Rektor ITB Resmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya untuk Papua
Oleh Diviezetha Astrella Thamrin
Editor Diviezetha Astrella Thamrin
BANDUNG, itb.ac.id - Rektor ITB, Prof. Akhmaloka, meresmikan pemakaian pembangkit listrik tenaga surya untuk Gedung Balaikota Jayapura pada International Conference and Workshop on Solar Energy. Bertempat di Ballroom Hotel Grand Preanger Bandung, konferensi bertaraf internasional ini digelar pada Selasa-Rabu (11-12/12/12) dan bekerja sama dengan University of Twente, Belanda. Walikota Jayapura, Drs. Benhur Tommi Mano, MM, hadir langsung untuk prosesi simbolis penerimaan sistem energi tenaga surya bagi Papua tersebut.
Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya di Kota Jayapura tersebut merupakan salah satu hasil kerjasama ITB dengan University of Twente yang telah dimulai sejak tahun lalu. "Selain pembangkit listrik tenaga surya, ITB juga bekerja sama dengan University of Twente dalam mengembangkan pusat keilmuan dan pengetahuan energi surya," tutur Ketua Lembaga Penelitan dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITB, Prof. Wawan A. Gunawan.
Sistem energi surya yang dibangun ini termasuk sistem energi yang terbesar di Indonesia. Dengan kapasitas 35,46 kWp dan daya listrik 52.000 kWh per tahun, sistem energi surya ini dapat pula mereduksi emisi karbon sebesar 70 ton per tahun.
Pimpinan proyek dari Indonesia, Dr. Armi Susandi, memaparkan bahwa proyek pembangkit listrik tenaga surya ini merupakan salah satu upaya untuk mengatasi krisis energi fosil dengan memperkenalkan energi baru yang terbaharui. "Proyek ini juga merupakan bukti kerja sama konkret antara negara maju dan negara berkembang dalam mengatasi perubahan iklim global," imbuh Armi.
Akhmaloka berharap pembangunan sistem pembangkit listrik tenaga surya tersebut dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan di Kota Jayapura dengan menyalurkan energi listrik bagi gedung pemerintah daerah.
Dokumentasi: Anthya Paramaputra