Profesor ITB: Jadikan Indonesia Laboratorium Bencana Alam Terlengkap di Dunia

Oleh Nofri Andis

Editor Nofri Andis

BANDUNG, itb.ac.id - Kondisi geografis menyebabkan Indonesia rentan terhadap gejala alam seperti gempa bumi dan aktivitas vulkanik. Namun, hal tersebut bisa memberi keuntungan dari segi pengetahuan kepada bangsa Indonesia. Peristiwa alam tersebut dapat memacu penelitian mengenai aktivitas tektonik.
Hal ini disampaikan oleh Prof. M.T. Zen saat memberi ceramah pada Simposium Hasil Penelitian Gempa Bumi dan Tektonik Aktif - GREAT pada Selasa (10/01/12) di Aula Barat ITB. "Jadikan Indonesia sebagai laboratorium bencana alam terlengkap di dunia," katanya.

Ia mengatakan, gejala alam pada dasarnya tidak baik atau pun buruk. Gejala alam berubah menjadi bencana apabila terjadi di permukiman manusia dan manusia tidak siap menghadapinya.

"Manusia punya rasional dan dapat melakukan sesuatu untuk mencegah bencana," katanya. Di sinilah letak pentingnya penelitian mengenai gejala alam yang ada di Indonesia.

Pendapat serupa juga dilontarkan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Dr. Syamsul Ma'arif. Dia mengatakan Indonesia seharusnya unggul dalam pengetahuan mengenai gejala tektonik.

Sayangnya, saat ini peta bencana alam yang ada di Indonesia belum begitu detail. Prof. Zen menghimbau agar penelitian ke depan bisa menghasilkan peta hazard yang lebih detail dan lengkap dan dapat diakses publik dengan mudah.

Pada acara tersebut, juga hadir Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Dr Surono, Dekan FTTM ITB Prof. Sri Widiyantoro, Frof. Masyur Irsyam, dan Drs. Sunarjo dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Peneliti-peneliti lain pun akan menyampaikan hasil penelitian mereka dalam simposium yang berlangsung hingga Rabu (11/01/12) ini.