Presentasi Share ITB: Ekonomi Berbasis Internet, dalam Perspektif Indonesia
Oleh asni jatiningasih
Editor asni jatiningasih
BANDUNG, itb.ac.id- Share, salah satu unit kegiatan mahasiswa ITB yang memfokuskan diri pada riset, menyelenggarakan presentasi terbuka dengan topik "Internet-based Economy, Challenges and Opportunities: Indonesia's Perspective", Sabtu (29/11). Presentasi diisi oleh perwakilan Share ICT Knowledge Network, Achmad Zaky (IF'04), dan dilanjutkan oleh Kepala Riset Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi (PPTIK) ITB, Armein Z. Langi. Presentasi diarahkan seputar status internet di Indonesia, potensi internet di Indonesia dalam menumbuhkan perekonomian, dan tantangan perkembangannya.
Data akhir tahun 2007 Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukan jumlah pengguna internet Indonesia mencapai 25 juta jiwa dengan pertumbuhan per tahun sekitar 20%. Walaupun memiliki jumlah internet yang cukup besar, menurut Zaky, tidak demikian penetrasi pengguna internetnya. Dibandingkan dengan negara lain dibelahan dunia, Indonesia tergolong Negara yang memiliki penetrasi pengguna internet paling bawah yaitu tidak mencapai 10%. World Economic Forum, beberapa waktu lalu, mengeluarkan hasil risetnya dalam Global Information Technology Report 2007-2008 dengan memeringkatkan kesiapan dalam hal jaringan internet terhadap seluruh negara di dunia. Dalam Networked Readiness Index tersebut Indonesia menduduki peringkat ke-76, jauh di bawah Malaysia dan Thailand. World Economic Forum mengukur tiga hal penting, yaitu lingkungan untuk tumbuhnya ICT, kesiapan dari seluruh stakeholder bisnis, dan pemanfaatan ICT. Seperti yang dipaparkan Zaky, yang menarik dari hasil riset tersebut adalah Indonesia menduduki peringkat 4 dunia untuk persepsi penerimaan produk/jasa ICT luar negeri, peringkat 9 untuk kepuasan pembeli produk/jasa ICT, dan peringkat 12 untuk jumlah impor produk/jasa ICT. Fenomena ini menunjukan selama ini masyarakat masih sangat konsumtif memanfaatkan ICT. "Oleh karenanya, sudah seharusnya pemerintah bekerja keras mendukung tumbuhkembangnya internet di Indonesia," papar Zaky. Di lain sisi, dalam kajian Share, ia menyambut baik UU ITE yang baik untuk menumbuhkan industri internet di Indonesia dan megaprojek Palapa Ring yang tengah berlangsung sebagai tulang punggung jaringan internet di seluruh Indonesia.
Mengenai potensi ekonomi internet di Indonesia, dilanjutkan Zaky, banyak pihak memprediksi hadirnya internet saat ini seperti hadirnya teknologi listrik pada tahun 1920an, intenet akan melahirkan kehidupan ekonomi baru dimana dalam kehidupan ekonomi tidak bisa terlepas dari internet. Hal ini menguntungkan, pasalnya penggunaan internet dalam kehidupan ekonomi akan menghasilkan ekonomi berbiaya rendah (low cost economy). Di Indonesia, ekonomi berbasis internet diwujudkan dengan hadirnya situs-situs informasi yang memperoleh pendapatan dari jasa iklan, situs jual beli online baik retail atau wholesale, model bisnis berbasis layanan (application server) seperti halnya Google dan Salesforce.com yang menyediakan aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP), hadirnya e-government sebagai sarana peningkatan layanan publik, dan e-banking. Untuk kedepannya, diharapkan industri hiburan akan meningkat seiring dengan perkembangan internet di Indonesia. Raksasa software Microsoft telah melakukan investasi besar-besaran untuk mempersiapkan bisnis IPTV mereka, di Indonesia model bisnis seperti ini baru sebatas hadirnya TV kabel dan TV langganan.
