Proyek Truk Raksasa oleh Alumni Mesin ITB
BANDUNG, itb.ac.id - Kebutuhan akan transportasi dewasa ini adalah kebutuhan primer, kebutuhan yang sangat diperlukan bagi Industri saat ini. Sebagai contoh, perusahaan memerlukan transportasi dalam mendistribusikan hasil produksinya ke konsumen dan perusahaan menggunakan transportasi tersebut dalam mendapatkan bahan baku. Hal itu jelas terlihat bahwa posisi transportasi berperan aktif dan penting dalam industri khususnya bagian produksi.
Diah Wulandari (Teknik Mesin 2006) yang merupakan seorang Chief Engineer Mobil Shell Eco Marathon 2011 menanggapi permasalahan peranan transportasi tersebut melalui gagasannya bersama PATRIA (PT. United Tranctors Pandu Engineering). Gagasan ini berlanjut kedalam proyek pembuatan Truk Raksasa, sebuah truk yang di desain untuk pengangkutan batu bara. Hal ini didasarkan atas kebutuhan Indonesia untuk mempermudah pengolahan kekayaan alam yang terbentang luas di negeri ini. Melalui Badan Pusat Statistik, terdata produksi barang tambang mineral tahun 2012 untuk batu bara sekitar 466.307.241 ton, bukan jumlah yang kecil. Atas dasar inilah, Diah menyadari untuk membuat suatu jenis transportasi bersama perusahaannya untuk memudahkan industri tambang khususnya.
Ditemui pada saat pemaparan proyek ini pada Kamis (6/0214) berlokasi di Ruang 4101 Gedung FTMD, Diah mengatakan bahwa untuk membuat kendaraan truk dibutuhkan waktu 2,5 tahun dari tahap awal hingga tahap akhir. Tahap awal yang dilakukan adalah pengumpulan data, yaitu memasukkan permintaan pasar, seperti data batu bara yang tersedia di Indonesia. Kemudian, dilakukan On Site Survey yakni berupa data medan jalan yang nantinya akan dilalui oleh truk raksasa ini, meliputi ketahanan tanah, pengukuran jalan, dan pengukuran jembatan yang dilakukan di wilayah kalimantan. Truk raksasa ini memiliki kemampuan bergerak 70 km/jam dengan kapasitas pengangkutan batu bara yang lebih banyak dari truk biasanya. Selanjutnya, Diah menuturkan bahwa tahap paling krusial adalah Concept Design dan Prototyping, bagaimana truk ini di desain sebaik mungkin agar dapat melalui medan jalan yang berliku terlihat dari stir yang ringan yang memudahkan pengendara untuk membelokkan ke kiri atau ke kanan. "Tidak mungkin kan jika truk melalui jalan mendaki tiba-tiba turun di pendakian karena tidak sanggup membawa beban berat, stir yang kaku karena permasalahan konsep desain mesin yang salah" ujar Diah sambil tertawa.
Salah satu Dosen Mesin ITB, Djoko Suharto yang hadir pada saat itu menanyakan kepada Diah tentang Ilmu mesin apa yang nantinya akan berguna di bidang pekerjaan. "Tentu ilmu mesin yang didapatkan di ITB sangat berguna apalagi ilmu dasar mesin dan konsep-konsep lainnya, namun ketika ada beberapa materi analisis yang lebih rinci, saya harus membuka buku terlebih dahulu," ungkap Diah bersemangat. Tidak hanya itu, Diah menambahkan bahwa ilmu organisasi yang didapatkan di ITB sangat berguna dalam pendekatan komunikasi dan kerja sama yang lebih mantap.
Terakhir, sebagai alumni Mesin, Diah berpesan bahwa apapun bidang pekerjaan itu lakukanlah dengan profesional, diakuinya bahwa secara finansial pekerjaan ini memang tak setinggi finansial yang di dapatkan jika bekerja di perminyakan atau tambang, namun yang lebih berharga baginya adalah kemampuan dirinya dalam membuat suatu produksi yang berguna bagi negeri ini, yaitu Truk Raksasa.
Ditemui pada saat pemaparan proyek ini pada Kamis (6/0214) berlokasi di Ruang 4101 Gedung FTMD, Diah mengatakan bahwa untuk membuat kendaraan truk dibutuhkan waktu 2,5 tahun dari tahap awal hingga tahap akhir. Tahap awal yang dilakukan adalah pengumpulan data, yaitu memasukkan permintaan pasar, seperti data batu bara yang tersedia di Indonesia. Kemudian, dilakukan On Site Survey yakni berupa data medan jalan yang nantinya akan dilalui oleh truk raksasa ini, meliputi ketahanan tanah, pengukuran jalan, dan pengukuran jembatan yang dilakukan di wilayah kalimantan. Truk raksasa ini memiliki kemampuan bergerak 70 km/jam dengan kapasitas pengangkutan batu bara yang lebih banyak dari truk biasanya. Selanjutnya, Diah menuturkan bahwa tahap paling krusial adalah Concept Design dan Prototyping, bagaimana truk ini di desain sebaik mungkin agar dapat melalui medan jalan yang berliku terlihat dari stir yang ringan yang memudahkan pengendara untuk membelokkan ke kiri atau ke kanan. "Tidak mungkin kan jika truk melalui jalan mendaki tiba-tiba turun di pendakian karena tidak sanggup membawa beban berat, stir yang kaku karena permasalahan konsep desain mesin yang salah" ujar Diah sambil tertawa.
Salah satu Dosen Mesin ITB, Djoko Suharto yang hadir pada saat itu menanyakan kepada Diah tentang Ilmu mesin apa yang nantinya akan berguna di bidang pekerjaan. "Tentu ilmu mesin yang didapatkan di ITB sangat berguna apalagi ilmu dasar mesin dan konsep-konsep lainnya, namun ketika ada beberapa materi analisis yang lebih rinci, saya harus membuka buku terlebih dahulu," ungkap Diah bersemangat. Tidak hanya itu, Diah menambahkan bahwa ilmu organisasi yang didapatkan di ITB sangat berguna dalam pendekatan komunikasi dan kerja sama yang lebih mantap.
Terakhir, sebagai alumni Mesin, Diah berpesan bahwa apapun bidang pekerjaan itu lakukanlah dengan profesional, diakuinya bahwa secara finansial pekerjaan ini memang tak setinggi finansial yang di dapatkan jika bekerja di perminyakan atau tambang, namun yang lebih berharga baginya adalah kemampuan dirinya dalam membuat suatu produksi yang berguna bagi negeri ini, yaitu Truk Raksasa.
scan for download