Profil Rindia Putri : Jatuh Cinta pada Riset dan Penelitian

Oleh Medhira Handinidevi

Editor Medhira Handinidevi

BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung sebagai institusi pendidikan yang telah dipercaya dalam mencetak kader-kader terbaik bangsa kembali membuktikan kehandalannya. Rindia Maharani Putri salah satu putri terbaik Ganesha telah mengukir prestasi yang cemerlang baik di level nasional hingga level internasional. Penghargaan PhD Award 2013 oleh University of Twente , yang merupakan penghargaan internasional yang baru-baru ini ia dapatkan, adalah salah satu dari setumpuk prestasinya sejak ia bersekolah di ITB.

Rindia Maharani Putri yang akrab disapa Rindia adalah alumni program studi Kimia 2007. Sejak ia berada di TPB, Rindia telah acap kali menerima penghargaan baik dari ITB maupun lembaga lainnya. Di tahun 2010, Rindia dinobatkan sebagai mahasiswa terbaik FMIPA dan sekaligus peraih nilai IPK tertinggi Program Studi Kimia. Selain itu di tahun yang sama ia juga mendapatkan penghargaan dari PT. HM Sampoerna Tbk dan dinobatkan sebagai Sampoerna Best Student. Kecerdasan Rindia juga terbukti dengan keikutsertaannya dalam ajang Olimpiade Nasional MIPA hingga level regional.

Selama masa kuliah, Rindia juga aktif di Himpunan Mahasiswa Kimia (HMK) AMISCA. Sejak tahun 2008, ia terlibat dalam pembuatan buku berjudul "Chemistry in Our Everyday Life" dan "Food, Drugs, and Cosmetics" yang diterbitkan oleh HMK AMISCA. Rindia juga pernah menjawab sebagai Kepala Divisi Akademik dan Keprofesian pada tahun 2010. Selain kepiawaiannya dalam bidang akademis, ia juga tertarik apda pengembangan masyarakat. Di tahun yang sama, ia menjadi finalis pada kompetisi pengabdian masyarakat tingkat nasional yang diselenggarakan oleh KM ITB.

 

Segudang aktivitas dan prestasinya di beberapa bidang tersebut ternyata tidak lepas dari motivasi dan dukungan yang berasal dari orangtuanya. Bagi Rindia, sosok orangtua adalah panutan untuk dicontoh dan sumber dorongan untuk mengukir prestasi yang lebih tinggi lagi. Selain itu, faktor lingkungan dan teman yang kondusif juga membantu Rindia untuk sampai pada posisinya saat ini. "Alhamdulillah, sampi di titik ini banyak sekali orang-orang hebat yang saya temui. ... Saya rasa penting untuk selalu mensyukuri kondisi dan posisi kita, kemudian mengapresiasi kesempatan-kesempatan yang kita peroleh dan tidak menyia-nyikannya," ungkap Rindia saat bicara tentang motivasi.


Minat pada Pendidikandan Penelitian

 Sejak SMA, Rindia memang memiliki ketertarikan pada bidang kimia khususnya pada bidang riset. "Saya rasa riset di bidang kimia berpotensi untuk dikembangkan dalam berbagai topik, juga memungkinkan aplikasi untuk komunitas yang lebih luas," papar Rindia. Pada wawancara dengan Kantor Berita, Rindia mengatakan bahwa cita-citanya memang untuk menjadi dosen dan peneliti. Ia tertarik pada topik riset yang dapat diaplikasikan pada tujuan jangka panjang. Keingintahuannya pada riset menuntunnya pada program Indofood Riset Nugraha (IRN). Program ini adalah sebuah pendanaan untuk riset-riset terkait dengan produk dan ilmu pengetahuan alam dan diselenggarakan oleh PT Indofood Bogasari Tbk.

 

Usai studinya di S1, Rindia mendapat beasiswa double-degree di ITB dan University of Twente, tempat ia mendapatkan penghargaan PhD Award 2013. Saat ini, riset yang akan dikembangkan oleh Rindia dalam empat tahun ke depan adalah mengenai cangkang protein (protein cage) yang dapat digunakan sebagai carrier sekaligus "pabrik" berukuran nanometer. Aplikasinya dapat diarahkan bergantung pada molekul apa yang ditempatkan di dalam cangkang tersebut. Harapan ke depannya, berbagai jenis enzim dengan ukuran yang sesuai dapat dienkapsulasi di dalam cangkang dan dikembangkan untuk berbagai aplikasi lainnya, tidka hanya di bidang media. Saat ditanya tentang rencana jangka panjagnya, ia berharap akan kembali ke Indonesia dan meniti karir impiannya di tanah air. "Mudah-mudahan saya bisa menjadi dosen yang mengembangkan penelitian di Indonesia yang saya harap dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi komunitas ilmiah, tapi juga untuk komunitas yang lebih luas," ujar Rindia. 

 

Ramah, Melankolis, dan Persisten

Ketiga hal tersebut adalah kata-kata yang terucap oleh Rindia saat berbicara tentang personality-nya. Cukup berbeda dari pandangan kebanyakan orang, Rindia di kehidupan sehari-hari adalah pribadi yang jauh dari tipe serius. Selain itu, ia pun bercerita bahwa kadang ia tergolong orang yang melankolis serta cenderung santai dalam menghadapi hal=hal yang terjadi di sekitarnya. Sifat persisten tentu dapat terlihat jelas pada usahanya yang tak kunjung padam pada setiap hal yang ia ingin kejar. Segudang prestasinya adalah bukti nyata akan sifat persistennya. Kemudian, terlihat dari keatifannya di berbagai organisasi maupun pekerjaan yang membutuhkan kerjasama tim, Rindia telah membuktikan bahwa untuk berprestasi di bidang akademik, tidak hanya melulu soal belajar, belajar, dan belajar.

 

Rindia berpesan, khususnya kepada adik-adik kelasnya di ITB, walaupun tahapan yang akan ditempuh oleh masing-masing orang berbeda namun tetap harus berusaha dan berdoa semaksimal mungkin. " Jangan menyia-nyiakan kesempata. ... banyaklah belajar dari orang-orang sukses terdahulu. Dan yang tak kalah penting, love what you do and cherish the friends you'll meet on your journey," tutup Rindia