Presiden Shell Indonesia : Menuju Dunia Bebas Emisi Karbon
Oleh Aldy Kurnia Ramadhan
Editor Aldy Kurnia Ramadhan
Bandung, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB)
kembali mengadakan Kuliah Umum Studium
Generale pada Rabu (11/10/16) yang bertempat di Aula Barat Kampus Ganesha
ITB. Pada kesempatan kali ini, ITB mengundang dan President
Director PT Shell Indonesia, Darwin Silalahi, serta Pemerintah Kota Bandung
yang diwakili oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung, Ahyani
Raksanagara, untuk memberi tambahan wawasan kepada ratusan peserta kuliah yang
berasal dari berbagai angkatan dan program studi. Studium Generale tersebut juga
dimoderatori oleh Ketua Pusat Kebijakan Keenergian ITB, Retno Gumilang Dewi. Kuliah
umum tersebut membahas pengelolaan dunia masa depan yang bersih dan bebas emisi
karbon.
Emerging Net Zero Emission
World
Sesi awal kuliah dimulai dengan penjelasan dari Presdir Shell Indonesia yang membahas mengenai perubahan energy ke depan. Ia memaparkan bahwa ke depannya, dunia ini akan semakin bergerak menuju penggunaan energi alternatif yang bersih dan bebas emisi karbon. Hal ini akan dapat diwujudkan bila terjadi perubahan pola konsumsi energi pada sektor-sektor pengkonsumsi energi besar seperti built environment, industri, transportasi, serta power generation. Dekarbonisasi suatu Negara akan bergantung pada beberapa faktor, salah satunya geografi negara tersebut. Negara dengan potensi energi baru dan terbarukan yang besar seperti angina, air, dan matahari akan lebih cepat melakukan dekarbonisasi dibandingkan dengan negara yang tidak memiliki sumber daya tersebut. Selain itu, negara yang masyarakatnya lebih open-minded terhadap energi nuklir juga akan lebih cepat melakukan dekarbonisasi dibanding negara yang masyarakatnya masih menolak penggunaan nukir sebagai sumber energi alternatif.
Selain itu, saat ini pun telah dikembangkan salah satu cara pengurangan emisi karbon dengan metode Carbon Capture Storage (CCS) dimana ITB telah ditunjuk sebagai Pusat Ekselensi Pengembangan CCS di Indonesia. Teknologi ini menangkap karbon dan menginjeksikannya ke dalam batuan reservoir sehingga karbon tersebut tidak terlepas di udara. Selain berdampak baik pada lingkungan, metode CCS tersebut juga dapat digunakan untuk menambah perolehan minyak bumi jika diinjeksikan ke reservoir minyak.
Sesi kedua seminar diisi dengan pembahasan Smart City Bandung oleh Kepala
Diskominfo Kota Bandung, Ahyani Raksanagara. Ia menjelaskan bahwasanya Bandung
berusaha untuk membangun Smart City
seperti website dan aplikasi e-governance, dimana masyarakat dapat
mengetahui berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah.
Selain itu, pemkot juga menyediakan mobil pelayanan pajak keliling, mobil
konsultasi keliling, serta inovasi-inovasi lainnya.
Sumber foto : Dokumentasi Penulis