Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc. Menanggapi Posisi ITB di QS Top Universities Asia Terbaru
Oleh Christanto
Editor Christanto
BANDUNG, itb.ac.id- Lembaga survei perguruan tinggi QS Top Universities yang baru-baru ini mengeluarkan rilis terbarunya menempatkan ITB pada peringkat ke 113 se-Asia dari sebelumnya pada peringkat ke-80. Penurunan posisi ini ditanggapi oleh mantan Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc. pada Jumat (21/05/10), seperti yang dimuat dalam Detik.com. Menurut Djoko, hasil survei dari QS kurang proporsional jika dijadikan acuan, karena komparasinya tidak seimbang.
Dijelaskan Djoko, QS membagi perguruan tinggi dengan klasifikasi tertentu, yaitu Fully Comprehensive, Comprehensive, Focused, dan Specialist. ITB sendiri digolongkan dalam kategori Comprehensive. "Artinya, ITB dianggap sama dengan universitas lain yang melaksanakan 5 ilmu studi seperti yang lain," ujar Djoko.
Hal ini dapat diilhami dari peringkat ITB jika diklasifikasikan berdasarkan cabang ilmu. Lima cabang ilmu yang diklasifikasikan oleh QS antara lain arts and humanities, life sciences and biomedicine, natural science, social science, dan IT & engineering. Di cabang natural science dan IT & engineering, ITB tetap berada di posisi terunggul antara perguruan tinggi lain di Indonesia, yaitu 35 (natural science) dan 30 (IT & Engineering).
Djoko kemudian mencontohkan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) yang dimiliki ITB untuk cabang ilmu arts and humanities. "ITB tidak memiliki jurusan seperti sastra, budaya, dan hukum," paparnya. Sama halnya dengan bidang life sciences and biomedicine seperti Sekolah Farmasi ITB. Menurut Djoko, ilmu farmasi relatif merupakan bagian kecil dari ilmu tentang kesehatan seperti kedokteran. "Penilaian dengan cara seperti ini akan memberikan penilaian yang tidak proposional," terangnya.
Tetap Unggul
Jika merujuk pada data Scopus.com yang menunjukkan data jumlah paper dari ITB yang dirujuk secara internasional, dokumen berupa paper ITB yang telah dirujuk berjumlah 1.423. Jumlah tersebut lebih banyak dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang berada di peringkat 5 dari 582.
Hasil yang memuaskan juga ditunjukkan oleh pemeringkatan yang dilakukan 4 International Colleges & Universities (4icu), yang menempatkan ITB pada posisi 30 "2010 World University Ranking" dan memperoleh peringkat 11 besar Asia. Walaupun kriteria penilaian yang digunakan berbeda, akan tetapi peringkat yang diperoleh ITB jauh berbeda dengan hasil QS Top Universities Asia terbaru ini.
QS Top Universities dalam menentukan peringkat memberikan penilaian dalam beberapa aspek, antara lain: peer review (40%), pendapat pengguna lulusan (10%), perbandingan dosen dan mahasiswa (20%), jumlah sitasi per dosen (20%), jumlah dosen internasional (5%), dan jumlah mahasiswa internasional (5%). Dengan demikian, semakin sedikit cakupan cabang ilmu, perguruan tinggi yang bersangkutan harus berkompetisi dengan perguruan tinggi yang cakupan keilmuannya lebih banyak.
Sumber: Detik.com dengan perubahan
Foto dari internet
Hal ini dapat diilhami dari peringkat ITB jika diklasifikasikan berdasarkan cabang ilmu. Lima cabang ilmu yang diklasifikasikan oleh QS antara lain arts and humanities, life sciences and biomedicine, natural science, social science, dan IT & engineering. Di cabang natural science dan IT & engineering, ITB tetap berada di posisi terunggul antara perguruan tinggi lain di Indonesia, yaitu 35 (natural science) dan 30 (IT & Engineering).
Djoko kemudian mencontohkan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) yang dimiliki ITB untuk cabang ilmu arts and humanities. "ITB tidak memiliki jurusan seperti sastra, budaya, dan hukum," paparnya. Sama halnya dengan bidang life sciences and biomedicine seperti Sekolah Farmasi ITB. Menurut Djoko, ilmu farmasi relatif merupakan bagian kecil dari ilmu tentang kesehatan seperti kedokteran. "Penilaian dengan cara seperti ini akan memberikan penilaian yang tidak proposional," terangnya.
Tetap Unggul
Jika merujuk pada data Scopus.com yang menunjukkan data jumlah paper dari ITB yang dirujuk secara internasional, dokumen berupa paper ITB yang telah dirujuk berjumlah 1.423. Jumlah tersebut lebih banyak dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang berada di peringkat 5 dari 582.
Hasil yang memuaskan juga ditunjukkan oleh pemeringkatan yang dilakukan 4 International Colleges & Universities (4icu), yang menempatkan ITB pada posisi 30 "2010 World University Ranking" dan memperoleh peringkat 11 besar Asia. Walaupun kriteria penilaian yang digunakan berbeda, akan tetapi peringkat yang diperoleh ITB jauh berbeda dengan hasil QS Top Universities Asia terbaru ini.
QS Top Universities dalam menentukan peringkat memberikan penilaian dalam beberapa aspek, antara lain: peer review (40%), pendapat pengguna lulusan (10%), perbandingan dosen dan mahasiswa (20%), jumlah sitasi per dosen (20%), jumlah dosen internasional (5%), dan jumlah mahasiswa internasional (5%). Dengan demikian, semakin sedikit cakupan cabang ilmu, perguruan tinggi yang bersangkutan harus berkompetisi dengan perguruan tinggi yang cakupan keilmuannya lebih banyak.
Sumber: Detik.com dengan perubahan
Foto dari internet