Berbicara mengenai tantangan, tantangan terbesar bagi tumbuhkembangnya internet di Indonesia ada pada berbagai sisi. Dari sisi infrastruktur, Indonesia sangat jauh tertinggal. Dari sisi konten, data Networked Readiness Index 2007-2008 menunjukan Indonesia menduduki peringkat 9 untuk jumlah produk/layanan asing. Dengan kata lain, keuntungan dalam industri internet di Indonesia sebagian besar masih dinikmati oleh pemain asing Google, Yahoo, Friendster, Facebook, dll. Serta dari sisi keamanan, isu ini menjadi penting ketika seluruh kehidupan ekonomi terkait dengan internet.
Melanjutkan kajian Share ITB mengenai ekonomi berbasis internet, Armein Z. Langi menambahkan teori yang disebutnya sebagai 'diamond', yaitu dimana ekonomi akan tercapai saat sesuatu yang bernilai tinggi didapatkan dengan biaya rendah. Dalam kaitannya dengan IT, dalam hal ini internet, IT menurunkan cost dan menaikkan buyer value.
Ketua Share ITB, Demi Tristan Djajadi (Biologi'07), mengatakan Share ITB akan melanjutkan kegiatannya dalam hal "Sharing Knowledge", berbagi pengetahuan dengan menyelenggarakan presentasi-presentasi lanjutan sebagai hasil kajian dan riset unit kegiatan mahasiswa tersebut. Di presentasi yang akan datang, direncanakan topik energi nuklir akan diangkat.
Mengenai potensi ekonomi internet di Indonesia, dilanjutkan Zaky, banyak pihak memprediksi hadirnya internet saat ini seperti hadirnya teknologi listrik pada tahun 1920an, intenet akan melahirkan kehidupan ekonomi baru dimana dalam kehidupan ekonomi tidak bisa terlepas dari internet. Hal ini menguntungkan, pasalnya penggunaan internet dalam kehidupan ekonomi akan menghasilkan ekonomi berbiaya rendah (low cost economy). Di Indonesia, ekonomi berbasis internet diwujudkan dengan hadirnya situs-situs informasi yang memperoleh pendapatan dari jasa iklan, situs jual beli online baik retail atau wholesale, model bisnis berbasis layanan (application server) seperti halnya Google dan Salesforce.com yang menyediakan aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP), hadirnya e-government sebagai sarana peningkatan layanan publik, dan e-banking. Untuk kedepannya, diharapkan industri hiburan akan meningkat seiring dengan perkembangan internet di Indonesia. Raksasa software Microsoft telah melakukan investasi besar-besaran untuk mempersiapkan bisnis IPTV mereka, di Indonesia model bisnis seperti ini baru sebatas hadirnya TV kabel dan TV langganan.
Berbicara mengenai tantangan, tantangan terbesar bagi tumbuhkembangnya internet di Indonesia ada pada berbagai sisi. Dari sisi infrastruktur, Indonesia sangat jauh tertinggal. Dari sisi konten, data Networked Readiness Index 2007-2008 menunjukan Indonesia menduduki peringkat 9 untuk jumlah produk/layanan asing. Dengan kata lain, keuntungan dalam industri internet di Indonesia sebagian besar masih dinikmati oleh pemain asing Google, Yahoo, Friendster, Facebook, dll. Serta dari sisi keamanan, isu ini menjadi penting ketika seluruh kehidupan ekonomi terkait dengan internet.
Melanjutkan kajian Share ITB mengenai ekonomi berbasis internet, Armein Z. Langi menambahkan teori yang disebutnya sebagai 'diamond', yaitu dimana ekonomi akan tercapai saat sesuatu yang bernilai tinggi didapatkan dengan biaya rendah. Dalam kaitannya dengan IT, dalam hal ini internet, IT menurunkan cost dan menaikkan buyer value.
Ketua Share ITB, Demi Tristan Djajadi (Biologi'07), mengatakan Share ITB akan melanjutkan kegiatannya dalam hal "Sharing Knowledge", berbagi pengetahuan dengan menyelenggarakan presentasi-presentasi lanjutan sebagai hasil kajian dan riset unit kegiatan mahasiswa tersebut. Di presentasi yang akan datang, direncanakan topik energi nuklir akan diangkat.