Program Studi Kriya ITB: Keilmuan Dinamis dengan Lulusan Penghasil Karya Fungsional

Oleh Indira Akmalia Hendri - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

Program Studi Kriya Institut Teknologi Bandung meraih akreditasi Unggul dari BAN-PT.

BANDUNG, itb.ac.id - Ikatan Orang Tua Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (IOM ITB) menggelar webinar “Kupas Tuntas tentang Spesialisasi Kriya”, Jumat (5/7/2024). Terbuka untuk seluruh mahasiswa/calon mahasiswa FSRD ITB seluruh Indonesia, acara ini menghadirkan Ketua Program Studi Kriya FSRD ITB, Dr. Yan Yan Sunarya, S.Sn., M.Sn., serta dosen dari Kelompok Keahlian Kriya dan Tradisi, John Martono, S.Sn., M.Sn., yang dikenal dengan Kapten John.

Dr. Yan Yan Sunarya mengatakan, pada dasarnya seni kriya merupakan seni yang bersifat dinamis dan terus bergerak menyesuaikan perkembangan zaman. Seni kriya mempelajari teknis, jenis, asal-usul, karakter, serta bagaimana manusia mantap dan mapan dalam mengonsep material yang nantinya akan dijadikan karya seni.

Sementara itu, Kapten John menyampaikan, kunci utama dari kriya yaitu harus bersifat fungsional. Maka dari itu, pola pikir seniman kriya dimulai dari benda-benda fungsional yang ada di sekitar.

“Misalnya kita ingin membuat jok, maka harus tahu siapa penggunanya, karakter penggunanya seperti apa? Dengan begitu, kita bisa menjadikan karya kita menjadi fungsional sesuai dengan preferensi penggunanya,” ujar Kapten John.

Beliau mengatakan, seni kriya memiliki lingkup yang luas. Lulusan dari seni kriya bersifat interdisiplin dan mampu berkolaborasi dengan banyak pihak. “Masih banyak yang mengira bahwa seni kriya itu lingkupnya sempit dan hanya terbatas pada tekstil saja, padahal bisa kolaborasi ke mana saja,” katanya.

Salah satu buktinya, yaitu berbagai karya kolaborasi yang beliau hasilkan, seperti dekorasi Jembatan Antapani yang merupakan fly over pertama di Kota Bandung, mural dinding Terminal Leuwipanjang, dan banyak hasil kolaborasi lainnya.

Salah satu tantangan utama dalam dunia kriya adalah menciptakan harmoni antara konsep yang telah dirancang dan pelaksanaannya secara teknis. Seniman kriya harus mampu mewujudkan ide-ide kreatif menjadi produk nyata yang sesuai dengan visi awal. Hal ini memerlukan pemahaman mendalam tentang material yang digunakan, keterampilan teknis yang tinggi, serta ketersediaan alat dan teknologi yang tepat. Tanpa keselarasan ini, hasil akhir mungkin tidak mencapai standar yang diinginkan atau bahkan gagal untuk direalisasikan.

“Kriya ini pada dasarnya adalah interaksi antar semua elemen yang saling mendukung untuk menciptakan harmoni yang tervisualisasikan melalui hasil karya nantinya. Maka dari itu, dalam pengerjaan karya, diperlukan tim yang solid untuk mampu menyelesaikan keseluruhan bagian karya seni dalam level kualitas yang sama,” tutur Kapten John.

Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)