Tim Cacheadm, Dibalik si Cumi Jaringan Internet ITB

Oleh kristiono

Editor kristiono

BANDUNG, itb.ac.id - Di sekretariat ARC, area Sunken Court, Sabtu siang (28/6) www.itb.ac.id berkesempatan mengobrol santai dengan beberapa anggota Tim Cacheadm, ‘pawang’ cumi jaringan internet di ITB. ‘Kunjungan’ singkat ini dimaksudkan untuk mengorek keterangan langsung dari orang-orang dibalik eksistensi cumi di jaringan internet ITB. Cumi yang dimaksud adalah suatu program yang secara otomatis memblock akses internet oleh user, yang dianggap tidak sesuai dengan kebijakan penggunaan internet di ITB. Mohamad Saiful Hidayat (EL’04), salah satu anggota tim, dengan bersahabat menjelaskan tugas dan kewenangan tim yang saat ini Ia gawangi bersama Wildan Aliviyarda (EL’04), Zeki Fithra (GM’04) dan Awaluddin (EL’05). Menurut Ipul, secara umum tugas Tim Cacheadm adalah proxying and caching. “Proxy itu semacam firewall yang membatasi akses user melalui suatu akses kontrol agar semua user bisa dijaga perilakunya. Salah satunya dengan cara mengarahkan semua rikues http dari dalam ITB ke luar network ITB (baca: internet) melalui suatu sistem yang disebut sistem proxy dan cache itb yaitu server cache.itb.ac.id. ITB punya enam cache, semua servernya ada di PAU. Singkatnya sih ngatur gimana caranya user bisa akses internet”, ujarnya. Kebijakan (policy) akses internet di ITB, kata Ipul, berlandaskan pada akses keadilan dan ditujukan demi kenyamanan semua pengguna internet di lingkungan kampus. Sederhananya, cumi yang memblok koneksi internet, akan muncul jika seorang pengguna memakai internet melebihi kapasitas. Ipul mencontohkan jika ada dua orang user, misal A dan B. Si A hanya membuka satu tab, sedangkan B membuka hingga sepuluh tab, penggunaan yang berlebih oleh B menyebabkan kecepatan akses internet keseluruhan melambat. Nah, dalam hal ini ketidakadilan terjadi karena koneksi internet si A ikut melambat karena perbuatan si B. Oleh sebab itu, akses si B perlu dibatasi. Bloking akses yang dilakukan cumi, tidak hanya terbatas pada banyaknya tab yang dibuka, tetapi juga pada ukuran site yang dikunjungi. “Kapasitas akses untuk siang hari no limits, sedangkan untuk malam hari kami batasi hanya 5mb. Pembatasan pemakaian internet pada malam hari karena akses di waktu malam cenderung untuk kepentingan yang kurang produktif” ujar Ipul. Format file multimedia -khususnya video- umumnya berkapasitas besar sehingga aksesnya perlu ditertibkan. Alamat website yang mengandung unsur pornografi juga masuk dalam daftar hitam. Bagaimana mengontrol alamat website yang sedianya berjumlah jutaan? Ipul mengatakan, program squid telah memiliki system yang secara otomatis dapat memblok web address yang memiliki tendensi ‘tidak benar’. Namun demikian, Tim Cacheadm tetap memiliki kemampuan memblokir situs yang dianggap tidak sesuai dengan kebijakan ITB dengan cara menginput alamat situs tersebut secara manual. Berbicara caching, Ipul kembali mengandaikan, misal ada A, B, C dan D. Mereka berempat akses internet. A akses site X pada jam 8 pagi. B akses site Y pada jam 9 pagi. C akses site Z pada jam 10 pagi. Terus misalnya pas siang hari si C pengen juga akses site X. Akan lebih bijak jika apa yang telah dibuka oleh si A tadi pagi itu disimpan sementara di server ITB. Nah, untuk caching ini kita gunakan sistem peering dan sibling. Tim Cacheadm, lanjut Ipul, berwenang dalam menertibkan akses user ke situs-situs di luar jaringan internal. Demi kenyamanan user, kami juga bertanggung jawab dalam menyiasati jalur koneksi internet di ITB. Misalnya, jika koneksi dengan AI3 mati, kami mengalihkannya ke koneksi jaringan TEIN. Tim Cacheadm ITB yang dibentuk sejak 1996, berkantor di PAU dan merupakan bagian dari Divisi Infrastruktur Unit Sumber Daya Informasi. Donlot Order Keberadaan Cumi ITB, seperti diuraikan diatas, memang bertujuan mulia demi keadilan dan kenyamanan penggunaan internet bagi civitas kampus. Hanya saja, dalam beberapa kasus, beberapa situs yang menyediakan source penting bagi kebutuhan perkuliahan, karena kapasitas file yang besar, kerap kali tak luput dari hadangan cumi. Menyadari hal ini, Tim Cacheadm ITB kini memperkenalkan layanan donlot order. Melalui layanan ini, civitas ITB yang memerlukan suatu file namun kesulitan mendownloadnya dapat langsung ‘mengorder’ ke Tim Cacheadm melalui email. “Rikues file selesai diproses dalam satu hingga dua hari”, ujar Ipul. Cumi –dalam bahasa Inggris ‘squid’- adalah software berbasis Harvest Cache Daemon dan dikembangkan diawal 1990an. Squid merupakan software non-komersil yang menyediakan seperangkat kondisi untuk mengontrol akses, otorisasi dan logging aplikasi proxy website. Pemakaian squid dalam suatu jaringan internet bermanfaat untuk mengatur web traffic, meningkatkan performa internet, mempercepat browsing, serta menyediakan konten statik, dinamik dan streaming pengguna internet. Saat ini, penggunaan squid telah merambah keseluruh dunia, hanya saja jutaan pengguna internet boleh jadi tidak sadar jika jaringan yang dia akses telah ‘bercumi’!