Raih IPK 4, Perwira TNI-AU Lulus Program Magister ITB pada Wisuda April 2023

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Institut Teknologi Bandung dikenal dengan Perguruan Tinggi Negeri yang mengedepankan pendidikan teknologi dan inovasi. Lulus dari ITB dengan predikat memuaskan bukanlah hal yang mudah, tetapi juga tidak mustahil untuk dicapai. Hal ini dibuktikan oleh Vaghwa Hasib Nata Praja yang berhasil meraih IPK 4.00 Program Magister Tahun Akademik 2022/2023.

Vaghwa Hasib Nata Praja atau akrab dipanggil Vaghwa berasal dari magister Teknik Geodesi dan Geomatika. Vaghwa juga sempat menempuh pendidikan sarjana Teknik Geodesi dan Geomatika di tahun 2004. Lalu, Vaghwa memilih berkarier di TNI Angkatan Udara Balitbang Kementerian Pertahanan. Di TNI, Vaghwa mengerahkan kemampuan yang dimiliki dalam membuat peta Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI-AU.

Seiring bertambahnya waktu, era digital semakin berkembang. Tuntutan perbaikan kualitas alutsista menggunakan data geospasial digital mulai dirasakan. Terlebih saat ini tengah dilakukan program pengembangan pesawat tempur KF – X / IF - X Kerjasama Indonesia dan Korea Selatan yang membutuhkan peta digital yang akurat.

Dalam kesempatan wawancara, Vaghwa mengatakan bahwa ilmu yang didapat saat sarjana masih belum menggunakan digital atau dominan manual. Sehingga, di tahun 2020 Vaghwa diamanahkan untuk melanjutkan pendidikan S2 di ITB dengan Beasiswa Kerjasama Kementerian Pertahanan dan ITB untuk mendalami geospasial digital.

Berbeda tahun tentu berbeda pula sistem pendidikan ITB. Hal ini dirasakan Vaghwa saat menginjakkan kaki lagi di ITB setelah 16 tahun lamanya. Nostalgia semasa S1 dia rasakan, terutama dalam hal mengingat mata kuliah S1 yang sempat terlupa.

Vaghwa mengungkapkan manfaat menjadi bagian dari ITB sejak sarjana. Bantuan akademis datang tidak hanya dari rekan mahasiswa S2 dan dosen, melainkan dari teman-teman himpunan Ikatan Mahasiswa Geodesi (IMG) ITB. Kegiatannya di kampus juga sering dihabiskan untuk berbagi ilmu dan cerita di himpunannya dulu itu.
“Keberhasilan studi saya juga tidak lepas dari teman-teman IMG angkatan 2018-2020 yang membuka diri ketika saya menemui kesusahan dalam kuliah S2,” ungkap Vaghwa.

Vaghwa mengangkat judul tesis “Analisis Kualitas Informasi Geospasial Tematik Radar Pasif”. Tidak ingin menyiakan waktu, pengerjaan Tesis dia lakukan sejak pengumuman magister ITB tahun 2020. Dalam penelitiannya, Vaghwa berfokus pada peningkatan kualitas data informasi geospasial. Kesulitan yang dialami saat proses pengerjaan yakni ketika penghitungan kualitas data informasi geospasial Indonesia yang belum tersosialisasikan dengan baik sehingga harus menemukan parameter-parameter baru. Hal ini sempat membuat Vaghwa terhambat saat penulisan bab IV.

Berhasil lulus dengan IPK 4 justru tidak pernah disangka oleh Vaghwa. Disamping kuliah, Vaghwa juga harus membagi waktunya dengan bekerja. Hal yang sangat sulit namun tetap harus dijalani. Perwira TNI-AU ini mengungkapkan bahwa dirinya selalu mengerahkan waktu dan pikirannya saat jam kuliah.

Beberapa tips belajar yang Vaghwa bagikan yakni, selalu merekam pembelajaran di kelas. Cara ini telah dia lakukan semenjak S1 yang kala itu masih berbentuk mp3. Menurutnya, hal ini berguna untuk bahan belajar lagi setelah jam kuliah.

Selain itu, Vaghwa menyebutkan bahwa dirinya bukan orang yang perfeksionis, tetapi tepat sasaran. Sama halnya mengerjakan soal ujian, Vaghwa berfokus pada soal yang dia kuasai dengan memberikan referensi dari jurnal atau paper. Hal inilah yang menunjang nilai Vaghwa saat di kelas.

Berbagai rintangan yang menghampiri telah berhasil dilewati oleh Vaghwa. Hal ini juga berkat bimbingan Dr. Akhmad Riqqi, M.Si yang mengantarkannya lulus dengan tepat waktu dan hasil yang memuaskan. Vaghwa juga mengungkapkan bahwa dirinya mendapat dukungan penuh dari keluarga terutama istri tercinta. Sang istri dengan latar belakang Doktor FISIP Universitas Indonesia menjadikan motivasi Vaghwa untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

Perjalanan pendidikan Vaghwa tidak hanya berhenti di sini. Keinginan melanjutkan program Doktor menjadi tujuan selanjutnya. Terlebih, Vaghwa mendapat dukungan dari para dosen untuk mengembangkan penelitian dan menggali lebih dalam di program Doktoral.

“Kita harus mencintai tantangan karena jika kita mencintai tantangan, maka dengan sendirinya tantangan akan melunak dan berbalik mencintai kita,” ungkap Vaghwa

Reporter: Pravito Septadenova Dwi Ananta (Teknik Geologi, 2019)