yang lebih ahli dalam bidang yang relevan. Sehingga, memastikan bahwa adik konseling mendapatkan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” tuturnya.

Seminar ini akhirnya ditutup dengan praktik konseling oleh tutor asrama dan dilanjutkan dengan komentar serta wejangan langsung dari pembicara. Saat penutupan, peserta diingatkan juga tentang pentingnya membantu orang lain dan pentingnya membantu diri sendiri untuk dapat membantu orang lain dengan lebih baik.

Sesi ini kemudian diakhiri dengan penyerahan cendera mata kepada narasumber. Penyerahan cendera mata dilakukan oleh Kepala Seksi Pengembangan Karakter Direktorat Kemahasiswaan ITB, Nanan Hendayana, A.Md., SAP.

Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika 2021)