Rekaman Radio Singapore Internasional Edisi ITB
Oleh Krisna Murti
Editor Krisna Murti
Kamis, 18 Mei 2006 lalu, Radio Singapore Internsional (RSI) datang ke ITB. Mereka mengadakan rekaman untuk dua buah program acara mereka yaitu “25 Minutes” yang dikemas dalam bahasa Inggris dan”Forum” dalam bahasa Indonesia. Keduanya merupakan sebuah program yang berisi diskusi tentang masalah-masalah terkini. Selain melibatkan panelis, diskusi ini juga memberikan kesempatan bagi penonton diskusi untuk mengemukakan pendatapt. Untuk kesempatan kali ini, program diisi dengan panelis dan penonton dari masyarakat ITB.
Rekaman dilaksanakan di ruang multimedia STEI Labtek VIII. Ada lima buah diskusi yang direkam hari itu. Dua dalam bahasa Inggris untuk program “25 Minutes” dan tiga dalam bahasa Indonesia untuk program “Forum”. Pukul 11 siang, rekaman pertama untuk “25 Minutes” dengan tema RUU Anti Pronogrfi dan Pronoaksi dimulai. Panelisnya adalah Aji Nugroho (IF 04) dan Laras A. Pitayu (FA 03). Yang kedua, juga masih dalam Bahasa Inggris, tema yang diangkat adalah mengenai ketergantungan akan teknologi. Panelisnya Dr. Intan Ahmad dari SITH dan Dr. Mervin Hutabarat dari STEI.
Untuk program “Forum”, tema pertama adalah bagaimana meningkatkan prestasi teknologi informasi di Indonesia. Panelisnya antara lain Dr Jaka Sembiring dan Dr Surana. Tema berikutnya lebih santai, yaitu tentang distro. Kali ini panelisnya adalah Niken dari Toko Buku Kecil. Diskusi yang terakhir membahas mengenai bagaimana merangsang inovasi generasi muda Indonesia. Panelisnya adalah dekan STEI yaitu Prof. Dr. Ir. Adang Suwandi Ahmad.
Aji Rokhadi dari RSI menjelaskan, program “25 Minutes” dan “Forum” adalah sebuah program yang memang dibuat untuk kaum muda di Singapura. Menurutnya, di Singapura sebenarnya banyak kaum muda yang ingin terlibat dalam hal-hal politik, namun dalam bentuk yang lebih dekat kepada kehidupan mereka sehari-hari. Dengan program ini, mereka dapat mendengar pandangan, pemikiran dan pendapat kaum muda lainnya mengenai masalah-masalah terkini di negara lain. Jadi, dengan mendengar program edisi ITB ini, masyarakat dapat mengetahui bagaimana kira-kira pemikiran yang berkembang di ITB sekarang. Selain ITB, RSI sebelumnya telah mengadakan rekaman di Universitas Indonesia dan di Universitas Riau.
Walau tidak begitu banyak yang menonton, namun diskusi berjalan cukup interaktif. Hasil rekaman ini akan disiarkan di Siangpura Selain dapat didengarkan lewat internet, rekaman diskusi ini juga dapat didownload via i-pod di www.rsi.sg.
(gita)