Public Discussion YEC: Generasi Muda sebagai Kunci Perubahan dalam Transisi Energi

Oleh Muhammad Tegar Dewantara - Mahasiswa Teknik Perminyakan, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

Peserta Youth Energy and Environmental Council (YEC) Public Discussion melakukan foto bersama dengan para Founder YEC di Oil Centre, Rabu (28/8/2024). (Dok: Youth Energy and Environmental Council)

JAKARTA, itb.ac.id - Youth Energy and Environmental Council (YEC) menyelenggarakan diskusi publik di Oil Centre Jakarta, Rabu (28/8/2024). Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan menuju Indonesia International Sustainability Forum (IISF).

YEC adalah organisasi pemuda yang berfokus pada transisi energi dan lingkungan, dengan visi untuk menginspirasi serta menggerakkan generasi muda dalam memimpin perubahan menuju praktik energi yang berkelanjutan dan lingkungan yang lebih hijau.

YEC didirikan oleh sejumlah tokoh dari berbagai latar belakang, yaitu Rachmat Kaimuddin sebagai Advisory Board, Fadli Rahman sebagai Chairman, dan 5 Vice Chairman yaitu Ferro Ferizka, Billy Mambrasar, Chelsea Islan, Arfan Arlanda, Reynaldi Istanto, serta Satya Hangga sebagai Secretary General. Di antara para Founder ini, Fadli Rahman dan Billy Mambrasar adalah alumni ITB, masing-masing dari Teknik Perminyakan dan Teknik Pertambangan angkatan 2003. Kontribusi mereka menunjukkan peran penting alumni ITB dalam mendorong transisi energi dan peningkatan kualitas lingkungan di Indonesia.

Diskusi publik kali ini mengusung moto “Generasi Muda Kunci Perubahan,” yang diharapkan menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran dan partisipasi generasi muda terhadap isu energi dan lingkungan di Indonesia. Tujuannya adalah untuk memberikan edukasi, memotivasi, dan menciptakan wadah bagi generasi muda untuk memahami pentingnya inovasi energi, kualitas lingkungan, serta tindakan nyata dan advokasi kebijakan terkait isu-isu tersebut.

Acara ini dihadiri oleh hampir seluruh pendiri YEC, serta puluhan generasi muda dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa hingga praktisi industri. Tim penyelenggara juga melibatkan mahasiswa ITB dari berbagai jurusan, seperti Teknik Perminyakan, Teknik Geofisika, Teknik Lingkungan, dan lainnya.

Para Founder Youth Energy and Environmental Council (YEC) dalam Public Discussion di Oil Centre, Rabu (28/8/2024). (Dok. Youth Energy and Environmental Council)

Diskusi ini dibagi menjadi empat topik utama: pemanfaatan energi baru dan terbarukan di Indonesia, dampak perubahan iklim dan polusi udara terhadap kesehatan pernapasan, peninjauan kebijakan transisi energi, serta peran generasi muda dalam transisi energi di Indonesia. Diskusi berlangsung secara informatif dan edukatif, dengan partisipasi aktif dari berbagai kalangan yang memberikan pandangan mereka mengenai topik-topik tersebut.

Rachmat Kaimuddin, B.Sc., M.B.A. selaku Advisory Board Youth Energy and Environmental Council (YEC) menyampaikan materinya dalam Public Discussion di Oil Centre, Rabu (28/8/2024). (Dok: Youth Energy and Environmental Council)

Rachmat Kaimuddin, selaku Advisory Board YEC, menggarisbawahi berbagai tantangan dalam transisi energi, termasuk di sektor ekonomi, sosial, dan politik. Beliau menekankan bahwa proses menuju tujuan dan komitmen nasional dalam transisi energi harus dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan berbagai faktor. Sementara itu, Fadli Rahman menambahkan bahwa proses ini adalah transisi, bukan revolusi. Artinya, kita bergerak menuju energi terbarukan sambil tetap menggunakan energi fosil dengan jumlah yang dikurang secara perlahan, karena meninggalkan energi fosil secara tiba-tiba adalah hal yang sangat sulit mengingat ketergantungan kita saat ini.

Fadli Rahman, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Chairman Youth Energy and Environmental Council (YEC) menyampaikan materinya dalam Public Discussion di Oil Centre, Rabu (28/8/2024). (Dok: Youth Energy and Environmental Council)

Acara ini berstatus minus emission berkat kerja sama dengan Pertamina NRE yang berhasil mengurangi sekitar 62.000 kg karbon melalui gerakan tanam pohon oleh Jejakin.

Reporter: Muhammad Tegar Dewantara (Teknik Perminyakan, 2021)