Rektor Apresiasi Kerja Keras Tim SITUNG ITB

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id -- Rektor Institut Teknologi Bandung Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA., memberikan apresiasi tinggi kepada Tim SITUNG ITB yang telah bekerja keras menyelesaikan tugas membantu Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI dalam proses Pemilu Serentak 2019. Hal itu disampai Rektor saat bertemu dengan Tim SITUNG ITB di Rapim B, Gedung CCAR ITB, Jalan Tamansari no. 64 Bandung, Rabu (10/7/2019).

"Terima kasih kepada para anggota tim, yang telah berjasa bagi bangsa dan negara dalam proses Pemilu Serentak 2019 di Indonesia. Tim juga  mampu menjaga nama baik ITB," ujarnya.

SITUNG 2019 sendiri merupakan kepanjangan Sistem Informasi Penghitungan Suara Pemilu 2019. Ditemui secara terpisah, ketua Tim Situng ITB, Dr.Ir. Gusti Ayu Putri Saptawati S. M.Comm., menyampaikan, Tim SITUNG ITB merupakan penugasan resmi dari Rektor atas permintaan  KPU RI. Tim ini diharapkan dapat membangun SITUNG 2019 yang cepat, akurat, handal, dan aman. 

Dia melanjutkan, bahwa tugas tim sangatlah berat dalam proses membangun SITUNG 2019 dan mendampingi Tim KPU dalam operasionalisasinya sejak tanggal 17 April 2019. Tantangan yang dihadapi adalah waktu pembangunan SITUNG yang singkat, banyak jenis pemilihan (Pilpres, Pileg DPR, Plieg DPR Prov, Pileg DPR Kab/Ko, DPD), tekanan politis, serangan siber dan hoax.

Seperti diketahui Pemilu Serentak 2019 baru pertama kali diselenggarakan oleh KPU. Menurut Dr. Putri, atas dasar itulah, KPU memutuskan bahwa jika tidak dibantu dengan Teknologi , maka keterbukaan data, transparansi dan keterbukaan data tidak bisa disampaikan ke masyarakat.  Selain itu, SITUNG juga merupakan alat kontrol bagi KPU. "Hal tersebut adalah tugas yang berat, karena merupakan tugas negara dan amanah bangsa. Dengan dasar itu, dan dengan penugasan Rektor, maka kami bersedia menerima amanah ini," katanya.

Tim SITUNG ITB beranggotakan 27 orang, 9 orang di antaranya adalah dosen tetap dan sisanya adalah para PKWT. Semua tim memiliki latar belakang kompetensi  bidang Informatika. Diceritakan Dr. Putri, selain mengemban amanah besar dalam proses Pemilu 2019, para dosen ini tidak dibebastugaskan dari penugasan di Prodi Teknk Informatika. Sementara waktu yang tersedia sangat singkat  untuk membangun SITUNG 2019 dan Pemilu2019. 

"Tim kami memang banyak jumlahnya, sebab pekerjaan yang dilakukan pun memang banyak, kompleks dan kritikal. Kalau kita bicara fitur aplikasi maka ada sekitar 200 fitur yang harus kita bangun. Memang tidak kelihatan, tapi itulah dapurnya yang kita kerjakan," ucapnya.

Dia menjelaskan,  aspek keamanan sangat krusial agar bisa menangkal serangan siber. Kemudian tim juga mesti punya atribut untuk menangkal segala bentuk hoax yang muncul sejak SITUNG 2019 dan Pemilu2019 beroperasi. "Keamanan infrastruktur, data dan keamanan sistem juga perlu diperkuat. Kami kerjakan dalam waktu November 2018 sampai April 2019 atau sekitar 5 bulan," ucapnya.

Meskipun secara operasional penghitungan suara sudah selesai, namun Tim SITUNG masih tetap bekerja sampai saat ini karena masih perlu mendampingi Tim KPU menuntaskan tugasnya. Sebab dijelaskan Dr. Putri, sengketa Pileg masih berlangsung. "Kami masih diminta bertugas sampai November tahun ini," tambahnya.

Dr. Putri menegaskan bahwa SiTUNG 2019 yang dibangun untuk KPU sudah teruji. Meskipun pernah "diserang" namun sistem tidak menjadi down dan bisa ditanggulangi dengan baik. Bahkan diceritakannya, ketika SITUNG 2019  pernah diadukan ke Bawaslu, Bawaslu menyatakan bahwa tidak ada yang salah dengan SITUNG 2019. Termasuk saat proses sengketa ke MK. "Situng ini sudah bekerja sesuai fungsinya. Alhamdulillah teruji. Data yang kita tampilkan semuanya valid," tambahnya.