Tahapan dalam Manajemen Proyek untuk Stasiun Kereta
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
*Foto ilustrasi pembanguna kereta cepat Jakarta-Bandung (Sumber:kcic.co.id)
BANDUNG, itb.ac.id—Dalam melakukan proyek pembangunan, terdapat berbagai tahap yang harus dituntaskan untuk mencapai hasil terbaik. Tahap pertama adalah uji kelayakan atau feasibility test. Tahap pertama ini menjadi dasar yang sangat penting agar hasil proyek yang akan dikembangkan di depan dapat dipastikan kebaikan mutunya.
“Kemudian, tahap yang harus dilakukan juga adalah tahap perencanaan atau planning untuk membantu berbagai proses pengambilan suatu keputusan yang paling baik dan paling sesuai dengan tujuan utama,” kata Akmalia Zain, seorang Chief Specialist di Rail Planning and Project Development, Department Roads and Transport Authority, Government of Dubai, United Arab Emirates.
Hal itu disampaikan dalam kuliah tamu mata kuliah AR-3222 Manajemen Proyek dan AR-6223 Ekonomi Pembangunan Proyek, Senin (28/3/2022) pada Program Studi Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung (SAPPK ITB).
Akmalia menambahkan, setelah menuntaskan perencanaan, dapat dilakukan proses perancangan konsep dan proses rekayasa awal. Jika rancangan konsep dan rekayasa awal telah dilaksanakan dan menunjukan hasil yang sesuai, tahap berikutnya dapat dilanjutkan dengan implementasi proyek. Pada implementasi proyek ini dilakukanlah pembangunan proyek. Proses pembangunan ini tentu memerlukan maintenance dan operation. Proyek pembangunan umumnya terdiri dari employer, PMC, kontraktor perancangan dan pembangunan, operator, dan juga stakeholders
Untuk studi kasus pembangunan rel kereta, manajemen proyek ini terbagi menjadi tiga domain. “Domain pertama terdiri dari unsur-unsur sipil atau hal-hal yang berkaitan dengan Teknik Sipil seperti struktur, civil works, tunneling, landscape, viaducts, architectural works, dan MEP”, jelas Akmalia. Kemudian domain kedua terdiri dari unsur-unsur sistem rel kereta api seperti power supply, permanent way, fare collection, communication, ATC, PIS, dan PSD. Domain ketiga merupakan rolling stock atau kereta api itu sendiri.
Pembagian tugas dalam sebuah manajemen proyek, terutama proyek arsitektur dibagi menjadi empat peran dalam metode yang diberi nama RACI Chart. “RACI Chart merupakan singkatan dari responsible, accountable. consulted, dan informed. Singkatan ini merepresentasikan peran-peran yang berbeda,” terang Akmalia.
Secara detail, proyek pembangunan stasiun kereta melalui tahap yang beragam dan panjang. Mulai dari tahap perencanaan, persiapan tender, tender, DCP1, DCP2, DCP3, dan DCP4. Setelah melalui serangkaian tahap tersebut, proyek dapat dilanjutkan dengan proses gambar kerja atau shop drawings, dan Implementasi yang terdiri atas konstruksi, manufaktur, prototyping, dan testing. Lalu, proyek berjalan menuju tahap pemeriksaan syarat dan ketentuan, dan akhirnya menjalani tahap operation dan maintenance.
Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)