Presentasi Terbuka, "Pendidikan Alternatif"
Oleh asni jatiningasih
Editor asni jatiningasih
Dalam rangka menyambut Hari Pendidikan Nasional, Kementrian Pendidikan dan Keilmuan Keluarga Mahasiswa (KM) ITB bekerja sama dengan Unit Kajian Keilmuan ShARE ITB menyelenggarakan presentasi terbuka dan diskusi dengan tema "Pendidikan Alternatif", Sabtu (25/04/09), Ruang 26 Campus Center Barat.Hadir sebahai pembicara Gladys E.P, anggota kelompok kajian isu-isu Sosial-ShARE ITB, dan Rahmat Jabaril, pendiri dan pengelola komunitas belajar Taboo.
Masalah Pendidikan
Pertama, dari segi sekolah, rasio pendidik (guru) dan murid tidak seimbang. Di Jawa Barat, tahun 2006/2007 rasio guru dan murid SD untuk sekolah negeri adalah 1:25, sedangkan untuk sekolah swasta adalah 1:15. Pada tahun yang sama, ratio guru dan murid SMP untuk untuk sekolah negeri adalah 1:16, sedangkan untuk sekolah swasta adalah 1:13. Sementara rasio ideal untuk guru dan murid SD adalah 1:5 (kelas 1-3 SD), 1:6 sampai 1:10 (kelas 1-6 SD) dan 1:10 sampai 1:15 (kelas 1-3 SMP).
Kedua, masalah ekonomi. Dua faktor utama yang membuat anak-anak tidak bersekolah adalah keluarga yang miskin, dan tekanan dari orang tua agar anak-anaknya bekerja. Berdasarkan data BPS, 19 juta keluarga Indonesia adalah miskin.Biaya hidup dan pendidikan dirasa memberatkan orang tua sehingga menciptakan pikiran pragmatis pada orang tua untuk mempekerjakan anaknya daripada bersekolah. Ironisnya, level pendidikan yang rendah dan terbatasnya kesempatan kerja adalah penyebab utama kemiskinan.Di Jawa Barat, tahun 2006-2007 total siswa SD (baik negeri maupun swasta) adalah 4.343.101 dan total siswa SMP (baik negeri maupun swasta) adalah 1.285.176. Sementara, anak-anak di Jawa Barat berusia 0-14 tahun tahun 2007 adalah 6.326.723.
Pendidikan Alternatif
Ada banyak tempat belajar alternatif di Bandung selain sekolah formal. Beberapa contoh diantaranya:
- Sekolah Terbuka at Tanjungsari
- Bus-Mobile Class near Siliwangi Stadion
- Rumah Belajar KM ITB
- Komunitas Belajar Taboo, Dago Pojok
Mahasiswa dapat berkontribusi mendukung pendidikan SD dan SMP dengan menjadi pengajar di tempat-tempat pendidikan alternatif di atas.
Foto: Rumah belajar KM ITB