PLO STEI ITB Angkatan 2008: Membina Individu yang Unik, Visoner, dan Kolaboratif
Oleh alitdewanto
Editor alitdewanto
BANDUNG, itb.ac.id- Mencetak Generasi Pemimpin: Membina Individu yang Unik, Visioner, dan Kolaboratif merupakan visi dan pedoman dari kegiatan Profession and Leadership Orientation Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (PLO STEI) ITB Angkatan 2008. Kegiatan yang dikhususkan bagi mahasiswa STEI angkatan 2008 ini merupakan hasil kerjasama dari dua himpunan yakni HME (Himpunan Mahasiswa Elektro) dan HMIF (Himpunan Mahasiswa Informatika). Sesuai dengan visinya, diharapkan dari kegiatan ini dapat menghasilkan profil generasi pemimpin yang unik, visioner, dan kolaboratif. "Unik berarti dia tahu mengenai konsep dirinya yang berbeda dengan sesama, visioner menunjukkan pengetahuan yang banyak sehingga berani mencanangkan cita-cita yang jauh ke depan, sedangkan kolaboratif dapat memampukan kita untuk bekerjasama sebagai makhluk sosial demi mewujudkan cita-cita tadi." papar Ikhsan Sigma Putra (Teknik Elektro 2006), ketua panitia kepada Kantor Berita.
Kegiatan PLO STEI ini diselenggarakan selama sepekan dari Selasa (02/06/09) s/d Selasa (09/06/09) bertempat di lokasi kampus ITB. Secara konstan, kurang lebih dihadiri oleh 80 persen mahasiswa STEI angkatan 2008.
Konsep Open Source dan Paradigma Entrepreneurial Mindset
"PLO ini merupakan racikan dari seluruh stakeholder dari seluruh aspek seperti himpunan, panitia penyelengara, dosen, fakultas, hingga para pesrta sendiri." terang Sigma ketika ditanya apa itu konsep Open Source. Sedangkan paradigma Entrepreneurial Mindset mengacu pada kebebasan untuk belajar hingga mencapai suatu pengertian. Kebebasan berpikir ini akan menjadikan motivasi yang nyata bagi seseorang untuk memiliki wawasan terbuka sehingga tecipta iklim yang kreatif dan inovatif. Kedua hal tersebut dapat memampukan diri untuk menempatkan disiplin ilmu secara umum sehingga dapat lebih berpikir holistik dan global.
Salah satu inovasi yang dilakukan dalam kegiatan ini ialah dengan adanya rapor kerja panitia. "Soalnya bisa juga dijadikan stimulus buat peserta." imbuh Sigma. selain itu metode penyampaian materi pun tidak hnaya dilakukan secara monoton, namun bervariasi seperti amazing race, mentoring, studi kasus, seminar, wawancara, dan games.
Keterbukaan
Sebagai sebuah kegiatan yang menggunakan SDM yang sangat banyak, keterbukaan adalah hal yang mutlak. HMIF dan HME pun memulai diskusi materi dengan saling terbuka mengenai nilai-nilai apa yang ingin dicapai, begitu pula dengan fakultas dan dosen. "Fakultas (STEI-red) sangat mendukung acara ini karena tahu bahwa kemahasiswaan adalah bagian dari kependidikan ITB dan kami saling terbuka." ujar Sigma. "Bahkan sempat terjadi pembicaraan untuk mengagendakan program ini selama setahun terjadwal."
Keterbukan ini membuat visi misi masing-masing mahasiswa menjadi lebih teralur dalam dunia kompetensi. "ITB memang memilki potensi sangat besar baik secara otak, prestasi, link, kualitas infrastruktur yang dapat menunjang proses akademik dan kemahasiswaan. Tinggal bagaimana kita dapat terbuka dan piawai bekerjasama. Itu modal bagi bangsa ini untuk dapat bersaing di dunia internasional." pesan Sigma di akhir pebincangan dengan Kantor Berita.
Konsep Open Source dan Paradigma Entrepreneurial Mindset
"PLO ini merupakan racikan dari seluruh stakeholder dari seluruh aspek seperti himpunan, panitia penyelengara, dosen, fakultas, hingga para pesrta sendiri." terang Sigma ketika ditanya apa itu konsep Open Source. Sedangkan paradigma Entrepreneurial Mindset mengacu pada kebebasan untuk belajar hingga mencapai suatu pengertian. Kebebasan berpikir ini akan menjadikan motivasi yang nyata bagi seseorang untuk memiliki wawasan terbuka sehingga tecipta iklim yang kreatif dan inovatif. Kedua hal tersebut dapat memampukan diri untuk menempatkan disiplin ilmu secara umum sehingga dapat lebih berpikir holistik dan global.
Salah satu inovasi yang dilakukan dalam kegiatan ini ialah dengan adanya rapor kerja panitia. "Soalnya bisa juga dijadikan stimulus buat peserta." imbuh Sigma. selain itu metode penyampaian materi pun tidak hnaya dilakukan secara monoton, namun bervariasi seperti amazing race, mentoring, studi kasus, seminar, wawancara, dan games.
Keterbukaan
Sebagai sebuah kegiatan yang menggunakan SDM yang sangat banyak, keterbukaan adalah hal yang mutlak. HMIF dan HME pun memulai diskusi materi dengan saling terbuka mengenai nilai-nilai apa yang ingin dicapai, begitu pula dengan fakultas dan dosen. "Fakultas (STEI-red) sangat mendukung acara ini karena tahu bahwa kemahasiswaan adalah bagian dari kependidikan ITB dan kami saling terbuka." ujar Sigma. "Bahkan sempat terjadi pembicaraan untuk mengagendakan program ini selama setahun terjadwal."
Keterbukan ini membuat visi misi masing-masing mahasiswa menjadi lebih teralur dalam dunia kompetensi. "ITB memang memilki potensi sangat besar baik secara otak, prestasi, link, kualitas infrastruktur yang dapat menunjang proses akademik dan kemahasiswaan. Tinggal bagaimana kita dapat terbuka dan piawai bekerjasama. Itu modal bagi bangsa ini untuk dapat bersaing di dunia internasional." pesan Sigma di akhir pebincangan dengan Kantor Berita.