Prodi Rekayasa Hayati ITB Selenggarakan Kuliah Tamu tentang Teknologi Pengolahan Minyak Atsiri
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id–Program studi Rekayasa Hayati, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB (SITH ITB) menyelenggarakan kuliah tamu dengan topik “Teknologi Pengolahan Minyak Atsiri” untuk mata kuliah BE2205 Teknologi Bioproduk Berbasis Tumbuhan. Kuliah tamu ini menghadirkan narasumber pendiri CV Pavettia Wangi Atsiri, Dian Adhy Feriyanto, S.T.
Feryanto memulai pemaparan materi dengan menjelaskan tentang apa itu Minyak Atsiri. “Minyak Atsiri atau essential oil merupakan suatu cairan pekat yang merupakan campuran kompleks dari senyawa-senyawa aromatik dan bersifat hidrofobik sehingga tak larut dalam air,” jelas Feryanto, pada Selasa (1/3/2022). Minyak atsiri juga bersifat mudah menguap pada suhu ruangan, sehingga sering disebut minyak terbang. Bagian tanaman yang menjadi sumber dari minyak atsiri ini adalah daun, bunga, dan kulit bunga.
Ia juga menjelaskan tentang perbedaan minyak atsiri dengan minyak nabati. “Minyak nabati berasal dari campuran kompleks senyawa lipid, sementara minyak atsiri dari senyawa aromatik. Selain itu, minyak nabati juga tidak mudah menguap pada suhu ruangan dan banyak didapat dari bagian daging buah dan biji tanaman,” terang Feryanto. Minyak nabati ini berfungsi sebagai carrier oil untuk minyak atsiri atau essential oil.
“Minyak nabati berfungsi untuk mengencerkan minyak atsiri untuk mengurangi kepekatannya apabila diaplikasikan pada kulit. Hal ini bertujuan untuk menghindari efek negatif pada kulit karena kepekatan dari essential oil seperti iritasi kulit,” ungkap Feryanto. Selain itu, ada jenis minyak yang memiliki kemiripan dengan essential oil yaitu fragrance oil.
Fragrance oil atau yang biasa disebut perfume oil diciptakan untuk memberikan aroma yang mirip seperti essential oil. Fragrance oil ini diciptakan untuk keperluan aroma, terutama untuk substitusi dari essential oil yang harganya sangat mahal. Namun, sayangnya fragrance oil banyak yang mengandung komponen sintetis.
Kemudian, dijelaskan pula tentang teknik pengolahan minyak atsiri. Mulai dari pengempaan atau pressing, ekstraksi dengan lemak, ekstraksi pelarut, ekstraksi dengan fluida superkritik, ekstraksi dengan freon, hingga distilasi atau penyulingan. Tahap pengempaan dilakukan terhadap biji, buah, dan kulit yang dihasilkan dari tanaman citrus seperti jeruk. Minyak atsiri dari famili tanaman citrus dapat rusak jika dilakukan proses yang menggunakan panas.
Selanjutnya, proses ekstraksi dengan lemak terbagi menjadi dua jenis, yaitu ekstraksi dengan lemak dingin dan ekstraksi dengan lemak panas. Proses ekstraksi dengan lemak memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan dibanding proses ekstraksi pelarut. “Kelebihannya, rendemen minyak yang dihasilkan lebih tinggi sampai 12 kali lipat. Selain itu, proses ekstraksi dengan lemak juga menghasilkan bunga berkualitas tinggi karena kerusakannya relatif kecil,” ungkap Feriyanto.
“Namun, kekurangan dari proses ini juga tak sedikit. Mulai dari pelaksanaan prosesnya yang lama, bahkan hingga 1 bulan. Kemudian pekerjaan yang kompleks dari proses ini membutuhkan tenaga kerja dengan keahlian dan ketekunan. Bahkan juga dihasilkan limbah berupa asam lemak yang tidak bisa dimanfaatkan kembali,” tegas Feriyanto.
Tahap selanjutnya yaitu ekstraksi dengan fluida superkritik mengusung prinsip yang sama dengan proses ekstraksi pelarut. Proses ini cukup selektif dalam memisahkan minyak atsiri dari komponen-komponen lain dan rendemen yang dihasilkan juga optimal. Proses ini juga merupakan investasi yang mahal.
Pada proses ekstraksi dengan freon, jenis pelarut yang digunakan hanya freon jenis Hydro Fluoro Carbon. Cara kerja pada proses ini serupa dengan cara kerja AC atau refrigerator untuk mensirkulasikan freon. “Aplikasi untuk minyak atsiri untuk bunga-bungaan agar dihasilkan minyak yang berbau alami karena proses berlangsung pada suhu yang rendah,” pungkas Feriyanto. Proses ini juga cukup selektif karena tidak melarutkan lemak dan resin yang juga terdapat pada bunga-bungaan.
Tahap terakhir yaitu tahap destilasi atau penyulingan dilakukan untuk memisahkan komponen yang berupa cairan dari dua macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uapnya. Penyulingan terdiri dari unit produksi uap, tempat peristiwa hidrodifusi, proses kondensasi, dan proses pemisahan minyak dan air. “Teknik ini merupakan teknik yang paling mudah dan paling luas penggunaanya,” tegas Feriyanto.
Reporter : Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)
Sumber foto: freepik