PSM ITB Suguhkan Konser Bernuansa Britania Raya

Oleh Teguh Yassi Akasyah

Editor Teguh Yassi Akasyah

BANDUNG, itb.ac.id - Paduan Suara Mahasiswa (PSM) ITB kembali menggelar konser tahunannya, Konser Pembinaan PSM ITB 2015, pada Minggu (30/08/15). Bertempat di Aula Barat ITB, konser bertajuk "British Isles" ini membawakan banyak variasi karya dengan nuansa Britania Raya. Tahun ini PSM ITB turut menghadirkan Kristo Pizarro Michel Aronggear, soloist muda berbakat yang namanya telah dikenal di kalangan pemusik Indonesia. Selain itu, dalam konser ini PSM ITB berkeja sama dengan konduktor berbakat Adi Nugroho (Didut) yang telah meraih prestasi luar biasa dibidang tarik suara, khususnya paduan suara.

"Melalui tema ini, kami berharap agar seluruh penonton dapat menikmati alunan olah suara dari negeri barat. Setiap konser PSM ITB selalu dipadukan semenjak musik mulai terbentuk hingga perkembangannya, kali ini kami menyuguhkan nuansa musik Britania Raya yang khas," tutur Dilla Anindita (Sistem & Teknologi Informasi 2012) selaku Ketua PSM ITB periode 2015/2016. Tema ini mewakilkan harapan dari PSM ITB untuk dapat menyebarkan cinta melalui musik, khususnya dalam bentuk paduan suara, agar semua kalangan dapat menikmati musik tanpa terkecuali. Pada konser yang terbagi dalam 2 sesi ini, karya-karya yang dibawakan sangat variatif, tentu saja masih dalam cangkupan musik Inggris.

Sesi pertama yang bertema madrigal dibuka dengan Weep, O Mine Eyes, sebuah lagu gubahan John Bennet. Pada sesi ini, para choristers dipandu oleh Didut yang juga merupakan music director PSM ITB dan PSM Universitas Tarumanegara. Sesi pertama diakhiri dengan tajuk musik yang terinspirasi dari puisi karya William Shakespeare dengan judul When Daisies Pied, sebuah lagu dari John Rutter.

Sesi kedua diawali oleh suguhan paduan suara dengan konduktor Angelia Lao yang merupakan alumni Teknik Sipil ITB angkatan 2011. Lagu pertama yang dipimpinnya dalam sesi ini adalah Loch Lomand, sebuah lagu tradisional Britania Raya dengan aransemen musik oleh David Overton. Setelah sesi Angelia Lao, sesi ini dipimpin oleh Putri Vanesia Sihombing (Sain dan Teknologi Farmasi 2011) dengan memandu tiga lagu yang dimulai dengan Titwillow, sebuah lagu bertema The Gilbert and Sullivan Operettas (opera musik). Akhir dari sesi dua ini kembali dipandu oleh Dudit yang berkolaborasi dengan Kristo Pizarro Michel Aronggear membawakan tajuk ternama dari grup musik The Beatles dan Queen.

Tidak sedikit penonton yang memberikan standing ovation dan menyerukan permintaan tambahan lagu, hingga konduktor kembali naik ke atas panggung dan membawakan lagu tambahan lagi atas permintaan penonton. Lagu Rolling in The Deep oleh Adele merupakan pilihan yang pas untuk memenuhi permintaan penonton. Dipandu oleh Dudit dan soloist Kristo Pizarro Michel Aronggear membawa penutupan konser tersebut sangat menyentuh dan penuh warna. "Konsernya menarik, apalagi bagian dimana formasi penyanyi bergeser-geser dengan sangat teratur," komentar Aziz Algafari (Teknik Metalurgi 2012), penikmat musik bernuansa paduan suara yang menyempatkan hadir untuk konser yang dipimpin oleh Febri Taufik (Teknik Geofisika 2013) tersebut.