PSM ITB Suguhkan Seni Olah Suara dalam Senandung Cinta
Oleh Diviezetha Astrella Thamrin
Editor Diviezetha Astrella Thamrin
BANDUNG, itb.ac.id - Paduan Suara Mahasiswa (PSM) ITB kembali menggelar konser tahunannya, Konser PSM ITB 2014, pada Senin (28/04/14). Bertempat di Aula Barat ITB, konser bertajuk "If Music be the Food of Love: Sing On" ini membawakan banyak variasi karya dari berbagai zaman dalam berbagai genre musik. Tahun ini PSM ITB bekerja sama pula dengan Adi Nugroho, konduktor muda yang telah menorehkan beragam prestasi dalam dunia olah vocal. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, konser ini semakin dimeriahkan pula oleh kolaborasi dengan Maha Gotra Ganesha (MGG), unit kesenian Bali, dan Unit Kesenian Sulawesi Selatan (UKSS) ITB.
Tajuk utama dari konser ini diambil dari sebuah puisi William Shakespeare, yang juga merupakan sebuah lagu yang dibawakan pada konser kali ini. Tema ini mewakilkan harapan dari PSM ITB untuk dapat menyebarkan cinta melalui musik, khususnya dalam bentuk paduan suara, agar semua kalangna dapat menikmati musik tanpa terkecuali. Pada konser yang terbagi dalam 2 sesi ini, karya-karya yang dibawakan sangat variatif, mulai dari lagu klasik hingga lagu daerah Indonesia.
Konser dibuka dengan sambutan dari Ketua Panitia Konser PSM-ITB 2014, Daniel Agusta. Setelah Daniel, Dr. Ir. Kadarsyah Suryadi, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, turut pula memberikan sambutan untuk konser ini. Dalam sambutannya, Kadarsyah menekankan pentingnya keseimbangan antara kemampuan intelektual dan rasa serta empati, yang dapat dicapai melalui komunikasi dengan musik.
Sesi pertama yang bertema madrigal dibuka dengan Il Est Bel et Bon, sebuah lagu gubahan Pierre Passereau. Lagu ini mengisahkan 2 wanita yang tengah membanggakan suami mereka yang baik dan tidak pernah marah, bahkan ikut mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Menyusul kemudian karya-karya bertema Inggris dan Jerman yang dibawakan memukau dengan rentang dinamika yang luas.
Sesi pertama kemudian ditutup dengan Little Bird, sebuah karya Eric Whitacre. Lagu yang mengisahkan keceriaan burung ini menampilkan atraksi menarik pula, dimana PSM ITB menirukan suara-suara kicauan dan siulan burung dengan riuh dan bersahut-sahutan. Lagu ditutup dengan para penyanyi yang mengibas-ngibaskan kertas partitur dengan dramatis hingga menyerupai suara kepakan sayap burung-burung yang beterbangan.
Sesi kedua diawali oleh suguhan paduan suara dari anggota wanita saja, menyusul kemudian karya-karya bertema lagu daerah Indonesia. Lagu Janger dibawakan dengan kolaborasi bersama MGG yang mengiringi alunan olah suara merdu PSM dengan tabuhan gamelan khas Balinya. Penari-penari dari MGG pun ikut menarikan Tari Janger untuk memvisualisasikan lagu yang mengisahkan petani yang kelelahan bekerja dan mencoba menghibur diri itu. Beberapa lagu pada sesi kedua lainnya juga disuguhkan dengan iringan piano oleh Daniel Alexander, pianis PSM Universitas Parahyangan Bandung.
Tidak sedikit penonton yang memberikan standing ovation dan menyerukan permintaan tambahan lagu, hingga konduktor kembali naik ke atas panggung dan membawakan lagu tambahan lagi atas permintaan penonton. Yamko Rambe Yamko, lagu daerah Indonesia dari Irian Jaya, dibawakan dengan kreatif melalui atraksi berupa bahasa tubuh yang menarik dengan gerakan tangan dan hentakan kaki khas Irian Jaya.
"Konsernya menarik, apalagi bagian dimana formasi penyanyi bergeser-geser dengan sangat teratur," komentar Sebastianus Reynaldi, penikmat musik yang juga menonton Konser PSM ITB 2013 ini.